Setiap orang
diperintah oleh Allah Swt. untuk mencari nafkah yang halal lagi baik (halalan
thoyyiban). Kerja apa saja yang penting halal dan mendapatkan hasil baik.
Oleh karena itu, jenis pekerjaan tidak boleh menjadi halangan bagi seseorang
untuk mencari nafkah. Akan tetapi, ada orang-orang tertentu yang punya pikiran
sangat sempit. Mereka memilih jenis pekerjaan yang ringan tapi dalam waktu
singkat dapat menghasilkan uang banyak. “Resiko ditanggung belakangan,” kata
mereka.
Maka muncullah
jenis pekerjaan seperti berjudi, merampok, mencuri, menculik dengan meminta
tebusan, bandar atau pengedar narkoba, penipuan, dan masih banyak pekerjaan
sejenis yang dapat menghasilkan uang banyak dalam waktu singkat. Kalau mau
didata, hampir semua pekerjaan ringan dan dalam waktu singkat dapat
menghasilkan uang banyak, adalah pekerjaan-pekerjaan yang diharamkan oleh
agama, atau syubhat. Salah satu “pekerjaan” yang mereka anggap cepat
menghasilkan uang adalah pencurian dengan cara menggembosi ban kendaraan calon
korban.
Selasa kemarin,
Mat Bulbit pulang dari kantor. Lantaran banyak pekerjaan, ia baru keluar kantor
usai shalat Maghrib. Sepanjang perjalanan, langit masih menumpahkan air hujan
cukup lebat. Genangan air dan curahan air hujan membatasi pandangan mata,
membuat setiap pengendara harus berhati-hati.
Keluar pintu tol
menuju arah ke rumah, hujan reda, namun di beberapa bagian jalan masih terdapat
genangan air sebagai tanda hujan baru saja berhentu. Arus kendaraan menuju ke
rumah, padat merayap. Mat Bulbit menepikan mobilnya lantaran hendak membeli
kabel dan lampu neon untuk menerangi jalan di depan rumahnya yang agak gelap. Tak
kurang dari 10 menit, Mat Bulbit sudah meninggalkan toko penjual alat-alat
elektronik.
Lalu lintas di
jalan masih padat merayap. Mat Bulbit mengemudikan mobilnya dengan santai. Tepat
di pintu gerbang perumahan, seorang pengendara sepeda motor tiba-tiba
membunyikan klakson berkali-kali. Mat Bulbit belum tahu bahwa klakson itu
ditujukan kepadanya, hingga orang itu mendekati mobilnya dan berteriak-teriak
sambil menunjuk ke bagian depan mobil Mat Bulbit.
Jalan menuju
komplek perumahan tidak terlalu lebar, tapi cukup untuk dilalui dua mobil bila
berpapasan. Mat Bulbit menepikan mobilnya tepat di depan pintu gerbang Masjid bagian
samping, lalu turun dan langsung mengunci pintu mobil. Ia memeriksa bagian
depan mobil yang ditunjuk si pengendara motor, lalu ke bagian belakang. Ternyata
ban belakang sebelah kiri berdesis mengeluarkan angin. Sebuah paku terlihat
jelas menancap di ban mobil. Dalam waktu tidak kurang dari satu menit, ban
mobil sudah gembos.
Mat Bulbit
mencari-cari pengendara sepeda motor yang memintanya berhenti, namun sudah
tidak tampak lagi. Dia curiga, jangan-jangan orang itu bagian dari sindikat
pencurian dengan modus penggembosan ban mobil. Mat Bulbit memperhatikan gerak-gerik
setiap pengendara motor yang berhenti di dekat mobilnya. Seseorang membantunya
mencabut paku yang menancap di ban mobil. Ternyata benar dugaan Mat Bulbit. Paku
itu bukan paku biasa, tapi paku yang terbuat dari rangka payung. Bila paku
seperti itu menancap di ban mobil, maka udara dari dalam ban mobil dapat keluar
tanpa hambatan. Mat Bulbit menduga paku itu ditancapkan ke ban mobilnya ketika
dia membeli kabel dan lampu neon.
Mat Bulbit
menelpon istrinya untuk meminta bantuan tetangga rumah yang berprofesi sebagai
tukang ojek untuk membantu mengganti ban mobil yang gembos dengan ban serp. Satu
hal yang selalu diingat Mat Bulbit dalam kondisi seperti itu, yaitu mengunci
pintu kendaraan. Setelah ban mobil diganti, Mat Bulbit langsung menuju
rumahnya. Dia yakin komplotan pencuri yang hendak mengambil sesuatu dari dalam
mobilnya gigit jari. Gagal maning, gagal maning. (Bekasi, 20 November 2012).
0 comments:
Posting Komentar