Oleh Syamsu Hilal
Ibadah haji adalah ibadah yang
menghadirkan simbol persamaan derajat manusia di sisi Allah Swt. Ibadah haji
juga menampilkan simbol persatuan umat Islam. Bayangkan sebuah pemandangan
orang-orang dari berbagai suku bangsa dari berbagai negara di seluruh penjuru
dunia berdatangan ke satu pusat pertemuan melalui seribu satu jalan.
Wajah-wajah mereka berbeda-beda, warna kulit dan bahasa yang mereka gunakan
juga berbeda. Namun, ketika sampai pada suatu garis perbatasan yang disebut
dengan miqat, mereka semua melepaskan pakaian kebangsaannya, lalu mereka
mengenakan pakaian seragam putih-putih yang sama potongannya. Setelah
mengenakan kain ihram, seruan yang keluar dari mulut mereka sama, yaitu talbiah.
Mereka bergerak menuju satu titik, yaitu Ka’bah Baitullah yang
diberkahi.
Selain itu, ibadah haji selalu menghidupkan
kenangan Rabbani yang tak pernah dilupakan manusia sepanjang masa.
Kenangan sebuah keluarga yang tidak pernah memedulikan apa pun di dalam
menjalankan perintah Allah. Kenangan seorang ayah yang harus memendam kerinduan
terhadap anak yang diinginkannya untuk diserahkan kembali kepada Sang Pemilik
anak, yaitu Allah Swt. Kenangan seorang anak yang menyerahkan dirinya menjadi
kurban untuk Allah. Kenangan seorang ibu yang yakin sepenuhnya akan
perlindungan Allah Swt. tatkala ditinggalkan suaminya di sebuah daerah yang
tidak ada siapa-siapa dan tidak ada apa-apa.
Sulitnya menempuh perjalanan haji
seharusnya dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk beribadah sepenuh hati dan sepenuh
waktu, bermunajat kepada Allah seraya memohon ampun atas segala khilaf dan
salah. Perjalanan haji adalah perjalanan berdimensi ukhrowi, bukan perjalanan
duniawi untuk bersenang-senang atau plesiran. Oleh karena itu, kesempatan
berhaji yang diberikan Allah Swt. tidak disia-siakan dengan menghabiskan waktu
melakukan aktivitas yang tidak memberi nilai ibadah di sisi Allah Swt.
“(Musim) haji adalah beberapa bulan
yang dimaklumi. Siapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan
haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam
masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya
Allah mengetahuinya. Berbekallah dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah
takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal” (QS
Al-Baqarah: 197).
Semoga umat Islam yang berhaji pada
tahun ini mendapat haji mabrur yang mendapatkan balasan Surga dari Allah Swt.
Amin. Wallahu a’lam bish shawab.
0 comments:
Posting Komentar