“Setiap habis Ramadhan hamba rindu lagi Ramadhan.
Saat-saat ada beribadat tak terhingga nilai
mahalnya.
Setiap habis Ramadhan hamba cemas kalau tak
sampai.
Umur hamba di tahun depan, berilah hamba kesempatan.
Alangkah nikmat ibadat bulan Ramadhan,
sekeluarga, sekampaung, senegara.
Kaum Muslimin dan Muslimat sedunia,
seluruhnya tunduk dipersatuan dalam memohon
ridha-Nya.”
(Bimbo).
Itulah
ekspresi kerinduan Bimbo terhadap bulan Ramadhan yang dituangkan dalam sebuah
nasyid. Mereka rindu bertemu Ramadhan kembali, tatkala Ramadhan yang penuh
kesejukan meninggalkan mereka. Mereka cemas, khawatir umur yang diberikan Allah
Swt. tak cukup untuk mengantarkannya kepada bulan Ramadhan berikutnya.
Kecemasan tak
akan bertemu kembali dengan Ramadhan adalah sebuah kewajaran. Beberapa saudara
kita meninggal dunia sebulan menjelang Ramadhan. Mungkin juga ada tetangga kita
dipanggil Allah Swt. sepekan menjelang Ramadhan. Bahkan mungkin nanti ada orang-orang dekat kita diwafatkan oleh Allah Swt. sehari menjelang Ramadhan, padahal mereka tentu sangat menginginkan dapat meraih keberkahan bulan Ramadhan sebulan penuh.
Alhamdulillah,
saat ini kita tengah menghitung hari, menanti-nanti saat datangnya bulan suci
Ramadhan 1434 H. Dialah tamu yang sangat
dirindukan oleh setiap Mukmin sejati. Mukmin yang senantiasa mencintai
kesejukan jiwa, ketenteraman batin, ketenangan pikiran, dan kedekatan dengan
Allah Swt. Kita tentu sangat berharap bertemu Ramadhan, menikmati hari demi
harinya yang penuh dengan rahmat hingga menggapai hari kemenangan, Idul Fithri.
Setiap
Ramadhan yang dilalui selalu menyisakan kesan dan pengalaman tersendiri. Ketika
masih remaja, di antara kita mungkin ada yang menjadi “anak masjid” lantaran
hampir selama bulan Ramadhan aktifitas kita tak jauh dari masjid. Masa-masa itu
tentu saja sulit untuk diulang kembali ketika kita telah memiliki tanggung
jawab sebagai kepala rumahtangga yang harus mencari nafkah untuk keluarga.
Ketika masih
mahasiswa, di antara kita mungkin ada yang pernah sibuk mengurusi acara
pesantren kilat untuk mahasiswa baru selama tiga hari tiga malam. Segala
kesibukan itu tampak terasa nikmat. Bahkan masih bisa kita nikmati hingga hari
ini, ketika Ramadhan 1434H sebentar lagi menyapa kita.
Di antara
orangtua, mungkin ada yang berusaha mencari informasi tentang pelaksanaan
pesantren Ramadhan untuk anak-anaknya pada tahun lalu. Kesibukan itu seolah
baru kemarin kita nikmati. Tahun ini pun, di antara para orangtua mungkin ada
yang sudah bersiap-siap menyertakan anak-anaknya dalam madrasah Ramadhan. Semua
itu, adalah kenikmatan, meski terasa sibuk, repot, dan berbiaya. Kita belum
pernah mendengar ada orangtua yang memarahi anaknya, ketika anaknya memohon
untuk ikut dalam madrasah Ramadhan.
Ramadhan 1434 H yang insya Allah akan kita masuki, mudah-mudahan
akan memberikan nilai lebih dibanding Ramadhan sebelumnya. Kualitas dan
kuantitas amaliyat kita lebih tinggi dari Ramadhan sebelumnya. Tentu saja hal
ini bisa kita wujudkan bila kita pertama-tama menanamkan niat dan tekad yang
kuat untuk mencapai keutamaan tersebut.
