tag:blogger.com,1999:blog-16443529703590370662024-03-13T19:54:29.204+07:00Syamsu HilalSyamsu Hilalhttp://www.blogger.com/profile/10684404044386131857noreply@blogger.comBlogger112125tag:blogger.com,1999:blog-1644352970359037066.post-37662556987545305602017-09-27T15:53:00.000+07:002017-09-27T15:53:09.055+07:00Sekilas Gambaran Surga<div align="center" class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; text-align: center; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: "Tahoma",sans-serif;">Oleh Syamsu
Hilal<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; text-indent: 42.55pt;">
<br /></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; text-indent: 42.55pt;">
<span style="font-family: "Tahoma",sans-serif;">Bagi orang-orang yang cinta akhirat,
kematian adalah akhir dari cobaan dan ujian dunia. Semua godaan syetan yang
selalu mengajak kepada kemegahan dunia tak ada lagi. Tinggallah amal shaleh
yang dilakukan di dunia telah menunggu dalam bentuk berbagai kenikmatan
ukhrowi. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; text-indent: 42.55pt;">
<i><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif;">“Sesungguhnya orang-orang yang beriman
dan mengerjakan amal saleh mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. Balasan
mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga `Adn yang mengalir di bawahnya
sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap
mereka dan merekapun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi
orang yang takut kepada Rabb-nya”</span></i><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif;">
(QS Al-Bayyinah [98]: 7-8).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; text-indent: 42.55pt;">
<span style="font-family: "Tahoma",sans-serif;">Ketika memasuki pintu surga, wajah para
penghuni surga berubah menjadi lebih bersih dan indah. Tak ada cacat pada
tubuhnya, meski ketika di dunia di antara mereka ada yang cacat. Mata mereka
bersinar, meski ketika di dunia di antara mereka ada yang buta. Mereka semuanya
sebaya dan muda, meski ketika di dunia di antara mereka ada yang wafat dalam usia
tua.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; text-indent: 42.55pt;">
<i><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif;">“Penduduk surga akan masuk ke dalam
surga dengan badan yang bersih dan bagus. Mata mereka seolah-olah memakai
sipat, seperti layaknya pemuda berumur tiga puluh tiga tahun”</span></i><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif;"> (HR Ahmad).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; text-indent: 42.55pt;">
<i><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif;">“Rombongan pertama yang masuk surga,
wajah mereka bagaikan bulan purnama. Rombongan berikutnya, wajah mereka
bagaikan bintang bercahaya seperti mutiara yang paling terang di langit. Mereka
tidak buang air seni, tidak buang air besar, tidak meludah, dan tidak keluar
ingus. Sisir mereka dari emas. Bau mereka seharum minyak kesturi. Pedupaan
mereka dari kayu uluwah. Istri-istri mereka para bidadari. Akhlak mereka sama.
Tubuh mereka setinggi moyang mereka (Nabi Adam As.), yaitu enam puluh hasta”</span></i><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif;"> (HR Muslim).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; text-indent: 42.55pt;">
<span style="font-family: "Tahoma",sans-serif;">Bergitu memasuki pintu surga, mereka
sudah dapat melihat bangunan-bangunan serta istana-istana yang dibangun dengan
batu bata yang terbuat dari emas dan perak. <i>“Batu batanya terbuat dari emas
dan perak, lantainya wangi minyak kesturi, kerikilnya terbuat dari mutiara dan
permata, dan tanahnya wangi za’faron”</i> (HR Thabrani).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; text-indent: 42.55pt;">
<span style="font-family: "Tahoma",sans-serif;">Para penghafal Al-Qur`an yang masuk
surga diperintahkan untuk membaca ayat yang pernah mereka hafal. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; text-indent: 42.55pt;">
<i><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif;">“Dikatakan kepada para penghafal
Al-Qur`an, ‘Bacalah dan tinggikan suaramu. Kumandangkanlah Al-Qur`an
sebagaimana kamu dahulu mengumandangkannya di dunia. Sesungguhnya kedudukanmu
di surga terletak pada akhir ayat yang kamu baca’” </span></i><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif;">(HR Abu Daud dan Ahmad).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; text-indent: 42.55pt;">
<span style="font-family: "Tahoma",sans-serif;">Maka bergemalah suara bacaan Al-Qur`an
secara <i>tartil</i>. Bersamaan dengan meningginya suara mereka, meninggi
jugalah derajat mereka. Derajat mereka di surga akan terus meningkat sampai
akhir ayat yang mereka hafal. Jarak antara derajat yang satu dengan yang
lainnya bagaikan jarak antara langit dan bumi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; text-indent: 42.55pt;">
<span style="font-family: "Tahoma",sans-serif;">Di antara penghuni surga yang diangkat
derajatnya, ada yang bertanya-tanya apa gerangan penyebab dari itu semua.
Karena dia merasa tidak memiliki amalan khusus sehingga pantas baginya untuk
mendapatkan balasan tersebut.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; text-indent: 42.55pt;">
<i><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif;">“Sesungguhnya akan didapati seseorang
terangkat derajatnya di surga, dan ia bertanya-tanya, ‘Mengapa saya bisa begini?’
Maka dikatakanlah kepadanya, ‘Itu karena istighfar anakmu yang ditujukan
untukmu’”</span></i><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif;"> (HR Ahmad).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; text-indent: 42.55pt;">
<span style="font-family: "Tahoma",sans-serif;">Salah seorang penghuni surga yang mati
syahid di medan pertempuran meminta kepada Allah Swt. agar dikembalikan ke
dunia, sehingga ia dapat berperang di jalan Allah dan syahid berkali-kali.<i> </i>Dalam
hadits qudsi, <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; text-indent: 42.55pt;">
<i><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif;">“…Allah Swt. berfirman, ‘Mintalah dan
bermohonlan.’ Orang itu berkata, ‘Ya Rabb, tidak ada yang aku pinta kecuali
Engkau mengembalikan aku ke dunia untuk kembali berjihad hingga aku terbunuh di
jalan-Mu sebanyak sepuluh kali.’ Ia mengatakan demikian setelah ia melihat
kelebihan-kelebihan yang diberikan Allah kepada orang yang mati syahid”</span></i><span style="font-family: "Tahoma",sans-serif;"> (HR Muslim dan Ahmad).</span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; text-indent: 42.55pt;">
<span style="font-family: Tahoma, sans-serif; text-indent: 42.55pt;">Itulah sekilas gambaran tentang surga
dengan segala kenikmatannya. Sudahkan kita merencanakan untuk menggapai
kenikmatan abadi tersebut? </span><i style="font-family: Tahoma, sans-serif; text-indent: 42.55pt;">Wallahu a’lam bishshawab.</i></div>
Syamsu Hilalhttp://www.blogger.com/profile/10684404044386131857noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1644352970359037066.post-76964958816048673822017-09-26T12:48:00.000+07:002017-09-26T12:48:32.407+07:00Ujian Keimanan<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: center;">
<span style="font-family: "Garamond",serif;">Oleh: Syamsu Hilal<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Garamond",serif;">Allah Swt.
menegaskan bahwa di dalam keimanan itu ada ujian. </span><span lang="DE" style="font-family: "Garamond",serif; mso-ansi-language: DE;">Maka, dengan menguji
iman, kualitas ketaqwaan seseorang akan berbeda-beda. Semakin kokoh keimanan
seseorang, semakin berat ujiannya. </span><span style="font-family: "Garamond",serif;">Ujian
keimanan harus ada untuk mematangkan dan mengokohkan keimanan itu sendiri.
Orang-orang Mukmin yang lulus dalam ujian keimanannya dan merasa tenang dengan
keimanannya itu akan meningkat derajatnya di sisi Allah Swt. Dan Allah akan
menambahkan keimanan kepada Mukmin tersebut. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<i><span style="font-family: "Garamond",serif;">“Dia-lah
yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mu'min supaya
keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan
kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui
lagi Maha Bijaksana”</span></i><span style="font-family: "Garamond",serif;"> (QS
Al-Fath [48]: 4).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span lang="ES" style="font-family: "Garamond",serif; mso-ansi-language: ES;">Ujian keimanan pada dasarnya adalah ujian atas amal saleh.
Karena untuk menguji kebenaran iman seseorang, Allah Swt. menggunakan parameter
amal saleh. Ujian atas amal saleh bisa berasal dari dalam dan dari luar. Rasulullah
Saw. dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Bakar bin Lai mengatakan,
“Orang Mukmin senantiasa berada di antara lima ancaman berat, yaitu Mukmin yang
mendengkinya, munafik yang membencinya, kafir yang memeranginya, syetan yang
menyesatkannya, dan hanwa nafsu yang melawannya.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span lang="ES" style="font-family: "Garamond",serif; mso-ansi-language: ES;">Rasulullah Saw., <i>“Mengatakan ada tiga hal yang
merupakan pangkal kebinasaan, yaitu kikir yang ditaati, hawa nafsu yang
diikuti, dan ‘ujub seseorang kepada dirinya sendiri”</i> (HR Muslim).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span lang="ES" style="font-family: "Garamond",serif; mso-ansi-language: ES;">Ujian keimanan yang terberat adalah menghadapi sikap
idealisme dan keputusasaan. Di antara Muslim, ketika berdakwah, ada yang tidak
mau dan atau tidak sanggup menghadapi realitas kehidupan yang ada, sehingga
mereka melakukan <i>‘uzlah</i> (menyendiri). Dan di antara Muslim, ada juga
yang tidak sabar menanti kemenengan yang dijanjikan Allah Swt., sehingga mereka
berputus asa dalam berdakwah. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span lang="PT-BR" style="font-family: "Garamond",serif; mso-ansi-language: PT-BR;">Maka, cukuplah bagi kita firman Allah Swt., <i>“Dan
(ingatlah) ketika suatu umat di antara mereka berkata, ‘Mengapa kamu menasehati
kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau mengazab mereka dengan azab yang
amat keras?’ Mereka menjawab, ‘Agar kami mempunyai alasan (pelepas tanggung
jawab) kepada Tuhanmu, dan supaya mereka bertakwa.’ Maka tatkala mereka
melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan orang-orang yang
melarang dari perbuatan jahat dan Kami timpakan kepada orang-orang yang zalim
siksaan yang keras, disebabkan mereka selalu berbuat fasik”</i> (QS Al-A’raf
[7]: 164-165).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: Garamond, serif; text-indent: 0.5in;">Rintangan idealisme dan keputusasaan adalah dua dari
sejumlah rintangan keimanan. Setiap Muslim harus senantiasa meningkatkan
pemahaman keislamannnya, dan mulai menjadi orang pertama yang menerapkan
nilai-nilai Islam dalam kehidupan nyata. Hanya dengan membuktikan keimanan
dalam bentuk amal nyata, setiap Muslim akan semakin dewasa dan matang dalam
mengarungi samudera kehidupan yang penuh dengan ujian dan cobaan. </span><i style="font-family: Garamond, serif; text-indent: 0.5in;">Wallahu
a’lam bishshawab</i><span style="font-family: Garamond, serif; text-indent: 0.5in;">.</span></div>
Syamsu Hilalhttp://www.blogger.com/profile/10684404044386131857noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1644352970359037066.post-75538535028330511292017-09-20T13:41:00.001+07:002017-09-20T13:41:16.368+07:00Teman Sejati<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;">
<span style="color: #181818; font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Oleh
Syamsu Hilal<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="color: #181818; font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Dan
(ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya
(menyesal), seraya berkata, ‘Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan
bersama-sama Rasul.’ Kecelakaan besarlah bagiku, seharusnya aku (dulu) tidak menjadikan
si fulan itu teman akrabku. Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari
Al-Qur`an ketika Al-Qur`an itu datang kepadaku. Dan adalah syaitan itu tidak
mau menolong manusia” (QS Al-Furqan [25]: 27-29).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="color: #181818; font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Ayat
di atas adalah ungkapan penyesalan seorang Muslim di hadapan Pengadilan Allah
Swt. lantaran telah memilih teman akrab dari kalangan orang-orang fasik,
munafik, dan kafir ketika di dunia. Penyesalan seperti itu tak ada manfaatnya,
karena diungkapkan pada saat musim panen. Seandainya penyesalan itu disadari
ketika musim tanam, maka setiap kita dapat langsung mengganti tanaman yang tak
berguna dengan tanaman yang bermanfaat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="color: #181818; font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Dalam
Islam, teman bukan sekedar kawan duduk yang tidak menentukan nasib kita di
akhirat. Rasulullah Saw. membuat tamsil, “<em><span style="font-style: normal; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Permisalan teman yang baik
dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai
besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau membeli
minyak wangi darinya. Kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harumnya.
Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu. Kalau pun
tidak, engkau tetap mendapatkan bau asapnya</span></em>” (HR Bukhari dan Muslim).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="color: #181818; font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Untuk
itu, Rasulullah Saw. memerintahkan memilih teman yang dapat mengingatkan kita
kepada kehidupan akhirat. “<em><span style="font-style: normal; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Seseorang itu mengikuti agama
teman dekatnya, maka perhatikan dengan siapa seseorang itu berteman akrab” </span></em>(HR Abu Daud dan
Tirmidzi<em><span style="font-style: normal; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">, </span></em>dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani).<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="color: #181818; font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Ibnu
Qudamah <em>rahimahullah</em>
berkata, “<em><span style="font-style: normal; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Secara umum, hendaknya orang yang engkau pilih menjadi sahabat
memiliki lima sifat berikut; orang yang berakal, memiliki akhlak yang baik,
bukan orang fasik, bukan ahli </span></em><em>bid’ah</em><em><span style="font-style: normal; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">, dan bukan orang yang rakus
terhadap dunia</span></em>” <i>(<em>Mukhtasar Minhajul Qashidin</em>)</i>.<o:p></o:p></span></div>
Syamsu Hilalhttp://www.blogger.com/profile/10684404044386131857noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1644352970359037066.post-31970148972116568322017-09-06T14:18:00.000+07:002017-09-06T14:18:31.683+07:00Satu Kata dan Perbuatan<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
Oleh:
Syamsu Hilal<o:p></o:p></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<i>“Hai
orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat?
Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada
kamu kerjakan”</i> (QS Ash-Shaff: 2-3).<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;">
Ayat di
atas sedang membicarakan orang yang mengatakan sesuatu yang tidak mereka
kerjakan. Mungkin di antara mereka ada yang mengatakan A, tapi sesungguhnya dia
tidak melakukannya sama sekali. Mereka berdusta, hanya karena ingin mendapatkan
pujian dari orang lain. Atau mereka mengatakan A, tapi sesungguhnya yang ia
kerjakan adalah B, sesu<span lang="IN">a</span>tu yang
bertentangan dengan A. Mengapa Allah Swt. murka kepada orang seperti itu?<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;">
<b>Pertama</b>, karena
Allah sangat membenci orang-orang munafik. <span lang="PT-BR">Rasulullah Saw. bersabda, “Tanda-tanda orang munafik
ada tiga. Jika berjanji, mengingkari, jika berkata, dusta, dan jika dipercaya,
khianat.”</span><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;">
<span lang="PT-BR">Senada dengan ayat di
atas, Allah Swt. menjelaskan tentang perilaku orang-orang munafik yang
membahayakan umat Islam. Lakon ini pernah diperankan oleh Abdullah bin Ubay bin
Salul pada masa Rasulullah Saw. Di hadapan Rasulullah Saw. dan di tengah-tengah
kaum Muslimin, Abdullah bin Ubay menampakan sikap dan sifat keislamannya. Dia
shalat bersama Rasulullah Saw. dan para sahabatnya. Akan tetapi, ketika ia
kembali ke Mekkah dan bertemu dengan para pembesar musyrikin Quraisy, Abdullah
bin Ubay memfitnah, menghasut, dan menjelek-jelekkan kaum Muslim seraya
menampakkan kebenciannya kepada Islam dan kaum Muslimin.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;">
<i><span lang="DE">“Dan bila mereka berjumpa
dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan, ’Kami telah beriman.’ Dan
bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan,
’Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok’“</span></i><span lang="DE"> (QS Al-Baqarah: 14).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;">
<b><span lang="DE">Kedua</span></b><span lang="DE">, karena Allah Swt. sangat membenci orang yang hanya
berkata saja tanpa mau melakukan apa yang ia katakan. Termasuk ke dalam
kategori ini, mungkin, orang yang lebih banyak bicara ketimbang berbuat. Oleh
karena itu, seorang juru dakwah, <i>khatib</i>, penceramah, atau <i>muballigh</i>
adalah orang-orang yang seharusnya telah melaksanakan apa-apa yang mereka
sampaikan kepada audiens atau masyarakat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;">
<span lang="DE">Kaum Muslimin generasi pertama lebih banyak menyebarkan
Islam dengan perilaku dan bukti nyata daripada bicara hanya untuk pencitraan
semata. Mereka memberikan keteladanan dengan akhlak terpuji, bukan dengan
berita yang berisi kumpulan janji. Dan kasih sayang mereka kepada sesama umat
manusia adalah fakta, bukan sekedar cerita.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;">
<span style="text-indent: 28.35pt;">Semoga para pemimpin dan tokoh masyarakat di Indonesia
dapat meneladani sikap dan perilaku Rasulullah Saw., para sahabat, dan
orang-orang saleh yang mendapat hidayah dari Allah Swt. </span><i style="text-indent: 28.35pt;">Wallahu a’lam bish
shawab.</i></div>
Syamsu Hilalhttp://www.blogger.com/profile/10684404044386131857noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1644352970359037066.post-13652983739158519892017-08-30T13:39:00.000+07:002017-08-30T13:39:15.298+07:00Melatih Keimanan<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Oleh Syamsu
Hilal<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">S</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">uatu ketika Abu Bakar menemui</span><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> Hanzalah</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> dan </span><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">menyapanya</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">, “Bagaimana keadaanmu wahai Hanzhalah?”</span><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> Hanzahalah menjawab</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">, “Hanzhalah telah munafik.” Abu Bakar </span><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">terkejut</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">, “<i>Subhanallah</i>! Apa yang kamu ucapkan?”
