Canda selalu memiliki dampak
positif dan negatif. Dampak positifnya, canda dapat menyenangkan teman dan
menunjukkan keakraban. Said bin Al-'Ash berkata kepada anaknya, "Kurang
bercanda dapat membuat orang yang ramah berpaling darimu. Sahabat-sahabat pun
akan menjauhimu." Selain itu, canda dapat menghilangkan rasa takut, marah,
dan sedih.
Namun canda juga bisa
berdampak negatif, yaitu apabila canda dilakukan melampaui batas dan keluar
dari ketentuan Allah dan Rasul-Nya. Canda yang berlebihan juga dapat mematikan
hati, mengurangi wibawa, dan dapat menimbulkan rasa dengki.Dalam sebuah ayat,
Allah Swt. berfirman,
"Dan sesungguhnya Dia-lah
yang membuat orang tertawa dan menangis" (QS An-Najm: 43).
Imam Ibnu Hajar al-Asqalany
menjelaskan ayat di atas bahwa Allah Swt. telah menciptakan dalam diri manusia
tertawa dan menangis. Karena itu silakanlah anda tertawa dan menangis, namun
tawa dan tangis kita harus sesuai dengan aturan Kitabullah dan Sunnah
Rasulullah Saw.
Menurut Ibnu 'Abbas,
berdasarkan ayat ini, canda dengan sesuatu yang baik adalah mubah (boleh).
Rasulullah Saw. pun sesekali juga bercanda, tetapi Rasulullah Saw. tidak pernah
berkata kecuali yang benar.
Dalam sebuah riwayat,
At-Tirmidzi menceritakan bahwa Hasan Ra. berkata, “Seorang nenek mendatangi
Rasulullah Saw. dan berkata, “Wahai Rasulullah, doakanlah pada Allah
agar memasukkan aku ke surga.”
Rasulullah Saw. menjawab, “Wahai Ummu Fulan,
sesungguhnya perempuan tua tidak masuk ke dalam surga”. Maka perempuan tua itu pun berpaling dan menangis.
Lalu Rasulullah Saw.
bersabda, “Beri
tahu dia bahwa dia tidak akan masuk ke surga dalam keadaan tua.” Karena Allah berfirman,”Sesungguhnya
Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung,dan Kami jadikan
mereka gadis-gadis perawan” (al-Waaqi’ah: 35-36).
Sebagian orang mungkin merasa aneh dengan pernyataan Ibnu ‘Abbas Ra. tersebut dan mencoba
mengingkarinya, seperti yang pernah terjadi pada seseorang yang mendatangi
Sufyan bin 'Uyainah Rahimahullah. Orang itu berkata kepada Sufyan, "Canda adalah
suatu keaiban (sesuatu yang harus diingkari).”
Mendengar pernyataan itu
Sufyan berkata, "Tidak demikian, justru canda sunnah hukumnya bagi orang
yang membaguskan candanya dan menempatkan canda sesuai dengan situasi dan
kondisi.
Masalahnya adalah banyak
dari umat Islam yang tidak memahami etika canda. Mereka dengan bebasnya
menceritakan apa saja yang menurut mereka lucu. Padahal mungkin isinya hanyalah
pepesan kosong yang tidak mendatangkan manfaat, atau bahkan dapat menimbulkan
dosa dan maksiat.
Di antara mereka ada
yang rajin mengirim cerita-cerita canda melalui BBM, sementara isi ceritanya
tidak membawa hikmah atau pelajaran yang bermanfaat. Bahkan ada orang yang rajin
mengirim cerita-cerita berbau porno dan jorok, yang bagi sebagian orang mungkin
merupakan aib atau sesuatu hal yang memalukan. Semoga kita dapat menghiasi
canda kita sesuai yang diajarkan Baginda Rasulullah Saw. Wallahu a’lam bish shawab.
0 comments:
Posting Komentar