Rasulullah Saw. mengajarkan kepada kita bagaimana seharusnya sikap seorang
Mukmin ketika menyambut bulan Ramadhan. Bukan dengan pesta pora. Bukan dengan
mendatangi tempat-tempat yang dianggap kramat. Bukan pula dengan bunyi-bunyian
petasan atau mercon yang membahayakan.
Simaklah khutbah Rasulullah Saw. ketika menyambut datangnya bulan suci
Ramadhan:
Wahai manusia! Sungguh telah
datang pada kalian bulan Allah dengan membawa berkah, rahmat, dan maghfirah.
Bulan yang paling mulia di sisi Allah Swt. Hari-harinya adalah hari-hari yang
paling utama. Malam-malamnya adalah malam-malam yang paling utama. Jam demi
jamnya adalah jam-jam yang paling utama.
Inilah bulan ketika kamu
diundang menjadi tamu Allah dan dimuliakan oleh-Nya. Di bulan ini hembusan nafasmu menjadi tasbih, tidurmu ibadah, amal-amalmu diterima, dan doa-doamu di-ijabah (dikabulkan). Bermohonlah kepada Allah,
Rabbmu dengan niat yang ikhlas dan hati yang suci, agar Allah membimbingmu
untuk melakukan shiyam (puasa) dan membaca Kitab-Nya.
Celakalah orang yang tidak mendapat ampunan Allah Swt.
di bulan yang agung ini. Kenanglah dengan rasa lapar dan hausmu kelaparan dan
kehausan di hari kiamat. Bersedekahlah kepada kaum fuqara dan masakin. Muliakanlah
orangtuamu, sayangilah yang muda, sambungkanlah tali persaudaraanmu, jaga
lidahmu, tahan pandanganmu dari apa yang tidak halal bagimu untuk memandangnya,
tahan pendengaranmu dari apa yang tidak halal bagimu untuk mendengarnya.
Kasihilah anak-anak yatim, niscaya manusia mengasihi anak-anak yatimmu.
Bertaubatlah kepada Allah dari dosa-dosamu. Angkatlah tanganmu untuk berdoa
pada waktu shalatmu, karena itulah saat-saat yang paling utama ketika Allah 'Azza wa Jalla memandang hamba-hamba-Nya
dengan penuh kasih. Dia menjawab mereka ketika mereka menyeru-Nya, menyambut
mereka ketika mereka memanggil-Nya dan mengabulkan doa mereka ketika mereka
berdoa kepada-Nya.
Wahai manusia! Sesungguhnya dirimu
tergadai karena amal-amalmu, maka bebaskanlah dengan istighfar.
Punggung-punggungmu berat karena beban (dosa) mu, maka ringankanlah dengan
memperpanjang sujudmu.
Ketahuilah! Allah ta'ala bersumpah dengan segala kebesaran-Nya
bahwa Dia tidak akan mengazab orang-orang yang shalat dan sujud, dan tidak akan
mengancam mereka dengan neraka pada hari manusia berdiri di hadapan Rabb al-'alamin.
Wahai manusia! siapa di
antaramu memberi buka kepada orang-orang Mukmin yang berpuasa di bulan ini,
maka di sisi Allah nilainya sama dengan membebaskan seorang budak dan dia
diberi ampunan atas dosa-dosa yang lalu. Sahabat-sahabat lain bertanya,
"Ya Rasulallah! Tidaklah kami semua mampu berbuat demikian."
Rasulullah Saw. melanjutkan, Jagalah
dirimu dari api neraka, walaupun hanya dengan sebiji kurma. Jagalah dirimu dari
api neraka, walaupun hanya dengan seteguk air.
Wahai manusia! Siapa yang
membaguskan akhlaknya di bulan ini ia akan berhasil melewati sirath al-mustaqim
pada hari ketika kai-kaki tergelincir. Siapa yang meringankan pekerjaan
karyawan, pegawai atau pembantunya di bulan ini, maka Allah Swt. akan
meringankan pemeriksaan-Nya di hari kiamat. Barangsiapa menahan kejelekannya di
bulan ini, maka Allah akan menahan murka-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.