Hanzhalah menjawab, “Ketika kami berada di sisi Rasulullah Saw., beliau
mengingatkan kepada kami mengenai neraka dan surga sampai-sampai seolah-olah
kami benar-benar bisa melihatnya secara langsung dengan mata kepala kami saat itu.
Namun, ketika kami sudah meninggalkan majelis Rasulullah Saw., kami pun sibuk
bersenang-senang dengan istri-istri dan anak-anak, serta sibuk dengan pekerjaan
kami sehingga kami banyak lupa.” Abu Bakar </span><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">berkata</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">, “Demi Allah, aku pun menjumpai perkara yang serupa.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Maka Hanzhalah bersama Abu Bakar beranjak menemui Rasulullah Saw. </span><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">D</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">i hadapan Nabi
Saw.,</span><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> Hanzhalah berkata,</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> “Hanzhalah telah</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">munafik, wahai Rasulullah.” Rasulullah Saw.
bertanya, “Apa yang kamu maksudkan?” Hanzhalah mengatakan sebagaimana yang ia ungkapkan
kepada Abu Bakar. Mendengar uraian Hanzhalah, Rasulullah Saw. berkata, “Demi
Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, seandainya kalian selalu berada dalam
kondisi sebagaimana ketika berada di sisiku dan terus-menerus sibuk dengan dzikir
niscaya para Malaikat akan menyalami kalian di atas tempat pembaringan dan di
jalan-jalan kalian. Namun, wahai Hanzhalah <i>“saa’atan wa saa’atan</i>
(setahap demi setahap).” Beliau mengucapkannya sebanyak tiga kali (HR Muslim).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Mukmin yang sedang berusaha <i>taqarrub ilallah</i> (mendekatkan diri
kepada Allah), umumnya merasakan apa yang dirasakan oleh Hanzhalah. </span><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Kondisi iman yang naik-turun adalah <i>sunnatullah</i>, sebagaimana
juga </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">pernah </span><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">diingatkan oleh Rasulullah Saw. Iman naik ketika berada di
lingkungan orang-orang saleh. Sebaliknya</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">,</span><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> iman turun ketika berada di
lingkungan <i>ahlul</i> maksiat. Oleh sebab itu, Rasulullah Saw. mengajarkan
agar kita menumbuhkan iman s</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">ecara bertahap</span><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> (<i>saa’atan wa saa’atan</i>)</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">. Salah satunya dengan cara berkumpul bersama
orang-orang saleh.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Allah Swt. memerintahkan agar orang-orang beriman untuk meningkatkan
keimanannya, “Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan
Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab
yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian,
maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya” (QS An-Nisa’ [4]: 136).<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Bila puncak kesuksesan harus dicapai dengan kerja keras secara bertahap dan
terus menerus, maka puncak keimanan (taqwa) harus diraih melalui latihan
keimanan setahap demi setahap dengan cara meningkatkan ketaatan kepada Allah
Swt. dan Rasul-Nya. Setiap kali berhasil menjalankan suatu ketaatan atas sebuah
perintah atau larangan Allah dan Rasul-Nya, kita harus mempertahankannya sambil
berusaha menambah pelaksanaan ketaatan lainnya. Demikian seterusnya hingga kita
mencapai derajat taqwa. <i>Wallahu a’lam bish shawab</i>.<o:p></o:p></span></div>
Syamsu Hilalhttp://www.blogger.com/profile/10684404044386131857noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1644352970359037066.post-19087271125226097962017-08-23T11:38:00.004+07:002017-08-23T11:38:58.963+07:00Lokomotif Kebaikan<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Oleh Syamsu Hilal<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Jarir bin Abdullah </span><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">r</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">a. mengisahkan, beberapa orang Arab
pedalaman datang kepada Rasulullah Saw. dengan mengenakan pakaian lusuh dan
kumal. Melihat kondisi mereka, beliau merasa iba. Lalu Nabi Saw. mengimbau para
sahabat untuk membantu mereka. Namun, tak seorang pun yang bergerak untuk merespons
ajakan beliau.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Tiba-tiba seorang pria Anshar bangkit dan memberikan sejumlah uang
sedekah. Inisiatif baik pria Anshar tersebut lalu diikuti oleh yang lain,
hingga banyak sahabat ikut memberikan sedekah. Wajah Rasulullah Saw. tampak
bahagia. Lalu beliau bersabda, “Siapa yang memberi teladan kebaikan dalam
Islam, lalu diikuti oleh orang lain, maka untuknya pahala, dan pahala
orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi sedikit pun pahala yang mereka
peroleh. Sebaliknya, siapa yang memberi contoh keburukan dalam Islam, lalu
diikuti oleh orang lain, maka baginya dosa, dan dosa orang-orang yang
mengikutinya tanpa mengurangi dosa yang mereka perloleh” (HR Muslim).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Hadits ini menggambarkan bahwa pahala dan dosa yang dilakukan
seseorang ternyata tidak hanya berdampak pada dirinya sendiri, tapi juga pada
lingkungan masyarakat sekitarnya. Dalam Islam, dampak pahala dan dosa menganut
sistem Multi Level Marketing (MLM). Artinya, orang pertama yang melakukan
kebaikan akan mendapat pahala berlipat ganda jika aktivitas kebaikannya itu diikuti
orang lain. Begitu pula dengan perbuatan dosa.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Di sinilah rahasia sabda Rasulullah Saw. tentang kualitas iman Abu Bakar
Ash-Shiddiq Ra., “Jika ditimbang iman Abu Bakar dibanding dengan iman umat ini,
maka akan lebih berat iman Abu Bakar.” Sebabnya adalah ketika orang lain
mendustakan Rasulullah Saw., Abu Bakar selalu membenarkannya. Banyak sahabat
Rasul Saw. yang beriman karena dakwah Abu Bakar. Bahkan Abu Bakar selalu
menjadi lokomotif kebaikan, sampai-sampai sahabat lain tak mampu menandinginya.
Dengan pahala yang sangat besar itu, Abu Bakar termasuk salah seorang sahabat
yang dijamin masuk surga.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Orang-orang yang menjadi lokomotif kebaikan juga berpeluang besar
mendapatkan ampunan dan permaafan dari Allah Swt. seandainya mereka -- dengan
tidak disengaja atau dalam keadaan sangat terpaksa -- berbuat maksiat. Inilah
yang terjadi pada Hatib bin Abi Balta’ah yang mendapat ampunan dan permaafan
dari Allah Swt. dan Rasul-Nya ketika ia lalai membocorkan strategi <i>Fathu Makkah</i>
kepada para pembesar kafir Quraisy akibat tekanan psikologis yang sangat berat.
Allah Swt. dan Rasulul-Nya memaafkan kekeliruan Hatib lantaran ia termasuk <i>ahlul
Badar</i>.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; text-indent: 0.5in;">Islam menyuruh kita agar selalu berlomba-lomba dalam kebaikan </span><i style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; text-indent: 0.5in;">(fastabiqul
khairat)</i><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; text-indent: 0.5in;">. Setiap Muslim dapat memulainya di lingkungan keluarga, di kantor
tempat bekerja, atau di tempat apa saja di mana benih-benih kebaikan dapat
ditebar agar tumbuh menjadi pohon-pohon kebaikan yang dapat menghasilkan buah bermanfaat.
</span><i style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; text-indent: 0.5in;">Wallahu a’lam.</i></div>
Syamsu Hilalhttp://www.blogger.com/profile/10684404044386131857noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1644352970359037066.post-36805490552945751782017-08-22T12:53:00.000+07:002017-08-22T12:53:37.040+07:00Ihsan dalam Menyembelih Hewan Qurban<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 115%; margin-bottom: 10.0pt; text-align: center;">
<span style="font-family: "Garamond",serif;">Oleh: Syamsu Hilal<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 115%; margin-bottom: 10.0pt; text-align: center; text-indent: 27.0pt;">
<i><span lang="IN" style="font-family: "Garamond",serif; mso-ansi-language: IN;">Diriwayatkan dari Abu Ya’la Syaddad bin Aus Ra., dari
Rasulullah Saw. bahwa beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah menetapkan kebaikan
(ihsan) atas segala sesuatu. Bila kalian membunuh, maka lakukanlah pembunuhan
itu dengan cara yang terbaik, dan jika kalian menyembelih, maka lakukanlah
penyembelihan itu dengan cara yang terbaik. Hendaklah salah seorang di antara
kalian menajamkan pisaunya dan menenangkan hewan yang disembelihnya” </span></i><span lang="IN" style="font-family: "Garamond",serif; mso-ansi-language: IN;">(HR Muslim).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; margin-bottom: 10.0pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; margin-bottom: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Garamond",serif; mso-ansi-language: IN;">Berbuat ihsan terhadap segala sesuatu adalah sebuah
kewajiban syar’i sebagaimana firman Allah Swt., “Sesungguhnya Allah menyuruh
kamu berbuat adil dan ihsan...” (QS An-Nahl: 90).</span><span lang="IN" style="font-family: "Garamond",serif;"> </span><span lang="IN" style="font-family: "Garamond",serif; mso-ansi-language: IN;">Dalam ayat lain disebutkan, “...Dan
berbuat ihsan-lah kalian, karena Allah menyukai orang-orang yang berbuat ihsan”
(QS Al-Baqarah: 195).</span><span style="font-family: "Garamond",serif;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; margin-bottom: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">
<span style="font-family: "Garamond",serif;">Ihsan
berasal dari kata <i>hasana yuhsinu</i>, yang artinya adalah berbuat baik,
sedangkan bentuk <i>masdar</i>-nya adalah <i>ihsanan</i>, yang artinya
kebaikan. Allah Swt. berfirman dalam Al-Qur`an mengenai hal ini, <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; margin-bottom: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">
<span style="font-family: "Garamond",serif;">“Jika kamu
berbuat baik, (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri…” (Al-Isra’: 7)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; margin-bottom: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">
<span style="font-family: "Garamond",serif;">“Dan berbuat
baiklah (kepada oraang lain) seperti halnya Allah berbuat baik terhadapmu…” (QS
Al-Qashash: 77).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; margin-bottom: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">
<span style="font-family: "Garamond",serif;">Ibnu
Katsir mengomentari ayat di atas dengan mengatakan bahwa kebaikan yang dimaksud
dalam ayat tersebut adalah kebaikan kepada seluruh makhluk Allah Swt.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; margin-bottom: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Garamond",serif; mso-ansi-language: IN;">Termasuk </span><span style="font-family: "Garamond",serif;">perbuatan
</span><span lang="IN" style="font-family: "Garamond",serif; mso-ansi-language: IN;">ihsan </span><span style="font-family: "Garamond",serif;">adalah ketika </span><span lang="IN" style="font-family: "Garamond",serif; mso-ansi-language: IN;">menyembelih
hewan </span><span style="font-family: "Garamond",serif;">qurban, yaitu</span><span lang="IN" style="font-family: "Garamond",serif; mso-ansi-language: IN;"> dengan
mengasah pisau hingga tajam, karena hal ini akan menenangkan hewan yang
disembelih dan mempercepat kematiannya. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Ibnu
Majah dari Ibnu Umar Ra., ia berkata, “Rasulullah Saw. memerintahkan untuk
menajamkan pisau dan menyembunyikannya dari binatang yang akan disembelih.”
Rasulullah Saw. bersabda, “Jika salah seorang di antara kalian hendak
menyembelih hewan, makan sembelihlah dengan sekali sembelihan.” Maksudnya tidak
boleh mengangkat pisau dan kemudian mengulang lagi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; margin-bottom: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Garamond",serif; mso-ansi-language: IN;">Termasuk ihsan dalam menyembelih hewan adalah dengan cara
menuntun </span><span style="font-family: "Garamond",serif;">hewan</span><span lang="IN" style="font-family: "Garamond",serif; mso-ansi-language: IN;"> yang hendak
disembelih dengan lembut. Dalam Sunan Ibnu Majah terdapat sebuah riwayat dari
Abu Said al-Khudri, ia berkata, “Rasulullah Saw. melewati seseorang yang
menuntun seekor kambing dengan menarik telinganya, maka Rasulullah Saw
bersabda, ‘Lepaskanlah telinganya dan pegang bagian depan lehernya.’” Imam
Ahmad berkata, “Binatang yang akan disembelih dituntun ke tempat penyembelihan
dengan lembut, disembunyikan darinya pisau yang akan digunakan untuk
menyembelih, dan tidak ditampakkan kecuali ketika hendak menyembelihnya.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; margin-bottom: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Garamond",serif; mso-ansi-language: IN;">Berbuat ihsan ketika menyembelih hewan juga dilakukan
dengan cara memotong urat lehernya hingga putus. Disebutkan dalam Sunan Abu
Daud, dari Ibnu Abbas Ra., dari Abu Hurairah Ra., dari Nabi Saw. bahwa beliau
melarang menyembelih hewan yang hanya melukai kulitnya dan tidak memotong urat
lehernya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; margin-bottom: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Garamond",serif; mso-ansi-language: IN;">Juga dianjurkan agar tidak menyembelih hewan di depan
hewan lainnya, namun menghadapkan hewan yang akan disembelih ke arah kiblat,
membaca <i>basmallah</i>, membiarkannya hingga mati, menghadirkan niat untuk
mendekatkan diri kepada Allah, dan mengakui bahwa binatang yang disembelihnya
adalah pemberian Allah Swt., karena Allah-lah yang telah menundukkan dan
memberikan hewan-hewan itu untuk kita.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 115%; margin-bottom: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">
<span lang="IN" style="font-family: Garamond, serif; text-indent: 42.55pt;">Termasuk ihsan terhadap hewan adalah tidak membebani di
luar kemampuannya. Tidak menaikinya kecuali diperlukan, dan tidak memeras
susunya kecuali jika tidak membahayakan anaknya.</span><span lang="IN" style="font-family: Garamond, serif; text-indent: 42.55pt;"> </span><i style="text-indent: 42.55pt;"><span style="font-family: "Garamond",serif;">Wallahu
a’lam bish shawab.</span></i></div>
Syamsu Hilalhttp://www.blogger.com/profile/10684404044386131857noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1644352970359037066.post-34680024977554674372017-08-21T12:36:00.002+07:002017-08-21T13:07:37.877+07:00Hati yang Tenang<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Oleh Syamsu
Hilal<b><o:p></o:p></b></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Hidup yang
damai, aman, dan serba berkecukupan adalah sesuatu yang didambakan setiap
insan. Namun, <i>sunnatullah</i> kehidupan tidak selamanya berjalan sesuai
dengan yang kita inginkan. <i>Life is never flat</i>. Jalan kehidupan tidak
selalu lurus, kadang penuh liku, penuh onak dan duri. Dan tanpa kita sadari,
justru liku-liku kehidupan dengan segala tantangannya membuat kita semakin <i>struggle</i>
dan <i>survive</i>. Kisah-kisah tentang “kesuksesan” seseorang dalam menempuh
kehidupan hampir selalu ditandai oleh keberhasilannya mengatasi segala macam
tantangan yang ia hadapi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kesuksesan di
dunia hampir selalu dinilai dari keberhasilan seseorang dalam mengumpulkan
harta dan memegang jabatan. Semakin banyak harta yang berhasil dikumpulkan dan atau
semakin tinggi jabatan yang berhasil diduduki, maka akan dipandang sebagai
orang yang sukses. Meski sudah banyak penelitian tentang rahasia kesuksesan
dalam meraih kehidupan di dunia ditambah dengan banyaknya buku-buku tentang
biografi orang-orang sukses, namun belum banyak penelitian ilmiah tentang
rahasia meraih ketenteraman dalam hidup. Dan dari sejumlah penelitian ilmiah
tentang rahasia ketenteraman jiwa, tidak ada satu pun yang menyimpulkan bahwa
harta yang berlimpah dan atau jabatan yang tinggi berkorelasi positif terhadap
ketenteraman jiwa.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Orang miskin
mengira orang kaya hidupnya tenteram, karena seluruh kebutuhan hidupnya
terpenuhi. Akan tetapi, orang kaya yang dikira hidup tenteram, dalam kacamata
dunia, sesungguhnya sama gelisahnya dengan orang miskin. Orang miskin hidup
gelisah lantaran kebutuhan hidupnya belum terpenuhi, sedangkan orang kaya gelisah
karena takut kehilangan hartanya. Selama ketenangan dan ketenteraman jiwa
diukur dengan timbangan dunia, maka ketenangan dan ketenteraman jiwa itu tidak
akan pernah diperoleh. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Allah Swt.
