Oleh
Syamsu Hilal
Dalam setiap pelaksanaan
ibadah haji, kita sering melihat pemandangan yang mengharukan. Salah satunya
adalah jamaah haji yang sudah lanjut usia (lansia). Di antara mereka ada yang
menggunakan tongkat untuk berjalan, bahkan tidak sedikit yang menggunakan kursi
roda. Mungkin ada orang yang berpandangan, sebaiknya jamaah haji yang sudah
lansia tidak perlu memaksakan diri berangkat ke Tanah Suci karena dianggap
sudah uzur dan termasuk orang-orang yang mendapat keringanan (rukhshah)
dari Allah Swt.
Namun, mengapa jamaah haji
lansia tetap bersikeras untuk menunaikan ibadah haji? Di mata mereka, haji merupakan
rukun Islam yang wajib dilaksanakan sekali seumur hidup, sebelum mereka
dipanggil menghadap Allah Swt. Haji merupakan puncak ibadah yang hanya dapat
dilakukan dengan beberapa persyaratan yang berat. Mulai dari mengumpulkan
harta, kesabaran menunggu giliran/antrian, hingga persiapan fisik.
Maka, atas kegigihan kaum
lansia dalam menunaikan ibadah haji, Allah Swt. mengapresiasi mereka dengan sebutan
para mujahid. Seolah-olah mereka adalah tentara Allah yang sedang berangkat ke
medan perang untuk berjihad. Abu Hurairah meriwayatkan, Rasulullah Saw.
bersabda, “Jihadnya orang tua, orang lemah, dan wanita adalah haji dan
umrah” (HR Nasa’i).
Dalam hadits lain, Hasan
bin Ali ra.
meriwayatkan bahwa seorang laki-laki datang kepada Nabi Saw. lalu berkata, ”Saya seorang penakut dan lemah”. Rasulullah
bersabda, ”Mari menuju jihad yang tidak ada duri, yaitu haji”.
Meskipun sebagian orang
menganggap pelaksanaan ibadah haji para lansia terkesan dipaksakan, bahkan
mungkin dianggap “mubazir” karena pemborosan, akan tetapi dalam pandangan Allah
Swt., mereka adalah junudullah (tentara Allah) yang berjihad di jalan
Allah. Bila mereka wafat dalam melaksanakan ibadah haji, semoga Allah
menempatkan mereka sebagai syuhada (syahid di jalan Allah). Wallahu
a’lam bishshawab.
0 comments:
Posting Komentar