Barangsiapa memuliakan anak yatim di bulan ini, Allah akan memuliakanya pada
hari ia berjumpa dengan-Nya. Barangsiapa menyambungkan tali persaudaraan
(silaturahim) di bulan ini, Allah akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya pada
hari ia berjumpa dengan-Nya. Barangsiapa memutuskan kekeluargaan di bulan ini,
Allah akan memutuskan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barangsiapa
melakukan shalat sunnah di bulan ini, Allah akan menuliskan baginya kebebasan
dari api neraka. Barangsiapa melakukan shalat fardhu, baginya ganjaran seperti
melakukan 70 shalat fardhu di bulan lain. Barangsiapa memperbanyak shalawat
kepadaku di bulan ini, maka Allah akan memberatkan timbangan kebaikannya pada
hari kiamat. Barangsiapa di bulan ini membaca satu ayat Al-Qur`an, ganjarannya
sama seperti mengkhatam Al-Qu`ran pada bulan-bulan yang lain.
Wahai manusia! Sesungguhnya
pintu-pintu surga dibukakan bagimu, maka mintalah kepada Rabbmu agar tidak
pernah menutupkan bagimu. Pintu-pintu neraka tertutup, maka mohonlah kepada
Rabbmu untuk tidak akan pernah membukakan bagimu. Setan-setan terbelenggu, maka
mintalah agar ia tak lagi pernah menguasaimu. Ali bin Abi Thalib karamallahu
wajhah berdiri dan bertanya, "Ya Rasulullah! Apa amal yang paling utama di
bulan ini?" Jawab Nabi, "Ya Abal Hasan! Amal yang paling utama di
bulan ini adalah menjaga diri dari apa yang diharamkan Allah".
Wahai manusia, sesungguhnya
kamu akan dinaungi oleh bulan yang senantiasa besar lagi penuh keberkahan,
yaitu bulan yang di dalamnya ada suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan.
Bulan yang Allah telah menjadikan puasanya suatu fardhu, dan qiyam di malam harinya suatu tathawwu'.
Barangsiapa mendekatkan diri
kepada Allah dengan suatu pekerjaan kebajikan di dalamnya, samalah dia dengan
orang yang menunaikan suatu fardhu di dalam bulan yang lain.
Ramadhan itu adalah bulan sabar,
sedangkan sabar itu adalah pahalanya surga. Ramadhan itu adalah bulan memberi
pertolongan (syahrul muwasah) dan
bulan Allah memberikan rizqi kepada Mukmin di dalamnya.
Barangsiapa memberikan
makanan berbuka seseorang yang berpuasa, adalah yang demikian itu merupakan
pengampunan bagi dosanya dan kemerdekaan dirinya dari neraka. Orang yang
memberikan makanan itu memperoleh pahala seperti orang yang berpuasa tanpa
mengurangi pahala orang itu sedikitpun.
Para sahabat berkata,
"Ya Rasulullah, tidaklah semua kami memiliki makanan berbuka puasa untuk
orang lain yang berpuasa. Maka bersabdalah Rasulullah Saw., "Allah
memberikan pahala kepada orang yang memberi sebutir kurma, atau seteguk air,
atau sehirup susu."
Dialah bulan yang
permulaannya rahmat, pertengahannya ampunan, dan akhirnya pembebasan dari
neraka. Barangsiapa meringankan beban dari budak sahaya (termasuk di sini para
pembantu rumahtangga), niscaya Allah mengampuni dosanya dan membebaskannya dari
neraka.
Oleh karena itu, perbanyaklah
empat perkara di bulan Ramadhan. Dua perkara untuk mendatangkan keridhaan
Tuhanmu, dan dua perkara lagi kamu sangat menghajatinya.
Dua perkara yang pertama
ialah mengakui dengan sesungguhnya bahwa tidak ada ilah selain Allah dan mohon
ampun kepada-Nya. Dua perkara yang kamu sangat memerlukannya ialah mohon surga
dan perlindungan dari neraka.
Barangsiapa memberi minum
kepada orang yang berbuka puasa, niscaya Allah memberi minum kepadanya dari air
kolam khusus milik Allah, dengan suatu minuman yang dia tidak merasakan haus
lagi sesudahnya, sehingga dia masuk ke dalam surga" (HR. Ibnu Huzaimah). Wallahu a’lam bishshawab.
0 comments:
Posting Komentar