telah memberikan resep mujarab untuk manusia yang ingin meraih ketenangan dan
ketenteram jiwa. <i>“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi
tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah
hati menjadi tenteram”</i> (QS Ar-Ra’d: 28).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-indent: 28.35pt;">Ketenteraman jiwa
hanya akan diraih dengan <i>dzikir</i> </span><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-indent: 28.35pt;">(mengingat Allah) di setiap waktu dan tempat, pada setiap
ayunan langkah kaki, pada setiap ucapan lisan, hingga hati menemukan tempat
berteduh, yaitu di bawah naungan Rahmat Allah Swt. Hati yang selalu terhubung
dengan Allah, meyakini bahwa segala sesuatu bermula dari Allah dan berakhir
kepada Allah jua. </span><i style="text-indent: 28.35pt;"><span style="font-family: "times new roman" , serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Wallahu a’lam bishshawab.</span></i></div>
Syamsu Hilalhttp://www.blogger.com/profile/10684404044386131857noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1644352970359037066.post-48722808156395255722017-08-20T21:38:00.000+07:002017-08-20T21:38:16.109+07:00Hati yang Hidup<div align="center" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: center;">
<span lang="IN">Oleh: Syamsu Hilal<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: center;">
<i><span lang="IN">Abu Hurairah
berkata, Rasulullah Saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak melihat rupa dan
harta kalian, akan tetapi Dia melihat kepada hati dan perbuatan kalian </span></i><span lang="IN">(HR Muslim).<i><o:p></o:p></i></span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span lang="IN">Hadits ini begitu berkesan
di hati para sahabat dan generasi setelahnya, sehingga mereka senantiasa
menjaga hati, agar tidak terkotori dengan cara menghindari perbuatan dosa.
Mereka juga selalu membersihkan hati dengan cara bertaubat manakala sebuah dosa
telanjur meninggalkan noktah hitam di hatinya.<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span lang="IN">Generasi pertama Islam,
yaitu para sahabat yang hidup di masa Rasulullah Saw., memiliki hati yang
hidup. </span>Hati
mereka dipenuhi keimanan yang selalu memancarkan cahaya ke segenap jiwa dan
raga, sehingga mendorong mereka untuk selama melakukan ketaatan kepada Allah
Swt. dan Rasul-Nya. Sampai-sampai penyakit <i>al-wahn</i> (cinta dunia dan
takut mati) tak mampu mengototi hati mereka. Meski di antara mereka ada yang
diuji dengan gelimang harta, seperti ‘Utsman bin ‘Affan dan Abdurrahman bin
‘Auf, akan tetapi hati mereka tak pernah terpengaruh dengan gemerlap dunia.
Hati mereka terikat kuat pada Allah Swt. dan Rasul-Nya.<o:p></o:p></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span lang="IN">Orang-orang yang memiliki
hati yang hidup sangat sensitif dengan perbuatan dosa. Bahkan mereka sering
mengaitkan musibah yang menimpa dirinya dengan dosa yang pernah dilakukannya.
Ubaidillah bin As-Suri mengisahkan bahwa Al-Qudwah bin Sirin (seorang <i>tabi’in</i>)
berkata, “Aku tahu dosa apa yang membuatku dililit hutang. Empat puluh tahun
lalu aku pernah bekata kepada seseorang, ‘Hai orang yang bangkrut.’” Ibnu
al-Jauzi menceritakan bahwa seorang salafush shalih pernah memaki dirinya, lalu
dia menempelkan pipinya ke tanah sambil berkata, “Ya Allah, ampuni dosaku.
Karena dosaku, Engkau membuat orang itu memaki diriku.” Kita menyakini bahwa tak
ada orang yang mampu mengingat dosa yang pernah dilakukan empat pulu tahun yang
lalu, kecuali orang tersebut sedikit berbuat dosa, sehingga dia mampu
menghitungnya.</span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="text-indent: 0.5in;">Hati yang hidup akan
menjadi bekal manusia di Hari Kebangkitan, ketika harta dan anak-anak tidak
lagi berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.
</span><i style="text-indent: 0.5in;">Wallahu a’lam bish shawab.</i></div>
Syamsu Hilalhttp://www.blogger.com/profile/10684404044386131857noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1644352970359037066.post-73072969854977593322017-08-15T13:09:00.000+07:002017-08-15T13:09:13.685+07:00Dzikir dan Pikir<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
Oleh: Syamsu Hilal<o:p></o:p></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<i>“(Yaitu) orang-orang yang
mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan
mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), ‘Ya
Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau,
maka peliharalah kami dari siksa neraka’”</i> (QS Ali Imran [3]: 191).<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
Menjelaskan ayat ini, Rasulullah Saw. bersabda, “Shalatlah kalian dalam
keadaan berdiri. Bila tidak mampu, maka shalatlah dalam keadaan duduk. Dan bila
tidak mampu juga, maka shalatlah dalam keadaan berbaring” (HR Bukhari dan
Muslim).<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
Ayat
dan hadits di atas menjelaskan kepada kita tentang urgensi <i>dzikir</i>
(selalu ingat) kepada Allah Swt. dalam keadaan apapun. Karena manusia dalam
kesehariannya selalu berada pada tiga kondisi, yaitu berdiri, duduk, atau
berbaring. Rasulullah Saw. memaknai kata <i>dzikir</i> pada ayat di atas dengan
shalat, karena shalat pada hakikatnya adalah aktivitas <i>dzikir</i> kepada
Allah Swt.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
Akan
tetapi, aktivitas <i>dzikir</i> saja tidak cukup untuk mengarungi kehidupan
manusia di alam dunia, karena <i>dzikir</i> hanya bertujuan agar hati manusia
selalu terikat kepada Allah Swt. Sementara rahasia alam semesta harus
dipecahkan dengan sebuah aktivitas lain, yaitu berpikir. Maka Allah Swt.
menyandingkan kata <i>dzikir</i> dengan pikir pada perintahnya sebagaimana
tertera dalam QS Ali Imran ayat 191. Dengan demikian, urgensi berpikir sama
pentingnya dengan <i>dzikir</i>, meskipun dalam <i>aulawiyat</i>-nya
(perioritasnya), <i>dzikir</i> harus lebih didahulukan daripada pikir. Dengan
kata lain, aktivitas pikir harus senantiasa dalam bingkai <i>dzikir</i> kepada
Allah Swt.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
Hasan
al-Basri berkata, “Berpikir dan ingat (<i>dzikir</i>) kepada Allah selama satu
jam adalah lebih baik daripada berdiri shalat selama satu malam.” Karena,
tambahnya lagi, “Berpikir untuk merenung ibarat cermin yang menampakkan segala
kebaikan dan keburukanmu.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
Luqmanul
Hakim berkata, “Duduk menyendiri dan berpikir akan melahirkan renungan, dan
renungan adalah ketukan pintu surga.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
Wahab
bin Munabbih berkata, “Tidaklah seseorang berpikir dan merenung melainkan ia
akan mengerti. Dan tidaklah seseorang mengerti melainkan ia mengetahui. Dan
tidaklah seseorang mengetahui melainkan ia akan mengamalkan.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
Bisyir
bin Harits al-Hafi berkata, “Jika manusia mau berpikir dan merenungkan
kebesaran Allah Swt., niscaya mereka tidak akan berani berbuat maksiat
kepada-Nya.”<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
Demikianlah
pernyataan para <i>salafush shalih</i> tentang pentingnya berpikir dan merenung
setelah <i>dzikir</i>. Berpikir dalam balutan <i>dzikir</i> akan selalu
mengarahkan seseorang kepada hidayah Allah Swt. <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
Ingatlah
kisah Nabi Ibrahim As. ketika mencari hakikat ketuhanan yang diabadikan oleh
Allah Swt. dalam QS Al-An’am: 76-79. Dalam ayat tersebut, Nabi Ibrahim As.
mengoptimalkan potensi berpikirnya untuk menolak konsep ketuhanan bintang,
bulan, dan matahari yang nisbi, seraya meneguhkan keyakinannya untuk menerima
konsep ketuhanan yang kekal abadi dengan cara menghadapkan dirinya kepada Rabb
Pencipta alam semesta dengan penuh ketundukan. Perpaduan <i>dziki</i>r dan
pikir inilah yang membuat Nabi Ibrahim As. tidak termasuk orang-orang yang
menyekutukan Allah Swt. dan terhindar dari menuhankan bintang, bulan, dan
matahari.<o:p></o:p></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
Dalam
kehidupan keseharian, banyak orang menanggalkan <i>dzikir</i> dari proses
berpikir, sehingga hasil pemikirannya tidak mampu medekatkan dirinya kepada
Allah Swt., akan tetapi justru semakin membuatnya jauh dari petunjuk Allah Swt.
Semoga kita termasuk orang yang selalu mewarnai aktivitas pikir dengan dzikir. <i>Wallahu
a’lam bishshawab.</i><o:p></o:p></div>
Syamsu Hilalhttp://www.blogger.com/profile/10684404044386131857noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1644352970359037066.post-56539076224634603232017-08-14T13:11:00.000+07:002017-08-14T13:11:09.778+07:00Cobaan dan Kemuliaan<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Oleh: Syamsu Hilal<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Di Surga terdapat beberapa tingkatan yang tidak dapat dicapai
seorang hamba hanya dengan mengandalkan amalnya saja. Untuk itu, Allah Swt.
menyiapkan sejumlah perangkat ujian dan cobaan yang dapat mengantarkan manusia
ke tempat tersebut. Begitu juga dengan iman yang memiliki beberapa tingkatan.
Dan setiap tingkatan iman tidak dapat diraih hanya dengan mengandalkan amal
perbuatan. Maka, Allah Swt. menyiapkan seperangkat ujian dan cobaan bagi seorang
hamba untuk meraih tingkatan-tingkatan iman tersebut.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Seandainya Nabi Ibrahim As. tidak menuntaskan semua perintah Allah
Swt., termasuk menyembelih putra kesayangannya Nabi Ismail As., niscaya Allah
tidak menjadikannya sebagai pemimpin umat manusia (QS Al-Baqarah [2]: 120).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Jika orang-orang kafir Quraisy tidak menyiksa keluarga Yasir ra., dan
keluarga Yasir menghadapinya dengan sabar, apakah keluarga Yasir akan mendapat
kemuliaan? Sampai-sampai Rasulullah Saw. bersabda, “Sabarlah keluarga Yasir,
sesungguhnya tempat kalian kelak di Surga” (HR Al-Hakim, Ahmad, dan Thabrani).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Seandainya Bilal bin Rabah ra. tidak disiksa majikannya, Umaiyah
bin Khalf, dan Bilal menghadapinya dengan tegar, maka Bilal tidak akan
mendapatkan julukan “Bilal Tokoh Kami” dari Rasulullah Saw. (HR Bukhari).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Bila Nabi Yusuf As. tidak mampu menahan rayuan permaisuri Mesir
yang cantik dan lebih memilih penjara, maka Nabi Yusuf As. tidak akan mendapat
gelar, “Hai orang yang jujur,” dari Allah Swt.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Andai Umar bin Abdul Aziz tidak bersabar atas pahitnya menegakkan
kebenaran dan keadilan, beliau tidak akan memperoleh gelar “Khalifah Kelima”.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Jika Allah Swt. hendak memilih hamba-hamba-Nya menjadi <i>syuhada</i>,
maka Allah akan menyiapkan seperangkat ujian dan cobaan yang sesuai dengan
kadar keimanan orang tersebut untuk memikul cobaan tersebut. Ini adalah <i>sunnatullah</i>
yang berlaku sebagaimana firman-Nya,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
<i><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, Padahal belum
datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu?
mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan
bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman
bersamanya, ‘Bilakah datangnya pertolongan Allah?’ Ingatlah, Sesungguhnya pertolongan
Allah itu Amat dekat”</span></i><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> (QS Al-Baqarah: 214).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; text-indent: 0.5in;">Ujian dan cobaan juga berfungsi sebagai penghapus dosa, sebagaimana
sabda Rasulullah Saw. yang diriwayatkan Tirmidzi dari Abu Hurairah, “Cobaan
tidak henti-hentinya menimpa orang-orang Mukmin dan Mukminah atas dirinya,
anak-anaknya, dan hartanya, hingga ia bertemu Allah Swt. tanpa membawa dosa.” </span><i style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; text-indent: 0.5in;">Wallahu
a’lam bish shawab.</i></div>
Syamsu Hilalhttp://www.blogger.com/profile/10684404044386131857noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1644352970359037066.post-9768407862364799162017-08-08T15:55:00.000+07:002017-08-08T16:09:35.896+07:00Haji dan Nilai-nilai Persatuan<div style="height: 0px;">
</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;">
<span lang="IN" style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 150%;">Oleh Syamsu Hilal<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><span lang="IN" style="line-height: 150%;">Allah Swt. mewajibkan ibadah haji sebagai sarana untuk mewujudkan
nilai-nilai pengorbanan, persatuan, dan persaudaraan. </span><span style="line-height: 150%;">“</span><span lang="IN" style="line-height: 150%;">Allah telah
menjadikan Ka´bah, rumah suci itu sebagai pusat (peribadatan dan urusan dunia)
bagi manusia...” (QS Al-Maidah [5]: 97).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><span lang="IN" style="line-height: 150%;">Hati sanubari senang menatap Baitullah. Jiwa
menyatu dengan tubuh pada setiap langkah kaki ketika <i>thawaf </i>mengitari
Ka’bah. </span><span style="line-height: 150%;">Seluruh wajah
di setiap tempat menghadap ke arahnya sebagai tanda kesatuan kiblat dan
persatuan. Adapun <i>Hajar Aswad</i> yang menempel di sudut Ka’bah adalah titik
pertemuan emosi manusia dan rasa persaudaraan. Siapa saja yang menyalaminya
seolah-olah ia menyalami semua saudaranya sesama manusia</span><span lang="IN" style="line-height: 150%;">, dan orang
yang menciumnya seakan-akan mengirimkan keikhlasan dan kasih sayang kepada umat
manusia.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span lang="IN" style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 150%;">Ketika jamaah haji berada di hadapan <i>jamarat</i>,
mereka membayangkan bahwa kekuatan jahat menjelma dalam diri iblis <i>laknatullah
‘alaihi</i>, lalu mereka melemparinya dengan kerikil sebagai tanda permusuhan
dengannya. Setelah itu, jamaah haji telah bersih dari dosa sebagaimana saat
mereka dilahirkan. Setelah <i>wuquf</i> di ‘Arafah, Allah Swt. menurunkan
kepada mereka rahmat yang berlimpah. Karena itulah, seharusnya mereka menjadi
penolong <i>Ar-Rahman</i> (Allah Swt.) dan musuh bagi setan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span lang="IN" style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 150%;">Jamaah haji di setiap ritualnya harus
terhubung hatinya dengan Allah, tersambung jiwa dan ruhnya dengan ampunan,
pahala, ridha, dan cinta-Nya. Apabila telah berihram, maka syiarnya adalah:</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif; text-indent: 0.5in;">"Aku
datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah, Aku datang memenuhi panggilan-Mu, Aku
datang memenuhi panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu, Aku datang memenuhi
panggilan-Mu, sesungguhnya segala puji, nikmat dan segenap kekuasaan milik-Mu,
tiada sekutu bagi-Mu.”</span><br />
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="text-indent: 0.5in;">Ketika
melakukan </span><i style="text-indent: 0.5in;">thawaf</i><span style="text-indent: 0.5in;">, maka amal yang harus dilakukan adalah memanjatkan
berbagai doa ke langit seraya berjanji untuk berkomitmen melaksanakan
perintah-Nya dan perintah Rasul-Nya:</span></span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><span lang="IN" style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">“Dengan nama Allah, Allah
yang Maha Besar, Ya Allah, demi keimanan kepada-Mu, dan membenarkan Kitab
suci-Mu, memenuhi janji dengan-Mu serta mengikuti sunnah Nabi-Mu Muhammad.”</span></span><br />
<div style="line-height: 150%; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-indent: 0.5in;">
<span lang="IN"><span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;">Dengan demikian, hakikat
pelaksanaan ibadah haji adalah untuk memperbaharui komitmen ketaatan kita
kepada Allah Swt. sekaligus memperkuat persatuan dan persaudaraan di antara
umat Islam. Peningkatan kualitas ketaatan kepada Allah Swt. dan Rasul-Nya harus
tampak pada pribadi-pribadi usai pelaksanaan ibadah haji. <i>Wallahu a’lam bish
shawab.</i><o:p></o:p></span></span></div>
</div>
<div style="height: 0px;">
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="height: 0px;">
<br /></div>
Syamsu Hilalhttp://www.blogger.com/profile/10684404044386131857noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1644352970359037066.post-7375989966409184952017-08-01T15:07:00.000+07:002017-08-01T15:07:01.649+07:00Berbisnis MLM dengan Allah<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Oleh Syamsu Hilal<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 28.35pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 28.35pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Pemasaran berjen</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">jang </span><i><span lang="EN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Multi-level <span class="c10q9vkl9">marketing</span></span></i><i><span lang="EN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span></i><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">(</span><span lang="EN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">MLM</span><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">) adalah </span><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Strategi_pemasaran&action=edit&redlink=1" title="Strategi pemasaran (halaman belum tersedia)"><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 115%; text-decoration-line: none;">strategi pemasaran</span></a><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> di mana tenaga penjual (<i>sales</i>) tidak hanya mendapatkan
kompensasi atas penjualan yang mereka hasilkan, tetapi juga atas hasil
penjualan sales lain yang mereka rekrut. Tenaga penjual yang direkrut tersebut dengan
anggota <i>“downline”</i>.</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> Dalam praktiknya, sistem MLM menuai pro dan kontra karena dianggap melanggar
prinsip-prinsip keadilan dan transparansi, serta metode perekrutan yang kebanyakan
bersifat ‘memperdaya’, hanya menjelaskan keuntungan tanpa menjelaskan kerugian
bergabung dengan MLM kepada anggota baru.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 28.35pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Dalam Islam, aktivitas ekonomi, transaksi
bisnis, dan pengembangan usaha diatur tersendiri dalam <i>Fiqh Muamalat</i>. Sedangkan
sistem MLM berlaku dalam aktivitas yang bernuansa akhirat, karena keuntungan
yang diperoleh juga bukan dalam bentuk materi, akan tetapi dalam bentuk pahala.
Karena itu, MLM yang berlaku dalam Islam adalah <i>MLM Pahala</i>, bukan MLM
dalam bentuk berbagi keuntungan <i>(fee)</i> yang bersifat duniawi. Dalam MLM
Pahala yang membagi keuntungan bukan manusia yang punya sisi subyektivitas dan <i>vested
interest</i>, akan tetapi Allah Swt. yang Maha Kaya dan Maha Adil.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 28.35pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Sistem MLM Pahala dijelaskan Rasulullah Saw.
melalui sabdanya, “Siapa yang mengajak (seseorang) kepada petunjuk (hidayah),
maka baginya pahala seperti pahala orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi
pahala mereka sedikitpun” (HR Muslim).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 28.35pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Hadits di atas menjelaskan bahwa seseorang
yang mengajak orang lain untuk melakukan kebaikan, maka pahala kebaikan
tersebut bukan hanya diterima oleh orang yang melakukan, akan tetapi juga
diterima oleh orang yang mengajak kepada kebaikan, tanpa mengurangi pahala dari
orang yang melakukan kebaikan. Dengan prinsip seperti ini, maka wajar jika Abu
Bakar Ash-Shiddiq ra., orang pertama yang menerima dakwah Islam dari Rasulullah
Saw., memiliki timbangan pahala yang sangat besar. Sampai-sampai Rasulullah
Saw. mengatakan, “Jika ditimbang keimanan Abu Bakar dengan keimanan seluruh
umat ini, maka akan lebih berat keimanan Abu Bakar” <i>(Syu’abul Iman, Bab Al-Qaul
fii Ziyadatil Iman wa Naqshanih)</i>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 28.35pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Rasulullah Saw. sendiri pernah memuji
keislaman Abu Bakar, sebagaimana yang dikutip oleh Ibnu Katsir dalam <i>Al-Bidayah
wa Al-Nihayah</i>, “Tiada aku mengajak seorang masuk Islam, tanpa ada hambatan,
keraguan, tanpa mengemukakan pandangan dan alasan, hanya Abu Bakar. Ketika aku
menyampaikan ajakan tersebut, dia langsung menerimanya tanpa ragu sedikit pun.”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 28.35pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; text-indent: 28.35pt;">Sistem MLM Pahala seharusnya memotivasi kita
berlomba-lomba mengajak orang lain untuk melakukan kebaikan. Dengan cara inilah
kita akan terus menerus memproduksi kebaikan demi kebaikan, yang pada akhirnya
kebaikan-kebaikan itu akan menyingkirkan keburukan-keburukan, sebagaimana
aliran air sungai yang jernih meminggirkan sampah atau mendorongnya ke hilir
sungai. </span><i style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; text-indent: 28.35pt;">Wallahu a’lam bish shawab.</i></div>
Syamsu Hilalhttp://www.blogger.com/profile/10684404044386131857noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1644352970359037066.post-85027016089706879312017-08-01T14:44:00.000+07:002017-08-01T14:44:27.251+07:00Amanah dan Kehancuran Bangsa<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Oleh Syamsu
Hilal<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pemimpin dipilih
bukan </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">sekedar </span><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">untuk dijadikan simbol sebuah </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">n</span><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">egara, tetapi </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">sebagai</span><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">
lokomotif yang membawa perubahan ke arah </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">yang lebih baik. Berpijak dari alasan ini,</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> memilih pemimpin tidak sama dengan memilih
selebritis yang lebih mengandalkan popularitas daripada kapasitas.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Daniel Boorstin,
pakar manajemen kepemimpinan</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> mengatakan bahwa d</span><span style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">unia saat ini memiliki banyak
pemimpin, tapi mereka berada di bawah bayang-bayang selebritis. Pemimpin
dikenal karena prestasinya, sementara selebritis dikenal lantaran ketenarannya.
Pemimpin mencerminkan hakikat-hakikat manusia, sedang selebritis mencermintkan
kemungkinan-kemungkinan pers dan media massa. Kaum selebritis adalah
orang-orang yang membuat berita, tetapi para pemimpin adalah orang-orang yang
membuat sejarah (Majalah Parade, 6 Agustus 1995)</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Dampak kesalahan memilih pemimpin sejak lama
diperingatkan Rasulullah Saw. melalui sabdanya, “Jika amanah telah
disia-siakan, maka tunggulah kehancurannya. Seorang sahabat bertanya,
‘Bagaimana maksud amanah disia-siakan?’ Nabi Saw. menjawab, “Jika urusan
diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah kehancurannya” (HR Bukhari).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman",serif; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Kriteria orang yang layak dijadikan pemimpin secara
gamblang dijelaskan di dalam Al-Qur`an, yaitu <i>hafizhun ‘alim;</i> mampu menjaga
dan berpengetahuan (QS Yusuf: 55) dan <i>qowiyyun amiin;</i> kuat dan dipercaya
(QS Al-Qashash: 26).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 28.35pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-indent: 28.35pt;">Selanjutnya </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-indent: 28.35pt;">Al-Qur`an
membuat pembedaan</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-indent: 28.35pt;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-indent: 28.35pt;">antara pemimpin</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-indent: 28.35pt;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-indent: 28.35pt;">konstruktif d</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-indent: 28.35pt;">an</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-indent: 28.35pt;"> pemimpin</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-indent: 28.35pt;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-indent: 28.35pt;">destruktif. Pemimpin</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-indent: 28.35pt;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-indent: 28.35pt;">konstruktif adalah pemimpin yang</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-indent: 28.35pt;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-indent: 28.35pt;">me</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-indent: 28.35pt;">nyejahterakan</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-indent: 28.35pt;"> rakyatnya di dunia</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-indent: 28.35pt;"> dan mengajak ke Surga</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-indent: 28.35pt;">. “Dan Kami
jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan
perintah Kami ketika mereka sabar.</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-indent: 28.35pt;">..</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-indent: 28.35pt;">” (QS As-Sajadah: 24).</span><span style="font-family: "Times New Roman", serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-indent: 28.35pt;"> <span lang="IN">Sebaliknya pemimpin destruktif adalah pemimpin yang menyengsarakan
rakyatnya di dunia dan menjerumuskan ke Neraka. “Dan Kami jadikan mereka
pemimpin-pemimpin yang menyeru (manusia) ke neraka dan pada hari kiamat mereka
tidak akan ditolong” (QS Al-Qashash: 41).</span></span></div>
Syamsu Hilalhttp://www.blogger.com/profile/10684404044386131857noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1644352970359037066.post-6734488900222956382015-09-16T06:35:00.003+07:002015-09-16T06:35:25.241+07:00Kurban dan Solidaritas Sosial
<br />
<br />
<div align="center" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: center;">
<span style="color: black; font-family: "Garamond","serif"; mso-bidi-font-family: Arial;">Oleh Syamsu Hilal</span></div>
<br />
<div align="center" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: center;">
<br /></div>
<br />
<div align="center" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: center;">
<i><span style="color: black; font-family: "Garamond","serif"; mso-bidi-font-family: Arial;">“Sungguh Kami telah berikan nikmat yang amat banyak
kepadamu. Maka shalat dan ber</span></i><i><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Garamond","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Arial;">k</span></i><i><span style="color: black; font-family: "Garamond","serif"; mso-bidi-font-family: Arial;">urbanlah dengan ikhlas karena Tuhanmu</span></i><span style="color: black; font-family: "Garamond","serif"; mso-bidi-font-family: Arial;">”</span><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Garamond","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Arial;"> (QS Al-Kautsar: 1-2).</span></div>
<br />
<div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">
<br /></div>
<br />
<div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">
<span style="font-family: "Garamond","serif";">Salah satu wujud atas
perintah berkurban</span><span style="font-family: "Garamond","serif"; mso-ansi-language: IN;"> </span><span style="font-family: "Garamond","serif";">adalah
merealisasikan dan meningkatkan rasa kepedulian kita kepada sesama manusia,
khususnya kepada sesama Muslim. Rasa kepedulian atas sesama manusia
sesungguhnya melekat kuat pada sisi kemanusiaan itu sendiri. Artinya, manusia
akan menjadi makhluk yang sempurna manakala ia senantiasa menged</span><span lang="IN" style="font-family: "Garamond","serif"; mso-ansi-language: IN;">e</span><span style="font-family: "Garamond","serif";">pankan rasa kemanusiaannya. </span></div>
<br />
<div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">
<span style="color: black; font-family: "Garamond","serif"; mso-bidi-font-family: Arial;">Dalam konteks keumatan, peristiwa kurban menandai makna penting
kesinambungan sejarah dan reaktualisasi pengorbanan serta keberlanjutn</span><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Garamond","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Arial;">ya</span><span style="color: black; font-family: "Garamond","serif"; mso-bidi-font-family: Arial;"> tradisi berkurban secara ikhlas dan
benar. </span><span lang="DE" style="color: black; font-family: "Garamond","serif"; mso-ansi-language: DE; mso-bidi-font-family: Arial;">Rasululah </span><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Garamond","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Arial;">Saw. </span><span lang="DE" style="color: black; font-family: "Garamond","serif"; mso-ansi-language: DE; mso-bidi-font-family: Arial;">mencontohkan
sendiri, bukan hanya sekadar berwacana. Bahwa kesuksesan beribadah, baik pada
dimensi vertikal maupun horizontal, hanya dapat diwujudkan dengan Iman yang
lurus dan bersih.</span></div>
<br />
<div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">
<span lang="DE" style="color: black; font-family: "Garamond","serif"; mso-ansi-language: DE; mso-bidi-font-family: Arial;">Dalam dimensi kekinian, kurban membawa
penyegaran tentang prinsip ketulusan dan kepedulian sosial secara konkret dan
benar. Karena Al-Qur`an, surat Al-Hajj: 37 menjelaskan,</span></div>
<br />
<div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">
<i><span lang="DE" style="color: black; font-family: "Garamond","serif"; mso-ansi-language: DE; mso-bidi-font-family: Arial;">“Sekali-kali Allah tidak akan menerima
daging atau darah hewan kurban, tetapi yang diterima Allah adalah sikap taqwa
yang menyemangati berkurban itu. Demikianlah Allah menciptakan hewan-hewan
kurban itu agar kalian selalu mengagungkan Allah dan mensyukuri hidayah-Nya
kepada kalian semua, dan berilah kabar gembira bagi orang-orang yang berbuat
kebajikan.”</span></i></div>
<br />
<div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">
<span lang="DE" style="color: black; font-family: "Garamond","serif"; mso-ansi-language: DE; mso-bidi-font-family: Arial;">Maka, realisasi semangat berkurban
adalah upaya untuk selalu menghadirkan sifat ta</span><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Garamond","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Arial;">k</span><span lang="DE" style="color: black; font-family: "Garamond","serif"; mso-ansi-language: DE; mso-bidi-font-family: Arial;">wa, yang menurut
Al-Qur`an merupakan kata kunci tentang keunggulan umat manusia. </span></div>
<br />
<div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">
<i><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Garamond","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Arial;">“</span></i><i><span lang="DE" style="color: black; font-family: "Garamond","serif"; mso-ansi-language: DE; mso-bidi-font-family: Arial;">Sesungguhnya yang paling utama di antara kalian di sisi
Allah ialah yang paling bertaqwa</span></i><span lang="DE" style="color: black; font-family: "Garamond","serif"; mso-ansi-language: DE; mso-bidi-font-family: Arial;">”</span><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Garamond","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Arial;"> (QS Al-Hujurat: 13).</span></div>
<br />
<div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">
<span lang="DE" style="color: black; font-family: "Garamond","serif"; mso-ansi-language: DE; mso-bidi-font-family: Arial;">Berkurban mengandung dua makna penguat
komitmen manusia yang berta</span><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Garamond","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Arial;">k</span><span lang="DE" style="color: black; font-family: "Garamond","serif"; mso-ansi-language: DE; mso-bidi-font-family: Arial;">wa, </span><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Garamond","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Arial;">yaitu </span><i><span lang="DE" style="color: black; font-family: "Garamond","serif"; mso-ansi-language: DE; mso-bidi-font-family: Arial;">taqarrub ilallah</span></i><span lang="DE" style="color: black; font-family: "Garamond","serif"; mso-ansi-language: DE; mso-bidi-font-family: Arial;"> (mendekat diri kepada Allah) dan <i>taqarrub
ilannas </i>(mendekatkan kepada sesama manusia). <i>Taqarrub ilallah</i> dalam
konteks berkurban adalah pengorbanan dalam bentuk pengeluaran infa</span><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Garamond","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Arial;">k</span><span lang="DE" style="color: black; font-family: "Garamond","serif"; mso-ansi-language: DE; mso-bidi-font-family: Arial;"> dan s</span><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Garamond","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Arial;">edeka</span><span lang="DE" style="color: black; font-family: "Garamond","serif"; mso-ansi-language: DE; mso-bidi-font-family: Arial;">h untuk membeli hewan kurban dan menyerahkan
sepenuhnya kepada Allah, yang mengandung dimensi keikhlasan dan keihsanan.
Sedangkan <i>taqarrub ilannas</i> bermakna <i>khidmat</i> (pelayanan) untuk
menjalin kedekatan kepada sesama umat manusia. Dalam konteks </span><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Garamond","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Arial;">kek</span><span lang="DE" style="color: black; font-family: "Garamond","serif"; mso-ansi-language: DE; mso-bidi-font-family: Arial;">ini</span><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Garamond","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Arial;">an</span><span lang="DE" style="color: black; font-family: "Garamond","serif"; mso-ansi-language: DE; mso-bidi-font-family: Arial;">, berkurban selain sebagai bentuk jalinan silaturahim,
juga sebagai bentuk kepedulian sosial yang konkret berupa distribusi daging kurban
kepada para dhuafa.</span></div>
<br />
<div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">
<i><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Garamond","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Arial;">T</span></i><i><span lang="DE" style="color: black; font-family: "Garamond","serif"; mso-ansi-language: DE; mso-bidi-font-family: Arial;">aqarrub</span></i><span lang="DE" style="color: black; font-family: "Garamond","serif"; mso-ansi-language: DE; mso-bidi-font-family: Arial;"> merupakan
realisasi <i>hablun minallah</i> dan <i>hablun minannas</i> yang sangat penting
untuk ditingkatkan oleh umat Islam dan bangsa Indonesia pada umumnya. Prinsip <i>taqarrub</i>
kepada Allah dan <i>taqarrub</i> kepada manusia sangat tepat untuk
diaktualisasikan kembali. Dengan <i>taqarrub</i> kepada Allah, melalui sarana
menyembelih hewan kurban, maka derajat kemanusiaan kita dibiasakan untuk berada
dalam dataran tinggi keikhlasan. Bukan lagi cara pandang yang terbelenggu oleh
perspektif serba sempit, serba individualistik</span><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Garamond","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Arial;">,</span><span lang="DE" style="color: black; font-family: "Garamond","serif"; mso-ansi-language: DE; mso-bidi-font-family: Arial;"> dan </span><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Garamond","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Arial;">serba </span><span lang="DE" style="color: black; font-family: "Garamond","serif"; mso-ansi-language: DE; mso-bidi-font-family: Arial;">materialistik. </span></div>
<br />
<div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">
<span lang="DE" style="color: black; font-family: "Garamond","serif"; mso-ansi-language: DE; mso-bidi-font-family: Arial;">Sebaliknya, semangat <i>taqarrub</i> membuat
diri manusia berpikir dan bersikap secara mendasar untuk kepentingan yang lebih
luas dan lebih luhur. Manusia akan terbiasa mempertahankan prinsip kebenaran
dan bekerja keras. Adapun <i>taqarrub </i>kepada sesama umat manusia harus </span><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Garamond","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Arial;">senantiasa </span><span lang="DE" style="color: black; font-family: "Garamond","serif"; mso-ansi-language: DE; mso-bidi-font-family: Arial;">disegarkan</span><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Garamond","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Arial;"> dengan</span><span lang="DE" style="color: black; font-family: "Garamond","serif"; mso-ansi-language: DE; mso-bidi-font-family: Arial;"> mengedepankan solidaritas sosial sekalipun
hanya melalui pembagian daging kurban</span><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Garamond","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Arial;">.</span><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Garamond","serif"; mso-ansi-language: DE; mso-bidi-font-family: Arial;"> </span></div>
<br />
<div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">
<span lang="DE" style="color: black; font-family: "Garamond","serif"; mso-ansi-language: DE; mso-bidi-font-family: Arial;">Keikhlasan berkurban menjadi sinyal
positif dalam merekatkan kembali ukhuwah dan kepedulian antarsesama sebagai
basis integrasi nasional. Itulah modal sosial yang bisa kita pupuk setiap saat
dengan anggaran yang sangat murah, tapi bernilai amat tinggi. Bahkan lebih dari
itu, spirit kurban dapat menyemangati umat dan bangsa ini agar tidak terpesona
dan terjebak dengan fenomena individualisme dan materialisme. Inilah kunci
penting hadirnya masyarakat yang bermartabat, bersaudara, dan berta</span><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Garamond","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Arial;">k</span><span lang="DE" style="color: black; font-family: "Garamond","serif"; mso-ansi-language: DE; mso-bidi-font-family: Arial;">wa.</span></div>
<br />
<div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">
<span lang="IN" style="color: black; font-family: "Garamond","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Arial;">S</span><span lang="DE" style="color: black; font-family: "Garamond","serif"; mso-ansi-language: DE; mso-bidi-font-family: Arial;">emangat <i>taqarrub</i> kepada Allah dan sesama menjadi penting untuk masa
datang</span><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Garamond","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Arial;">,</span><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Garamond","serif"; mso-ansi-language: DE; mso-bidi-font-family: Arial;"> </span><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Garamond","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Arial;">k</span><span lang="DE" style="color: black; font-family: "Garamond","serif"; mso-ansi-language: DE; mso-bidi-font-family: Arial;">arena perjalanan akhir manusia adalah ketika sesudah mati akan dibangkitkan
kembali, dan akan dipertemukan kembali dengan semua manusia yang pernah
berhubungan dengannya untuk mempertanggungjawabkan seluruh amal di dunia. Pada
saat itu, setiap manusia akan mendapatkan hak sebagaimana yang diusahakannya;
kebaikan atau keburukan, positif atau negatif.</span></div>
<br />
<div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">
<span lang="DE" style="color: black; font-family: "Garamond","serif"; mso-ansi-language: DE; mso-bidi-font-family: Arial;">Bahkan dampak dari sikap pembangkangan
terhadap hukum dan ketentuan Allah tidak hanya berdimensi akhirat, akan tetapi
juga berdampak pada kehidupan di dunia. Allah Swt. menegaskan,</span></div>
<br />
<div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">
<i><span lang="DE" style="color: black; font-family: "Garamond","serif"; mso-ansi-language: DE; mso-bidi-font-family: Arial;">“... Apakah kamu beriman kepada
sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah
balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam
kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang
sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat”</span></i><span lang="DE" style="color: black; font-family: "Garamond","serif"; mso-ansi-language: DE; mso-bidi-font-family: Arial;"> (QS Al-Baqarah: 85).</span></div>
<br />
<div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">
<span lang="DE" style="color: black; font-family: "Garamond","serif"; mso-ansi-language: DE; mso-bidi-font-family: Arial;">Semua begitu gamblang ditampilkan dalam
Al-Qur`an Al-Karim. Yang <i>ma’ruf</i> sekecil apapun, akan mendapatkan pahala
berupa kebahagiaan tertinggi dan abadi di surga Allah Swt. Sebaliknya, yang
munkar, negatif, dan destruktif, sekecil apapun, juga akan mendapatkan imbalan
siksa di neraka jahanam dengan segala kepedihannya. </span><i><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Garamond","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Arial;">Wallahu a’lam bishshawab</span></i><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Garamond","serif"; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Arial;">.</span></div>
Syamsu Hilalhttp://www.blogger.com/profile/10684404044386131857noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-1644352970359037066.post-42301710613439378882015-09-13T22:54:00.001+07:002015-09-13T22:54:16.908+07:00Esensi Ibadah Haji
<br />
<div align="center" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: center;">
<span style="font-family: "Candara","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Oleh Syamsu Hilal</span></div>
<br />
<div style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: justify; text-indent: 1cm;">
<br /></div>
<br />
<div style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: justify; text-indent: 1cm;">
<span style="font-family: "Candara","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ibadah haji adalah ibadah yang
menghadirkan simbol persamaan derajat manusia di sisi Allah Swt. Ibadah haji
juga menampilkan simbol persatuan umat Islam. Bayangkan sebuah pemandangan
orang-orang dari berbagai suku bangsa dari berbagai negara di seluruh penjuru
dunia berdatangan ke satu pusat pertemuan melalui seribu satu jalan.
Wajah-wajah mereka berbeda-beda, warna kulit dan bahasa yang mereka gunakan
juga berbeda. Namun, ketika sampai pada suatu garis perbatasan yang disebut
dengan <i>miqat</i>, mereka semua melepaskan pakaian kebangsaannya, lalu mereka
mengenakan pakaian seragam putih-putih yang sama potongannya. Setelah
mengenakan kain <i>ihram</i>, seruan yang keluar dari mulut mereka sama, yaitu <i>talbiah</i>.
Mereka bergerak menuju satu titik, yaitu Ka’bah <i>Baitullah</i> yang
diberkahi.</span></div>
<br />
<div style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: justify; text-indent: 1cm;">
<span style="font-family: "Candara","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Selain itu, ibadah haji selalu menghidupkan
kenangan <i>Rabbani</i> yang tak pernah dilupakan manusia sepanjang masa.
Kenangan sebuah keluarga yang tidak pernah memedulikan apa pun di dalam
menjalankan perintah Allah. Kenangan seorang ayah yang harus memendam kerinduan
terhadap anak yang diinginkannya untuk diserahkan kembali kepada Sang Pemilik
anak, yaitu Allah Swt. Kenangan seorang anak yang menyerahkan dirinya menjadi
kurban untuk Allah. Kenangan seorang ibu yang yakin sepenuhnya akan
perlindungan Allah Swt. tatkala ditinggalkan suaminya di sebuah daerah yang
tidak ada siapa-siapa dan tidak ada apa-apa. </span></div>
<br />
<div style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: justify; text-indent: 1cm;">
<span style="font-family: "Candara","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sulitnya menempuh perjalanan haji
seharusnya dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk beribadah sepenuh hati dan sepenuh
waktu, bermunajat kepada Allah seraya memohon ampun atas segala khilaf dan
salah. Perjalanan haji adalah perjalanan berdimensi ukhrowi, bukan perjalanan
duniawi untuk bersenang-senang atau plesiran. Oleh karena itu, kesempatan
berhaji yang diberikan Allah Swt. tidak disia-siakan dengan menghabiskan waktu
melakukan aktivitas yang tidak memberi nilai ibadah di sisi Allah Swt.</span></div>
<br />
<div style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: justify; text-indent: 1cm;">
<i><span style="font-family: "Candara","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“(Musim) haji adalah beberapa bulan
yang dimaklumi. Siapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan
haji, maka tidak boleh </span></i><span style="font-family: "Candara","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">rafats<i>, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam
masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya
Allah mengetahuinya. Berbekallah dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah
takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal”</i> (QS
Al-Baqarah: 197).</span></div>
<br />
<div style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0pt; text-align: justify; text-indent: 1cm;">
<span style="font-family: "Candara","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Semoga umat Islam yang berhaji pada
tahun ini mendapat haji mabrur yang mendapatkan balasan Surga dari Allah Swt.
Amin.<i> Wallahu a’lam bish shawab.</i></span></div>
Syamsu Hilalhttp://www.blogger.com/profile/10684404044386131857noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1644352970359037066.post-64322104819638670632015-09-13T22:49:00.003+07:002015-09-13T22:49:56.315+07:00Haji, Jihad Para Lansia
<br />
<br />
<div align="center" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: center;">
<strong><span lang="IN" style="font-weight: normal; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Oleh
Syamsu Hilal</span></strong></div>
<br />
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<br />
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Dalam setiap pelaksanaan
ibadah haji, kita sering melihat pemandangan yang mengharukan. Salah satunya
adalah jamaah haji yang sudah lanjut usia (lansia). Di antara mereka ada yang
menggunakan tongkat untuk berjalan, bahkan tidak sedikit yang menggunakan kursi
roda. Mungkin ada orang yang berpandangan, sebaiknya jamaah haji yang sudah
lansia tidak perlu memaksakan diri berangkat ke Tanah Suci karena dianggap
sudah <i>uzur</i> dan termasuk orang-orang yang mendapat keringanan <i>(rukhshah)</i>
dari Allah Swt.</span></div>
<br />
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Namun, mengapa jamaah haji
lansia tetap bersikeras untuk menunaikan ibadah haji? Di mata mereka, haji merupakan
rukun Islam yang wajib dilaksanakan sekali seumur hidup, sebelum mereka
dipanggil menghadap Allah Swt. Haji merupakan puncak ibadah yang hanya dapat
dilakukan dengan beberapa persyaratan yang berat. Mulai dari mengumpulkan
harta, kesabaran menunggu giliran/antrian, hingga persiapan fisik.</span></div>
<br />
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Maka, atas kegigihan kaum
lansia dalam menunaikan ibadah haji, Allah Swt. mengapresiasi mereka dengan sebutan
para mujahid. Seolah-olah mereka adalah tentara Allah yang sedang berangkat ke
medan perang untuk berjihad. Abu Hurairah meriwayatkan, Rasulullah Saw.
bersabda,<em><span style="mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span></em><em><span style="font-style: normal; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">“Jihadnya orang tua, orang lemah, dan wanita adalah haji dan
umrah”</span></em> (HR Nasa’i).</span></div>
<br />
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Dalam hadits lain, </span><span style="mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Hasan
bin Ali </span><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">r</span><span style="mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">a.
meriwayatkan bahwa seorang laki-laki datang kepada Nabi Saw. lalu berkata,<em><span style="mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span></em><em><span style="font-style: normal; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">”Saya seorang penakut dan lemah”. Rasulullah
bersabda, ”Mari menuju jihad yang tidak ada duri,</span></em></span><em><span style="font-style: normal; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span></em><em><span style="font-style: normal; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">yaitu haji”.</span></em></div>
<br />
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Meskipun sebagian orang
menganggap pelaksanaan ibadah haji para lansia terkesan dipaksakan, bahkan
mungkin dianggap “mubazir” karena pemborosan, akan tetapi dalam pandangan Allah
Swt., mereka adalah <i>junudullah</i> (tentara Allah) yang berjihad di jalan
Allah. Bila mereka wafat dalam melaksanakan ibadah haji, semoga Allah
menempatkan mereka sebagai <i>syuhada</i> (syahid di jalan Allah). <i>Wallahu
a’lam bishshawab.</i></span></div>
Syamsu Hilalhttp://www.blogger.com/profile/10684404044386131857noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1644352970359037066.post-49945175292343014622015-03-30T21:32:00.002+07:002015-09-13T22:47:17.247+07:00Pengembara<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Oleh Syamsu Hilal</span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Seorang pengembara adalah </span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">pengelana atau </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">perantau yang selalu ingat kamp</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">ung halaman
tempat dia berasal. Dia tidak pernah merasa atau mengakui tempat singgahnya
yang mewah sebagai terminal. Maka, ketika singgah di suatu tempat, hatinya tak
pernah merasa tenteram sehingga tak ingin berlama-lama di tempat itu.
Pikirannya selalu tertuju kepada kampung halaman tempat ia dilahirkan. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Itulah kondisi orang beriman dalam
menjalani kehidupan di dunia. Seorang Mukmin pikirannya selalu tertuju kepada
kampung akhirat, meski raganya masih ada di dunia. Hatinya selalu merindukan
Surga, meski kakinya menapak di atas tumpukan harta.</span><span lang="IN" style="mso-ansi-language: IN;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ilustrasi tersebut diceritakan Ibnu
Umar <i>radhiyallahu ‘anhu</i> kepada kita. Suatu hari Rasulullah Saw. pernah
memegang bahunya sambil bersabda, “Jadilah engkau di dunia seolah-olah orang
asing atau pengembara. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Bila
datang waktu sore, jangan menanti waktu pagi. Bila tiba waktu pagi jangan
menunggu waktu sore. Gunakan waktu sehatmu untuk waktu sakitmu, dan masa
hidupmu untuk matimu</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">”</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
(HR Bukhari). </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Meski secara khusus, nasehat ini disampaikan Rasulullah Saw.
kepada Ibnu Umar, tetapi secara umum, nasehat ini disampaikan agar kita
memanfaatkan waktu, kesehatan, dan kehidupan dengan sebaik-baiknya. Amal baik
tak boleh ditunda, supaya tidak diisi oleh akativitas tuna nilai atau perbuatan
maksiat yang dapat mendatangkan malapetaka. Kondisi tubuh yang sehat harus
dioptimalkan untuk menghadirkan kebaikan demi kebaikan yang tidak dapat
dilakukan ketika kondisi tubuh sedang sakit. Dan kehidupan harus diisi dengan
kegiatan yang dapat mendatangkan bongkahan-bongkahan pahala, yang mustahil
dilakukan oleh jasad yang telah kehilangan nyawa.</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Seorang pengembara punya misi
mengumpulkan kunci-kunci untuk membuka pintu-pintu Surga tempat berkumpulnya
berbagai macam kenikmatan yang tak pernah terbayang, terbesit, dan terasa oleh
panca indera. Sedangkan mereka yang menganggap dunia sebagai terminal lupa
mengumpulkan bekal. Mereka terpukau dengan kenikmatan sesaat yang sesungguhnya
itu hanyalah fatamorgana. Kelak mereka akan menyesal karena telah memendam
anugerah waktu, kesehatan, dan kehidupan hanya untuk dunia. <i>Wallahu a’lam
bish shawab.</i></span></div>
<br />Syamsu Hilalhttp://www.blogger.com/profile/10684404044386131857noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1644352970359037066.post-73545656299429045772015-03-25T20:19:00.000+07:002015-03-25T20:24:42.453+07:00Manusia Cerdas<br />
<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Oleh Syamsu Hilal</span>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Ketika landasan berpikir kita bukan berdasarkan Al-Qur`an
dan As-Sunnah, cara pandang dan pemahaman kita tentang sesuatu sering bertolak
belakang dengan kedua sumber hukum Islam tersebut. Fenomena umum yang terlihat adalah
cara pandang kebanyakan manusia tentang kehidupan di dunia. Banyak orang yang
memandang kehidupan di dunia sebagai terminal akhir, sehingga mereka berusaha
keras untuk menapaki puncak kehidupan dunia dengan kemampuan yang dimiliki.
Hanya sedikit orang yang memahami kehidupan dunia sebagai halte singgah menuju
kehidupan di akhirat yang kekal abadi.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<br />
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Selain mengakibatkan perbedaan cara pandang terhadap
sesuatu, kesalahan dalam memilih dan menempatkan alas berpikir juga berakibat
pada perbedaan sikap dan jalan hidup yang diambil oleh orang per orang. Salah
satunya bagaimana kita memahami tentang makna kecerdasan atau kejeniusan. Makna
umum yang berkembang, kecerdesan seseorang dipahami sebagai kecakapan untuk
memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan. Atau kecakapan untuk
mengembangkan masalah baru untuk dipecahkan. Atau kecakapan untuk membuat
sesuatu atau melakukan sesuatu yang bermanfaat di dalam kehidupannya (Howard
Gardner). Ada juga yang mendefinisikan kecerdasan sebagai kemampuan jiwa untuk
menghadapi dan mengatasi kesulitan-kesulitan baru dengan sadar, dengan
berpikircepat dan tepat (William Stern). Masih banyak definisi lain tentang
kecerdasan, yang bila kita telaah lebih dalam semuanya hanya mengacu pada
kemampuan seseorang dalam mengatasi permasalahan kehidupan di dunia saja, tanpa
memperhatikan kehidupan di akhirat.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<br />
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Sedangkan Rasulullah Saw. menjelaskan, <i>“Orang yang
cerdas adalah yang mampu mengendalikan hawa nafsunya dan beramal untuk masa
setelah kematiannya. Sedangkan orang yang lemah (bodoh) adalah yang selalu
mengikuti hawa nafsunya dan berangan-angan pada kemurahan Allah”</i> (HR
Tirmidzi).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<br />
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Dengan adanya hadits di atas, pemahaman kita tentang
kecerdasan haruslah mengacu kepada definisi yang diajarkan oleh Rasulullah Saw.
Kita dapat membahas secara panjang lebar dan mendalam tentang kandungan hadits
di atas. Namun, secara umum dapat dipahami bahwa kecerdasan menurut Islam tidak
hanya sebatas kemampuan seseorang untuk memecahkan problematika kehidupan di
dunia, tetapi juga kemampuan orang itu untuk menyiapkan bekal untuk kehidupan
yang abadi di akhirat. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<br />
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Setiap hari kita menyaksikan di layar kaca puluhan orang
meninggal dunia. Kita juga pernah melihat tetangga, teman, atau keluarga kita
dipanggil oleh Allah Swt. dengan sebab yang berbeda-beda. Belum sadarkah bahwa
kematian senantiasa mengancam diri kita tanpa diketahui kapan waktu dan
penyebabnya? Hanya orang-orang lemah dan bodoh saja yang memandang kehidupan
dunia hanya untuk dunia.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<br />
<span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Orang-orang cerdas senantiasa shalat berjamaah di masjid,
berpuasa, dan membaca Al-Qur`an serta mengamalkannya. Orang yang cerdas selalu
berinfak, bersedekah, dan berzakat. Orang cerdas bersikap lemah lembut kepada
sesama Muslim dan tegas menolak ajakan kepada kekafiran. Dan orang cerdas
senantiasa melakukan <i>amar ma’ruf nahi munkar</i>. Kesemuanya itu dilakukan
demi untuk mendapatkan ridha Allah Swt. dan mengumpulkan keping-keping pahala
sebagai bekal kehidupan di akhirat yang kekal abadi. <i>Wallahu a'lam bishshawab.</i></span></div>
Syamsu Hilalhttp://www.blogger.com/profile/10684404044386131857noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1644352970359037066.post-81236689274603779192014-09-03T13:09:00.001+07:002014-09-03T13:10:34.767+07:00Ketika Celaan Menjadi Pekerjaan<!--[if gte mso 9]><xml>
<o:OfficeDocumentSettings>
<o:AllowPNG/>
</o:OfficeDocumentSettings>
</xml><![endif]--><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Kalau
kita bertanya kepada para pengelola program televisi tentang acara yang paling
digermari pemirsa, kemungkinan besar jawabannya adalah acara hiburan yang
dikemas dalam bentuk lawakan atau banyolan, seperti OVJ, YKS, ILK, Pesbuker. Inti
dari acara-acara semacam itu adalah lawakan yang seringkali isinya saling ejek
dan saling hina. Di antara para personil acara tersebut sudah <i>mafhum</i> dan
memaklumi bahwa ejekan atau hinaan yang mereka lontarkan hanya sekedar canda-tawa
dan senda-gurau sematan untuk menghibur pemirsa. Karenanya mereka tidak boleh
marah apabila dipanggil dengan nama hewan, wajahnya disamakan dengan setan,
atau perilakunya diidentikkan dengan salah satu warga kebun binatang.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Dengan
cara </span><span lang="IN" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">demikian</span><span style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">
para artis, selebritis, dan pelawak menghibur pemirsa televisi. Dan pada
kenyataannya sebagian besar penonton televisi </span><span lang="IN" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">benar-benar terhibur dengan tayangan seperti itu. Tanpa
sadar, kita mungkin telah menjadi salah seorang penggemarnya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span lang="IN" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">Fenomena di atas, sesungguhnya telah diprediksi oleh Ibnu
Mas’ud ra., sahabat sekaligus pemegang rahasia Nabi Saw. Beliau berkata<i>,
“Akan datang pada akhir zaman suatu kaum yang pekerjaan utamanya adalah saling
mencela, sementara mereka menyebutnya sebagai pekerjaan.”</i> Ibnu Mas’ud ra.
menyebut fenomena merebaknya acara lawakan di televisi yang mengandalkan saling
caci, saling maki, dan saling hina sebagai salah satu tanda-tanda akhir zaman.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span lang="IN" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">Bagaimana Islam memandang hal tersebut? Allah Swt.
melarang manusia mencela, merendahkan, atau mengolok-olok sesama manusia,
meskipun hal itu dilakukan hanya sekedar senda-gurau atau sandiwara belaka.
Allah Swt. berfirman,</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<i><span lang="IN" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang
laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu
lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan
kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah
suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung
ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan
siapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim”</span></i><span lang="IN" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;"> (QS Al-Hujurat: 11).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span lang="IN" style="font-family: "Book Antiqua","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">Masih banyak cara untuk membuat orang lain tertawa. Bukan
dengan cara saling cela atau saling hina. Apalagi yang menjadi obyek celaan
atau hinaan adalah bagian tubuh manusia yang dianggap kurang sempurna. Kita
khawatir, tawa dan canda kita, kelak akan menjadi beban yang dapat
menjerumuskan ke dalam Neraka. <i>Na’udzubillahi min dzaalik. Wallahu a’lam bish
shawab.</i></span></div>
Syamsu Hilalhttp://www.blogger.com/profile/10684404044386131857noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1644352970359037066.post-39705194244571324412014-04-14T12:36:00.000+07:002014-04-14T12:37:11.993+07:00Menutup Aurat, Tanda Iman<span class="fullpost"><span lang="IN" style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;"><i></i></span></span><br />
<!--[if gte mso 9]><xml>
<o:OfficeDocumentSettings>
<o:AllowPNG/>
</o:OfficeDocumentSettings>
</xml><![endif]--><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">
<span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">Dalam keseharian,
kita mungkin pernah atau bahkan sering mendengar ungkapan yang seolah-olah
benar, tetapi sesungguhnya kurang tepat, atau bahkan salah. Misalnya ungkapan
seorang wanita menanggapi kewajiban berhijab atau menutup aurat. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">
<span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">“</span><span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Buat
apa berjilbab kalau hati kita belum siap, belum bersih, masih suka ngerumpi,
berbuat maksiat, dan dosa-dosa lainnya. Percuma <i>dong pake</i> jilbab. Yang
penting <i>kan</i> hatinya.” Apalagi ungkapan tersebut terkadang diperkuat
dengan dalil, “Sesungguhnya Allah tidak melihat pada bentuk (rupa) kalian, tapi
Allah melihat pada hati kalian.”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">
<span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">Jawaban
seperti itu tampaknya benar karena seolah-olah menempatkan hati manusia lebih penting
dari tampilan lahiriyah. Apalagi Imam Al-Ghazali pernah berkata bahwa timbangan
amalan hati lebih berat daripada segunung amalan anggota tubuh. Namun, bukanlah
ungkapan di atas yang dimaksud oleh Imam Al-Ghazali.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">
<span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">Dalam sebuah
hadits, Rasulullah Saw. bersabda, “</span><span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Ketahuilah bahwa sesungguhnya
di dalam jasad manusia ada segumpal daging. Jika segumpal daging itu baik, maka
baiklah seluruh jasad. Jika segumpal daging itu rusak, maka rusaklah seluruh
jasad. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah hati” (HR Bukhari dan Muslim).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">
<span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">Imam
Ahmad meriwayatkan dari Anas ra., bahwa Rasulullah Saw. bersabda, <i>“Al-Islaamu
‘alaniyatun, wal iimaanu fil qalbi.”</i> Islam itu apa yang tampak kelihatan,
sedangkan iman ada di dalam hati. Kemudian Rasulullah Saw. memberikan isyarat
dengan tangan ke dada sebanyak tiga kali sambil berkata, “Takwa itu ada di sini.
Takwa itu ada di sini.”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">
<span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Taqwa
tempatnya memang di hati, karena tampilan fisik seseorang dapat dibuat-buat
seolah-olah orang itu bertaqwa. Namun, mengapa Allah Swt. menyuruh orang yang
ingin masuk Islam mengucapkan dua kalimat syahadat disaksikan orang lain?
Mengapa Allah Swt. memerintahkan kita shalat lima waktu secara berjamaah di
masjid, mengerjakan puasa Ramadhan, membayar zakat, dan menunaikan haji. Semuanya
itu adalah amalan lahiriyah yang dapat disaksikan oleh mata. Rukun Islam adalah
amalan lahiriyah yang dapat dilihat oleh mata. Sedangkan rukun iman adalah
amalan hati.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">
<span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Iman
dan Islam tidak dapat dipisahkan, karena memiliki keterkaitan satu sama lain.
Meski </span><span lang="IN" style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">iman</span><span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> tidak dapat dilihat,
akan tetapi tanda-tanda keimanan </span><span lang="IN" style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">seseorang
</span><span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">dapat
dilihat. Salah satu tanda keimanan adalah me</span><span lang="IN" style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">nghormati</span><span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> tamu dan tetangganya, sebagaimana hadits
Nabi Saw., “Siapa yang beriman kepada Allah dan hati Kiamat, hendaknya ia
menghormati tamunya.” Dalam hadits lain, “…hendaknya ia menghormati
tetangganya.” Tanda keimanan yang lain adalah berkata benar atau diam,
sebagaimana sabda Rasulullah Saw., “Siapa yang beriman kepada Allah dan hari
Kiamat, hendaknya ia berkata benar atau (kalau tidak mampu berkata benar, lebih
baik) diam.”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">
<span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Rukun
Islam </span><span lang="IN" style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">yang lima </span><span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">sesungguhnya
</span><span lang="IN" style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">berisi</span><span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> tanda</span><span lang="IN" style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">-tanda</span><span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> keimanan, karena setiap orang yang
menyatakan keimanan kepada Allah Swt. dan Rasul-Nya dengan mengucapkan dua
kalimat syahadat, maka ia wajib melaksanakan shalat, zakat, puasa, dan haji.
Iman seseorang dinyatakan sah apabila memenuhi tiga unsur, yaitu <i>“tas</i></span><i><span lang="IN" style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">d</span></i><i><span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">iqun bil qalbi, iqrarun bil lisan, ‘amalun
bil arkan”</span></i><span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> (diyakini dengan hati, diucapkan dengan lisan, diamalkan
dengan anggota tubuh).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">
<span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Menutup
aurat adalah salah satu perintah Allah Swt. yang tercantum di dalam Al-Qur`an.
Jadi, </span><span lang="IN" style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">bila </span><span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">ada orang mengatakan
bahwa mengenakan jilbab penutup aurat itu tidak wajib karena yang penting
menutup hati, jelas itu salah, bahkan menyesatkan. Itu sama saja dengan mengatakan
bahwa shalat tidak wajib yang penting <i>eling</i>. Puasa tidak wajib yang
penting menahan nafsu. Zakat tidak wajib, yang penting peduli kepada sesama</span><span lang="IN" style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">, dan seterusnya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">
<span class="fullpost"><span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Dari
Abu Hurairah r.a.</span></span><span class="fullpost"><span lang="IN" style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">,</span></span><span class="fullpost"><span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> Nabi
S</span></span><span class="fullpost"><span lang="IN" style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">aw.</span></span><span class="fullpost"><span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">
bersabda, </span></span><span class="fullpost"><span lang="IN" style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">“</span></span><span class="fullpost"><span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Iman
mempunyai lebih dari enam puluh cabang. Dan malu adalah salah satu cabang dari
iman</span></span><span class="fullpost"><span lang="IN" style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">” (HR
Bukhari). Menurut Ibnu Hajar Al-Asqalani, banyak ulama yang mencoba merumuskan
cabang-cabang iman, tetapi yang paling mendekati kebenaran adalah rumusan Ibnu
Hibban yang merinci cabang iman menjadi 69 cabang; 24 cabang amalan hati, 7
cabang amalan lisan, dan 38 cabang amalan anggota badan.</span></span></div>
<span class="fullpost"><span lang="IN" style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">Bila kita merujuk kepada
pendapat Ibnu Hibban, dapat disimpulkan bahwa tanda-tanda keimanan yang dapat disaksikan
oleh mata sebanyak 65%, sedangkan tanda-tanda keimanan yang tersembunyi hanya
35%. Bila demikian, setujukah kita dengan pendapat bahwa memakai jilbab penutup
aurat itu tidak wajib? <i>Wallahu ‘alam bish shawab.</i></span></span><span class="fullpost"><span lang="IN" style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;"><i></i></span></span>Syamsu Hilalhttp://www.blogger.com/profile/10684404044386131857noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1644352970359037066.post-90264700137690049642014-03-17T15:29:00.003+07:002014-03-17T15:30:28.019+07:00Kematian Mendadak<br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<span style="font-family: "Candara","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kasus meninggal atau
mati mendadak seperti yang menimpa pelawak Jojon dan beberapa tokoh publik
lainnya semakin sering kita dengar akhir-akhir ini. Mungkin di antara kita,
dalam waktu sangat singkat telah kehilangan keluarga atau kerabat dekat secara
tiba-tiba, yang tak pernah diduga sebelumnya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<span style="font-family: "Candara","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Beberapa tahun lalu
kita dikejutkan dengan meninggalnya anggota DPR RI Adjie Massaid dan pelawak
Basuki. Dan di akhir zaman, jumlah orang yang meninggal mendadak akan semakin banyak.
Karena kematian yang datang tiba-tiba atau mendadak merupakan salah satu dari
tanda semakin dekatnya hari Kiamat. Nabi Saw. bersabda, "<i>Sesungguhnya
di antara tanda-tanda dekatnya hari Kiamat adalah akan banyak kematian
mendadak.</i>" (HR. Thabrani).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<span style="font-family: "Candara","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Fenomena ini sudah
sering kita saksikan pada masa sekarang ini. Orang yang sebelumnya sehat bugar,
tiba-tiba mati mendadak. Berdasarkan hasil penelitian, setiap tahunnya banyak
orang meninggal karena stroke dan serangan jantung, bahkan disebutkan kalau penyakit
jantung menempati urutan pertama yang banyak menyebabkan kematian mendadak pada
saat ini.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<span style="font-family: "Candara","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Meski banyak pintu
kematian, tetapi hakikat kematian itu satu, yaitu datangnya ajal. “Tiap-tiap
umat mempunyai batas waktu (ajal). Maka apabila telah datang waktu (ajal)
mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula)
memajukannya (QS Al-A’raf: 34).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<span style="font-family: "Candara","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Secara umum, kematian
memiliki sebab. Namun, kematian yang didahului oleh sebab tak terduga itulah yang
dimaksud dengan kematian mendadak. Para ulama mendefinisikan kematian mendadak
sebagai kematian tak terduga yang terjadi dalam waktu singkat dan salah satu
kasusnya adalah seperti yang dialami orang yang terkena serangan jantung.
Kematian seseorang akibat kecelakaan lalu lintas dan bencana alam (seperti
banjir bandang, tanah longsor, gunung meletus, gempa bumi, tsunami, dan
lain-lain) adalah termasuk kematian mendadak.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<span style="font-family: "Candara","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Bagaimana kedudukan
mati mendadak bagi Mukmim? Terdapat keterangan yang menguatkan bahwa kematian
mendadak bagi seorang Mukmin bukanlah pertanda buruk. Abdullah bin Mas’ud ra.
berkata, “Kematian mendadak merupakan keringanan bagi seorang Mukmin dan
kemurkaan atas orang-orang kafir. Kematian mendadak merupakan istirahat
(ketenangan) bagi seorang Mukmin dan kemurkaan atas orang kafir” (HR al-Thabrani).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<span style="font-family: "Candara","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dari Aisyah ra.
berkata, “Aku pernah bertanya kepada Rasulullah Saw. mengenai kematian yang
datang tiba-tiba. Lalu beliau menjawab, ‘<i>Itu merupakan kenikmatan bagi
seorang Mukmin dan bencana bagi orang-orang jahat”</i> (HR Ahmad dan al-Baihaqi).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<span style="font-family: "Candara","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Diriwayatkan dari
Abdullah bin Mas’ud dan Aisyah ra., keduanya berkata, “Kematian yang datang
mendadak merupakan bentuk kasih sayang bagi orang Mukmin dan kemurkaan bagi orang
zalim” (HR Ibnu Abi Syaibah dan al-Baihaqi).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<span style="font-family: "Candara","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Alangkah indahnya
hadits yang dijadikan sebagai penguat oleh Imam al-Baihaqi dari hadits Abu
Qatadah, Rasulullah Saw. pernah dilalui iring-iringan jenazah. Beliau lalu
bersabda, “Yang istirahat dan yang diistirahatkan darinya.” Para sahabat
bertanya, “Wahai Rasulullah, apa maksud yang istirahat dan yang diistirahatkan
darinya?” Beliau menjawab, “<i>Seorang hamba yang mukmin beristirahat dari
keletihan dunia dan kesusahannya, kembali kepada rahmat Allah. Sedangkan hamba
yang jahat, para hamba, negeri, pohon dan binatang beristirahat (merasa aman
dan tenang) darinya</i>” (HR Muslim dan Ahmad).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<span style="font-family: "Candara","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kita menyadari bahwa
kematian adalah sesuatu yang pasti datangnya. Kapan waktunya, dimana, dan
sedang apa kita ketika kematian itu datang, sangat menentukan apakah kita
mendapatkan <i>husnul khatimah</i> atau <i>su’ul khatimah</i>. Agar mendapat <i>husnul
khatimah</i>, kita harus memastikan bahwa setiap pekerjaan atau aktivitas yang
kita lakukan harus dalam rangka menjalankan ibadah dan ketaatan kepada Allah
Swt. <i>Wallahu a’lam bish shawab.</i></span></div>
Syamsu Hilalhttp://www.blogger.com/profile/10684404044386131857noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1644352970359037066.post-25751433245098700732014-01-07T15:18:00.000+07:002014-01-07T15:19:09.406+07:00Bersih Akidah di Tahun Baru<!--[if gte mso 9]><xml>
<o:OfficeDocumentSettings>
<o:AllowPNG/>
</o:OfficeDocumentSettings>
</xml><![endif]--><br />
<div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 10.0pt; text-indent: 35.45pt;">
<span style="font-family: "Garamond","serif"; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Garamond; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">Memasuki tahun baru 2014 Masehi, salah satu
tadisi Jahiliyah yang harus dihilangkan adalah kepercayaan kepada dukun ramal
atau paranormal. Masih banyak umat Islam yang memilih menggantungkan masa
depannya kepada paranormal. Ada juga yang lebih yakin kepada paranormal
ketimbang kepada dokter untuk mengobati penyakit fisiknya. Mereka beranggapan
bahwa penyakit fisik yang dideritanya ada kaitan dengan sesuatu yang berbau
mistik dan tahayul. Berkaitan dengan hal ini, Islam memiliki pandangan yang
sangat jelas. </span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 10.0pt; text-indent: 35.45pt;">
<span style="font-family: "Garamond","serif"; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Garamond; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">Ketika Nabi Muhammad Saw. diutus, di kalangan
masyarakat Arab Jahiliyah ada sekolompok pendusta yang dikenal denga sebutan <i>kahin</i>
atau <i>‘arraf</i> (dukun, tukang ramal, paranormal, dan sebagainya) yang
mengklaim dirinya mengetahui perkara gaib baik yang telah berlalu maupun yang
akan datang, dengan jalan berhubungan dengan jin atau lainnya. Lalu beliau Saw.
membacakan wahyu Allah Swt. yang diturunkan kepadanya, <i>“Katakanlah tidak ada
seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang gaib, kecuali
Allah”</i> (QS An-Naml: 65). </span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 10.0pt; text-indent: 35.45pt;">
<span style="font-family: "Garamond","serif"; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Garamond; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">Beberapa orang pernah datang kepada Nabi Saw.
Mereka mengira bahwa beliau mengetahui perkara gaib, kemudian mereka
menyembunyikan sesuatu di tangan mereka, lalu bekata kepada beliau, “Cobalah
tunjukkan kepada kami, apa yang kami sembunyikan ini?” Rasulullah Saw. berkata
kepada mereka, “Aku sama sekali bukan tukang tenung (dukun ramal, paranormal),
karena sesungguhnya tukang tenung, pekerjaan menenung, dan semua tukang tenung
akan berada di neraka” (HR Abu Daud).</span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 10.0pt; text-indent: 35.45pt;">
<span style="font-family: "Garamond","serif"; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Garamond; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">Islam tidak hanya mengecam peramal atau
paranormal, tapi juga orang-orang yang datang kepada mereka untuk menanyakan
sesuatu dengan mempercayai khayalan dan kesesatan mereka. Rasulullah Saw.
bersabda, “Barangsiapa datang kepada tukang ramal (dukun, paranormal), lalu
menanyakan sesuatu kepadanya dan mempercayai perkataannya (ramalannya), maka
tidak diterima shalatnya selama 40 hari” (HR Muslim).</span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 10.0pt; text-indent: 35.45pt;">
<span style="font-family: "Garamond","serif"; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Garamond; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">Islam juga mengharamkan mengundi nasib dengan <i>azlam</i>.
<i>Azlam</i> atau <i>qadah</i> adalah semacam anak panah di kalangan bangsa
Arab Jahiliyah yang pada masing-masing anak panah itu terdapat tulisan,
misalkan anak panah pertama bertuliskan “Aku diperintah Tuhan”. Anak panah
kedua “Aku dilarang Tuhan”. Dan anak panah ketiga tidak terdapat tulisan.</span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 10.0pt; text-indent: 35.45pt;">
<span style="font-family: "Garamond","serif"; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Garamond; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">Apabila hendak bepergian, menikah, dan
sebagainya, mereka datang ke rumah berhala yang di dalamnya terdapat <i>azlam-azlam
</i>tersebut lalu mereka mengundinya untuk memastikan apakah mereka harus
bepergian atau tidak, menikah atau tidak, dan sebagainya. Mereka lalu mengambil
salah satu dari anak panah itu. Jika yang terambil anak panah yang bertuliskan
perintah, maka mereka melaksanakan apa yang mereka rencanakan. Apabila yang
terambil anak panah yang bertuliskan larangan, maka mereka pun mengurungkan
niatnya. Jika yang terambil anak panah yang tidak ada tulisannya, maka mereka
mengundinya sekali lagi sehingga mendapatkan keputusan apakah meneruskan atau
membatalkan niatnya itu.</span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 10.0pt; text-indent: 35.45pt;">
<span style="font-family: "Garamond","serif"; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Garamond; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">Berkaitan dengan hal ini, Allah Swt. berfirman,
“…Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib
dengan anak panah) itu adalah kefasikan…” (QS Al-Maidah: 3). Rasulullah Saw.
bersabda, “Tidak akan mendapatkan derajat yang tinggi orang yang menenung
(meramal), mengundi nasib dengan <i>azlam</i>, atau membatalkan bepergiannya
lantaran <i>tathayyur</i> (menganggap sial sesuatu)” (HR Nasa`i).</span></div>
<div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 10.0pt; text-indent: 35.45pt;">
<span style="font-family: "Garamond","serif"; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Garamond; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">Berdasarkan dalil di atas, mengundi nasib dengan
alat apa pun (bukan hanya dengan anak panah) diharamkan dalam Islam. Islam
memerintahkan setiap Muslim berusaha secara maksimal untuk dunia dan
akhiratnya, karena Allah Swt. telah memberikan semua yang dibutuhkan untuk
menggapai Surga dan keridhaan-Nya. <i>Wallahu a’lam bish shawab.</i></span></div>
Syamsu Hilalhttp://www.blogger.com/profile/10684404044386131857noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1644352970359037066.post-20403679377344681182013-11-07T14:13:00.003+07:002013-11-07T14:15:07.570+07:00Tiga Kelompok Manusia<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: center;">
<i><span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">“Kemudian kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami
pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya
diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara
mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=1644352970359037066#_ftn1" name="_ftnref1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[1]</span></b></span></span></span></a>
dengan izin Allah. yang demikian itu adalah karunia yang Amat besar”</span></i><span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;"> (QS
Fathir: 32).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">
<span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Makna <i><span style="font-family: "Garamond","serif"; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi;">zhalimun linafsih</span></i><i>i</i>
merupakan sebutan bagi Muslim yang berbuat <i><span style="font-family: "Garamond","serif"; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi;">taqshir</span></i>
(kurang beramal) dalam sebagian kewajiban, ditambah dengan tindakan beberapa
pelanggaran terhadap hal-hal yang diharamkan, termasuk dosa-dosa besar.<sup> </sup>Atau
dengan kata lain, orang yang taat kepada Allah Swt., akan tetapi ia juga
berbuat maksiat kepada-Nya. Karakter golongan ini tertuang dalam firman Allâh Ta'ala
berikut,</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">
<i><span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi;">“Dan (ada pula) orang-orang lain yang mengakui dosa-dosa mereka,
mereka mencampur-baurkan perkerjaan yang baik</span></i><i><span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> <i><span style="font-family: "Garamond","serif"; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi;">dengan pekerjaan lain yang buruk.</span></i> <i><span style="font-family: "Garamond","serif"; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi;">Mudah-mudahan Allah menerima taubat mereka. </span></i><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><i><span style="font-family: "Garamond","serif"; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi;">Sesungguhnya Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” </span></i></span></i><span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi;">(QS At-Taubah: 102).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">
<span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Orang-orang yang termasuk dalam <i>muqtashid</i>
ialah mereka yang taat kepada Allah Swt. tanpa melakukan kemaksiatan, namun
tidak menjalankan ibadah-ibadah sunnah untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt.
Juga diperuntukkan bagi orang yang telah mengerjakan perintah-perintah dan
menjauhi larangan-larangan saja. Tidak lebih dari itu.<sup> </sup>Atau dalam
pengertian lain, orang-orang yang telah mengerjakan kewajiban-kewajiban,
meninggalkan perbuatan haram, namun diselingi dengan meninggalkan sejumlah
amalan sunnah dan melakukan perkara yang makruh.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">
<span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kelompok <i>sabiqun bil khairat</i> memiliki
ciri menjalankan kewajiban-kewajiban dari Allah Swt. dan menjauhi <i><span style="font-family: "Garamond","serif"; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi;">muharramat</span></i> (larangan-larangan). Selain itu,
keistimewaan yang tidak lepas dari mereka adalah kemauan untuk menjalankan
amalan-amalan ketaatan yang sifatnya sunnah untuk mendekatkan diri mereka
kepada Allah Swt. Atau mereka adalah orang-orang yang mengerjakan amalan-amalan
wajib dan amalan-amalan sunnah, serta pada saat yang sama menjauhi dosa-dosa
besar dan kecil.</span><span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">
<span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">Terhadap golongan pertama (<i>zalimun linafsihi</i>),
Syekh Nawawi memberikan definisi bahwa golongan ini ialah hamba-hambaNya yang
dosanya lebih banyak ketimbang perbuatan baiknya. Golongan kedua, yaitu
muqtashid, memiliki definisi bahwa orang yang perbuatan baik sebanding dengan
perbuatan buruk. Terakhir, golongan saabiq bil khairaat, ialah hamba-hambaNya
yang senantiasa bersabar dalam ketaatan serta memprioritaskan kebaikan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">
<span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">Menurut Imam Al-Ghazali dalam kitab<i><span style="font-family: "Garamond","serif"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;"> Minhaajul ‘Abidiin</span></i>, kelompok zalim
terhadap diri sendiri adalah kelompok yang paling merugi karena dahulu semasa
di dunia, mereka banyak memperturutkan hawa nafsu, berbuat dosa pada Allah dan
sesama serta enggan bertobat.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Sedangkan
golongan kedua, karena antara perbuatan baik dan dosanya seimbang, maka hak
Allah sepenuhnya, apakah ia masuk surga atau dicampakkan ke dalam neraka.
Sedangkan golongan ketiga, Allah Swt. akan memberikan sebaik-baiknya ganjaran,
sesuai dengan ayat selanjutnya dalam surah yang senada.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">
<span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Mengapa golongan <i><span style="font-family: "Garamond","serif"; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi;">zhalim
linafsihi</span></i> lebih didahulukan daripada dua golongan lainnya (<i><span style="font-family: "Garamond","serif"; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi;">al-muqatshid</span></i> dan <i><span style="font-family: "Garamond","serif"; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi;">sabiqun bil-khairat</span></i>),
padahal kelompok <i><span style="font-family: "Garamond","serif"; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi;">zhalim linafsihi</span></i> merupakan
tingkatan Muslim yang terendah dari tiga golongan yang ada? Sebagian ulama
berpendapat, supaya golongan pertama itu tidak mengalami keputusasaan dari
rahmat Allah Swt., dan golongan <i><span style="font-family: "Garamond","serif"; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi;">sabiqun bil khairat</span></i>
tidak silau dan terperdaya dengan amalan sendiri. Apalagi pada kalimat <i><span style="font-family: "Garamond","serif"; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-theme-font: minor-bidi;">sabiqun bil khairat diikuti kalimat bi idznillaah yang berarti
semangat melakukan amal saleh semata-mata karena rahmat dan kehendak Allah Swt.</span></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">
<span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">Yahya bin Muadz berkata, “Manusia terbagi ke
dalam tiga kelompok; (1) Orang yang lebih sibuk dengan akhirat daripada dunia;
(2) Orang yang lebih sibuk dengan dunia daripada akhirat; (3) Orang yang sibuk
dengan keduanya sekaligus. Kelompok pertama orang-orang sukses, kelompok kedua
orang-orang celaka, dan kelompok ketiga<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>orang-orang yang dalam kondisi kritis (Shifatu Ash-Shofwah, Jilid IV
hal.93).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">
<span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">Dalam buku Waahatu Al-Iman, Abdul Hamid
Al-Bilali (1987) mengungkapkan bahwa kelompok pertama adalah orang-orang yang
obsesi hidupnya didominasi oleh akhirat. Mereka bekerja di dunia selalu dengan
kacamata akhirat. Mereka tahu apa saja yang ada di dunia adalah sarana yang
diciptakan Allah Swt. untuk membantu manusia untuk merealisasikan tujuan
penciptaan manusia, yaitu beribadah kepada Allah Swt. (QS Adz-Dzariyat: 56).
Mereka memperlakukan dunia sebagai sarana dan meletakannya di genggaman mereka.
Mereka mengendalikan dunia, supaya tidak dikendalikan dunia. Mereka tidak
menjauhkan diri dari dunia dan mengisolasi diri dari kesibukan dunia karena
mereka tahu bahwa tugas mereka adalah memperbaiki diri dan orang lain, serta
memanfaatkan seluruh potensi dunia untuk kepentingan akhirat.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">
<span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">Kelompok kedua adalah orang-orang yang rasa
cintanya kepada dunia begitu menguasai jiwa mereka, hingga melupakan akhirat.
Mereka mengira dunia itu segala-galanya. Mereka tidak memahami bahwa dunia
adalah sarana untuk membantu meraih kesuksesan di akhirat. Yang lebih parah
lagi meraka memahami dunia sebagai tujuan akhir penciptaan manusia, sehingga
menjadikan dunia sebagai tuhan selain Allah Swt. Mereka meletakkan dunia di
dalam hati, dan menghabiskan seluruh umurnya untuk dunia. Harta, wanita, tahta
adalah tujuan hidup mereka.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">
<span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">Kelompok ketiga adalah orang-orang yang tidak
jelas statusnya. Mereka tidak mau masuk kelompok pertama atau kelompok kedua.
Pada saat yang sama mereka ingin mendapatkan sebagian karakteristik kelompok
pertama dan sebagian karakteristik kelompok kedua. Sekali waktu mereka menyembah
Allah Swt., dan pada waktu yang lain mereka menyembah selain Allah. Seolah-olah
mereka sedang berputar-putar di pinggir jurang sebagaimana firman Allah Swt.,</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">
<i><span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">“Dan di antara manusia ada orang yang menyembah
Allah dengan berada di tepi. Maka jika ia memperoleh kebajikan, tetaplah ia
dalam keadaan itu, dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana, berbaliklah ia ke
belakang. Rugilah ia di dunia dan di akhirat. yang demikian itu adalah kerugian
yang nyata”</span></i><span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;"> (QS Al-Hajj: 11).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">
<span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi;">Sebagai Mukmin yang senantiasa merindukan surga
dan terhindar dari siksa neraka, tentu kita berusaha untuk menjadi Mukmin yang
senantiasa <i>sami’na wa atha’na</i> ketika mendengar seruan Allah Swt. Untuk menjadi
Mukmin yang selalu bersegera dalam melaksanakan kebaikan (<i>sabiqun bil
khairat</i>), tentu kita harus membiasakan diri untuk tidak menunda-nunda
setiap kebaikan atau amal shaleh yang ada di hadapan kita. Bagi Mukmin yang membiasakan
diri shalat berjamaah di masjid, akan merasa rugi dan bersalah apabila mereka
terlambat memenuhi seruan adzan lantaran kesibukan yang bersifat duniawi. Oleh karena
itu, mari kita berlomba-lomba dan bersegera melaksanakan setiap kebaikan dengan
mengharap ridha Allah Swt. <i>Wallahu a’lam bish shawab.</i></span></div>
<div style="mso-element: footnote-list;">
<br clear="all" />
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<div id="ftn1" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=1644352970359037066#_ftnref1" name="_ftn1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: Arial; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin;">[1]</span></span></span></span></span></a><span style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;"> Yang
dimaksud dengan orang yang Menganiaya dirinya sendiri ialah orang yang lebih
banyak kesalahannya daripada kebaikannya, dan pertengahan ialah orang-orang
yang kebaikannya berbanding dengan kesalahannya, sedang yang dimaksud dengan
orang-orang yang lebih dahulu dalam berbuat kebaikan ialah orang-orang yang
kebaikannya Amat banyak dan Amat jarang berbuat kesalahan.</span></div>
</div>
</div>
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>AR-SA</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:EnableOpenTypeKerning/>
<w:DontFlipMirrorIndents/>
<w:OverrideTableStyleHps/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;}
</style>
<![endif]-->Syamsu Hilalhttp://www.blogger.com/profile/10684404044386131857noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1644352970359037066.post-58113954988442531802013-10-10T20:20:00.001+07:002013-10-10T20:20:52.673+07:00Kedaulatan Allah di Muka Bumi<div class="WordSection1">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 10.0pt; text-align: center;">
<span style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="DE" style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: DE;">Oleh </span></span><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="DE" style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: DE;"></span></i><span lang="DE" style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: DE;">Dr. Ahzami Sami’un
Jazuli, MA</span></div>
</div>
<div class="WordSection1">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 10.0pt; text-align: center;">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="DE" style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: DE;">“Nabi mereka
mengatakan kepada mereka, ’Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut menjadi
rajamu’. Mereka menjawab, ’Bagaimana Thalut memerintah kami, padahal kami lebih
berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya sedang diapun tidak diberi
kekayaan yang cukup banyak.’ Nabi (mereka) berkata, ’Sesungguhnya Allah telah
memilihnya menjadi rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang
perkasa.’ Allah memberikan pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. </span></i><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="ES" style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: ES;">Dan Allah
Maha Luas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui<span style="mso-bidi-font-style: italic;">”</span> </span></i><span lang="ES" style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: ES; mso-bidi-font-style: italic;">(QS Al-Baqarah: 247).</span></div>
</div>
<span lang="ES" style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: ES; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">
</span>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">
<span lang="DE" style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: DE;">Kita telah memahami bahwa Bani Israil melakukan kesalahan
fatal dalam memahami masalah kepemimpinan. Lebih jauh, mereka tidak mempunyai
standar yang benar tentang kriteria bagi seseorang yang berhak untuk menjadi
pemimpin dalam suatu masyarakat. Dalam hubungannya dengan penolakan mereka atas
penunjukan Thalut sebagai raja yang harus mereka taati oleh Nabi yang diutus
kepada mereka karena memenuhi permintaan mereka sendiri, ada beberapa kesalahan
fatal yang bisa kita temukan dari sikap mereka, yaitu <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">pertama</b>, mereka menganggap bahwa kelayakan seseorang untuk menjadi
pemimpin diantaranya ditentukan oleh faktor keturunan. Berdasarkan alasan ini
mereka menolak penunjukan Thalut menjadi raja mereka, karena Thalut bukanlah
seorang keturunan raja. Bahkan Thalut adalah keturunan rakyat biasa. Oleh
karenanya, Bani Israil tidak mau menerima Thalut untuk menjadi raja mereka.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">
<span lang="DE" style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: DE;">Alasan penolakan yang <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">kedua</b> adalah karena menurut mereka, seorang pemimpin haruslah
seorang yang kaya. Sedangkan menurut mereka, Thalut tidak termasuk orang yang
kaya di antara mereka, sehingga mereka sangat menentang ketika Nabi yang diutus
kepada mereka menunjuk Thalut untuk menjadi raja mereka. Sekalipun kisah ini
adalah kisah Bani Israil namun ada diantara masyarakat kita yang tertular
penyakit semacam ini ketika memilih pemimpin. Ada diantara masyarakat kita yang
berpendapat bahwa seseorang yang akan menjadi pemimpin harus sudah kaya
terlebih dahulu. Pernyataan ini sungguh aneh, karena seorang pemimpin dalam
Islam tidak disyaratkan bahwa ia harus kaya. Fakta sejarah menunjukkan bahwa
setelah Rasulullah Saw. meninggal, yang menggantikan beliau bukanlah orang yang
paling kaya pada waktu itu, bahkan sebagian besar di antaranya termasuk orang
yang miskin. Abu Bakar Ra., Umar bin Khathab Ra., dan Ali bin Abi Thalib Ra.
bukan orang yang paling kaya di masyarakat pada waktu itu. Namun ketika
beliau-beliau ini menjadi seorang pemimpin, berhasil membawa masyarakatnya
untuk senantiasa menjaga ketaqwaannya kepada Allah Swt.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">
<span lang="DE" style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: DE;">Pelajaran penting lainnya yang bisa kita dapatkan dari
ayat ini adalah tentang sistem pemerintahan menurut pandangan Al-Qur’an <i>al-Karim</i>.
Agar suatu pemerintahan bisa berdiri dengan kokoh dan berjalan sesuai dengan
tuntunan Allah Swt., hal terpenting yang harus diperhatikan bukanlah banyaknya
kekayaan yang dimiliki oleh negara tersebut, akan tetapi yang paling penting
kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada dalam bangsa tersebut. Oleh karena
itulah pada ayat ini Allah Swt. mengatakan, <i>“</i><i style="mso-bidi-font-style: normal;">Nabi mereka berkata, ’Sesungguhnya Allah telah memilihnya menjadi
rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa.’<span style="mso-bidi-font-style: italic;">”</span></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">
<span lang="DE" style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: DE;">Dari penggalan ini kita mendapatkan pelajaran bahwa untuk
menjadi pemimpin, maka yang terpenting adalah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">quwwatul ‘ilm</i> (kemampuan intelektualnya) sehingga ia mampu mengatur
pemerintahannya dengan baik, dan juga <i style="mso-bidi-font-style: normal;">quwwatul
jism</i> (kekuatan fisik). Kedua-duanya harus ada pada seorang pemimpin. Kalau
ada seorang pemimpin yang fisiknya perkasa akan tetapi tidak mempunyai ilmu
yang cukup, maka tidak akan bisa menjalankan kepemimpinannya dengan baik.
Bahkan sangat mungkin ia akan menjadi seorang pemimpin yang hanya mengandalkan
kekuatannya belaka sehingga tidak menghormati HAM yang dimiliki rakyatnya.
Sebaliknya, jika seorang pemimpin hanya memiliki ilmu saja akan tetap fisiknya
lemah, ia tidak akan ditakuti oleh musuh-musuhnya. Jadi kedua-duanya harus ada
pada seorang pemimpin.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">
<span lang="DE" style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: DE;">Sebagian Ahli Tafsir mengatakan bahwa ilmu yang
dianugerahkan Allah Swt. kepada Thalut seperti yang dimaksud pada ayat ini
adalah ‘<i style="mso-bidi-font-style: normal;">ilmu fii tatbiirul hukumah</i>
(ilmu untuk mengatur negara), <i style="mso-bidi-font-style: normal;">‘ilmu fii
tatbiirus siyasah</i> (ilmu untuk mengatur kehidupan berpolitik), dan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">‘ilmu fii tatbiirul harb</i> (ilmu untuk
mengatur strategi dalam peperangan). Sebagian Ahli Tafsir lainnya mengatakan
bahwa yang dimaksud dengan ilmu di sini adalah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">‘ilmu nubuwah.</i> Namun kalau kita perhatikan, penafsiran yang
terakhir ini kurang tepat, karena Thalut tidak dipersiapkan oleh Allah Swt.
untuk menjadi seorang Nabi.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">
<span lang="DE" style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: DE;">Jadi, syarat yang penting bagi seseorang untuk menjadi
raja atau menjadi seorang khalifah adalah kualitas SDM-nya yang dalam hal ini
adalah kemampuan intelektualnya dan kekuatan fisiknya, dan sama sekali bukan
diukur dari banyaknya kekayaan yang dimilikinya. Kenapa? Karena dengan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">quwwatul ‘ilm wa quwwatul jism</i> (kekuatan
ilmu dan fisiknya), ia akan mampu menjalankan tugas kepemimpinannya dengan
baik. Dengan kemampuan intelektualnya, ia akan berusaha agar ekonomi di
masyarakatnya bisa berkembang dengan baik, mampu untuk membuka lapangan kerja,
dan hal-hal lain yang diperlukan oleh masyarakatnya. Sebaliknya, walaupun
hartanya banyak akan tetapi kalau tidak mempunyai <i style="mso-bidi-font-style: normal;">quwwatul ‘ilm</i>, maka dia akan kaya sendirian dan membiarkan
rakyatnya tetap menderita. Kita tentu tidak menginginkan seorang pemimpin yang
seperti itu.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">
<span lang="DE" style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: DE;">Berkenaan dengan pentingnya kualitas SDM dalam suatu
masyarakat, Aristoteles pernah mengatakan, “Harta benda akan tumbuh jika rakyat
berkualitas.” Contoh nyata yang bisa kita ambil adalah kehidupan yang berlangsung
di jaman Rasulullah Saw. dan para Shahabat. Ketika Rasulullah Saw. hijrah
bersama para shahabatnya dari Mekah ke Madinah, sebagian besar shahabat yang
ikut hijrah adalah orang miskin, karena banyak di antaranya yang harus
meninggalkan harta bendanya di Mekah agar bisa mengikuti Rasulullah Saw.
berhijrah.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">
<span lang="DE" style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: DE;">Akan tetapi karena para shahabat Rasulullah ini mempunyai
kualitas SDM yang tinggi, kemiskinan itu tidak menjadi permasalahan yang serius
bagi mereka. Bahkan dengan kualitas SDM yang sangat baik itu, kemudian
terjadilah banyak perubahan yang signifikan. Salah seorang shahabat yang
bernama Abdurrahman bin Auf yang ketika tiba di Madimah kemampuan ekonominya
bisa dikatakan nol, tidak lama kemudian menjadi orang yang kaya, bahkan
termasuk orang yang terkaya di Madinah. Padahal sebelum kedatangan kaum
Muhajirin ke Madinah, perekonomian di sana dikuasai oleh orang-orang Yahudi.
Namun dengan kualitas SDM yang mumpuni dan disertai dengan usaha keras yang
dilandasi niat yang ikhlas, peta kekuatan ekonomi itu kemudian mengalami
pergeseran-pergeseran penting. Karena demikian penting faktor manusia dalam
menentukan kemuajuan suatu masyarakat, maka pembangunan kualitas SDM jauh lebih
penting daripada sekedar pembangunan fisik.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">
<span lang="DE" style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: DE;">Dengan kata lain <i style="mso-bidi-font-style: normal;">binaa-ur
rijal muqoddamun ‘ala binaa-ul ahjar</i> (pembinaan manusia harus lebih
diutamakan daripada pembinaan batu (maksudnya pembangunan fisik). Kalau
manusia-manusia yang ada dalam suatu masyarakat adalah orang-orang yang
berkualitas handal, maka setiap anggota masyarakat akan ikut mengambil bagian
secara aktif dalam proses pembangunan yang dilaksanakan di masyarakat itu.
Sebaliknya, jika yang dibangun hanyalah masalah fisik dan kurang memperhatikan
pembangunan manusianya, maka semuanya akan berlangsung sia-sia, karena
manusia-manusia yang ada dalam masyarakat tersebut tidak akan bisa memanfaatkan
kemajuan di sektor fisik. Dan sangat mungkin mereka akan merusak kembali
kemajuan-kemajuan yang telah dicapai dalam sektor fisik.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">
<span lang="DE" style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: DE;">Pada penggalan selanjutnya Allah mengatakan, <i>“</i><i style="mso-bidi-font-style: normal;">Allah memberikan pemerintahan kepada siapa
yang dikehendaki-Nya</i>.<i>’’</i> Jadi logika Bani Israil yang salah dalam
masalah kepemimpinan itu dijawab oleh Allah dengan logika Qur’ani yaitu,</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="DE" style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: DE;">Pertama</span></b><span lang="DE" style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: DE;">, bahwa Thalut adalah pilihan Allah Swt. dan pilihan
Allah berarti adalah pilihan yang terbaik.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="DE" style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: DE;">Kedua</span></b><span lang="DE" style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: DE;">, Allah Swt. ketika memilih hambanya bukan tanpa alasan,
akan tetapi semua itu disertai alasan yang jelas, yaitu karena Thalut
dianugerahi Allah Swt. berupa <i style="mso-bidi-font-style: normal;">quwwatul
‘ilm wa quwwatul jism</i>.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="DE" style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: DE;">Ketiga</span></b><span lang="DE" style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: DE;">, Allah memberikan kekuasaan hanya kepada orang yang
dikehedaki-Nya. Dalam sistem pemerintahan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">robbani</i>
ditegaskan bahwa kedaulatan dan kekuasaan itu semata-mata adalah milik Allah
Swt. Seorang raja, pemimpin atau khalifah hanya bertindak sebagai pelaksana
perintah-perintah Allah Swt. Jadi, kedaulatan sebuah negara dalam pandangan
Islam ada di tangan Allah Swt. semata. Seorang presiden dan menteri-menterinya
hanya sekedar melaksanakan aturan-aturan yang telah digariskan oleh Allah Swt.
Ini harus kita pahami benar. Jadi tidak benar pandangan yang menyatakan bahwa
kedaulatan ada di tangan rakyat, sementara rakyat (manusia) itu tidak <i style="mso-bidi-font-style: normal;">ma’shum,</i> sehingga sangat mungkin suatu
saat mereka terkena pengaruh hawa nafsunya.</span><span lang="DE" style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: DE;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 42.55pt;">
<span lang="DE" style="font-family: "Garamond","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: DE;">Inlah perbedaan sistem dalam negara Islam dengan sistem
yang lainnya. Manusia semuanya adalah hamba Allah. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Ar-rois</i> (pemimpin) adalah hamba Allah, dan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">ar-ro’iyyah</i> (rakyat) juga hamba Allah Swt. Ketika seseorang
diangkat menjadi kepala negara, itu bukanlah hal yang istimewa. Penunjukan
seseorang untuk menjadi pemimpin hanya sekedar pembagian tugas, agar Islam yang
<i style="mso-bidi-font-style: normal;">syamil</i> ini diamalkan dengan
sebaik-baiknya karena setiap orang mempunyai tugas masing-masing. Dengan adanya
pembagian tugas ini, baik sebagai pemimpin atau sebagai rakyat, sama sekali
tidak mempunyai kewenangan untuk membuat undang-undang, kecuali dalam hal-hal
yang berkaitan dengan <span style="mso-bidi-font-style: italic;">ijtihad </span>pada
hal yang memang diperbolehkan untuk melakukan <span style="mso-bidi-font-style: italic;">ijtihad.</span> Dan <span style="mso-bidi-font-style: italic;">ijtihad</span>
ini hanya boleh dilakukan oleh orang-orang yang berkompeten, dan memenuhi
syarat-syarat yang diperlukan. Namun demikian, ijtihad ini tidak boleh
bertentangan dengan kaidah-kaidah <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Syari’ah
Islam</i> secara umum. <i>Wallahu a’lam bishshawab</i>.</span></div>
Syamsu Hilalhttp://www.blogger.com/profile/10684404044386131857noreply@blogger.com0