“Hai
orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan
atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” (QS
Al-Baqarah: 183).
Tidak
pantas bagi seorang Muslim menyia-nyiakan bulan Ramadhan, bulan ketaatan, bulan
ibadah, bulan penuh rahmat, ampunan, dan pembebasan dari api neraka, yang
khusus diberikan Allah Swt. kepada orang-orang beriman. Bahkan seharusnya kita
berlomba-lomba dan bersaing dalam merebut kebaikan dan keutamaan
sebanyak-banyaknya di dalam bulan yang penuh berkah ini.
“...
Dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba”
(QS Al-Muthaffifin: 26).
Ramadhan
– meminjam istilah Abu Anas Husein bin Ali – adalah musim ketaatan. Karena pada
bulan ini, seluruh kaum Muslimin di seluruh dunia serentak melakukan ibadah
yang sama, pada waktu yang sama, dan niat yang sama. Semangat dan kemauan yang
kuat terpatri dalam pribadi generasi salafushshalih dalam menyambut dan mengisi
bulan Ramadhan. Maka, sepantasnya kita meneladani mereka dalam menyambut
Ramadhan 1425 H kali ini. Ada beberapa hal yang harus kita persiapkan dalam
menyambut bulan yang penuh maghfirah ini.
1.
Senang
dan Gembira. Rasulullah Saw. senantiasa menggembirakan
keluarga dan para shahabatnya ketika menjelang Ramadhan. Beliau menceritakan
tentang keutamaan-keutamaan Ramadhan yang membuat para shahabatnya rindu dan
tergiur untuk segera memasukinya. Beliau menjelaskan bahwa setiap pahala puasa
di bulan Ramadhan dibalas dengan pahala yang tidak ada batasnya, sesuai
kehendak Allah Swt. karena Allah Swt. menegaskan, “Puasa itu untuk-Ku dan
Akulah yang akan membalasnya.”
Kabar
gembira tentang Ramadhan diucapkan dari mulut ke mulut, hingga masyarakat pada
masa Rasulullah Saw. terkondisikan dengan suasana Ramadhan yang akan
dimasukinya. Aroma Ramadhan sudah tercium sepekan atau dua pekan menjelang
Ramadhan. Sunnah hasanah (kebiasaan baik) ini perlu kita ikuti, apalagi
pada saat-saat kehidupan sekarang ini didominasi dengan warna materialistik.
Unsur jasadiyah lebih kuat daripada ruhiyah. Sifat fujur
lebih kental ketimbang unsur taqwa.
Kita
perlu membangunkan diri, keluarga, dan masyarakat kita untuk menyambut
kedatangan Ramadhan 1425 H dengan penuh suka cita. Buatlah acara-acara yang
menghadirkan suasana Ramadhan di lingkungan anda. Misalkan lomba tilawatil
Qur`an, tahfizhul Qur`an, Nasyid, dan lain-lain. Buatlah acara
pembekalan tentang pelaksanaan amaliyat Ramadhan, fiqih shiyam,
kesehatan dan kebugaran di bulan Ramadhan, keutamaan infaq dan shadaqah di
bulan Ramadhan, zakat, keutamaan i’tikaf dan lailatul qadr, dan
lain-lain.
2.
Berdoa. Berdoa
agar kita dipertemukan dengan Ramadhan dalam keadaan sehat wal ‘afiat,
sehingga dapat melaksanakan seluruh rangkaian ibadah Ramadhan dengan baik.
Rasulullah Saw. setiap memasuki bulan Rajab selalu berdoa, “Allahumma
bariklana fii rajabin wa sya’banin waballighna Ramadhan” (Ya Allah,
berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban dan sampaikanlah kami pada bulan
Ramadhan). Keinginan yang besar untuk bertemu dengan bulan Ramadhan harus
senantiasa kita kumandangkan dalam doa kita pada setiap kesempatan.
3.
Mempelajari
dan mendalami fiqih Shiyam dan keutamaan-keutamaan Ramadhan. Salah satu bekal
yang harus dipersiapkan untuk memasuki Ramadhan adalah mempelajari hukum-hukum
sekitar Ramadhan.
Ibnu
Abdil Bar berkata, “Para ulama sepakat bahwa ilmu ada yang fardhu ‘ain
dan ada yang fardhu kifayah. Akan tetapi mereka sedikit berbeda pendapat pada
kesimpulannya. Yang jelas, segala sesuatu yang mutlak harus diketahui setiap
Muslim dimana ia berdosa bila tidak mengetahuinya, maka hal itu adalah fardhu
‘ain. Sesungguhnya puasa Ramadhan adalah fardhu ‘ain, maka harus diketahui
segala sesuatu yang merusak puasa dan segala sesuatu yang dapat merusak kesempuranaan puasa” (Jaami’
Bayaanil Ilmi wa Fadhilihi, hal. 10-11).
Dalam
kaidah fiqih disebutkan, “Bila sebuah kewajiban tidak dapat dikerjakan atau
disempurnakan tanpa adanya sesuatu, maka sesuatu itu hukumnya wajib.” Dengan
kaidah ini wudhu hukumnya wajib, karena shalat tidak sah tanpa wudhu. Begitu
pula dengan puasa, bila kita tidak tahu hukum-hukum, syarat-syarat, yang
membatalkan puasa, yang membatalkan pahala puasa, dan lain-lain, maka kita
tidak dapat menjalankan puasa dengan baik. Kita khawatir puasa kita akan
sia-sia.
4.
Membuat
perencanaan optimalisasi Ramadhan. Kita tak ingin hari demi hari, saat demi
saat di bulan Ramadhan berlalu tanpa ada pahala atas kebaikan yang kita
lakukan. Kita pun berharap Ramadhan kali ini lebih baik daripada Ramadhan tahun
lalu. Oleh karena itu, setiap Muslim hendaknya membuat perencanaan amal dan
menetapkan target yang harus dicapai pada Ramadhan kali ini.
a.
Memperbanyak
ibadah. Setiap kita harus memiliki daftar amaliyat Ramadhan.
Misalkan, puasa, shalat Tarawih, shalat-shalat sunnah lainnya, qiyamullail,
shalat berjamaah di masjid, tilawatil Qur`an, infaq dan shadaqah, zakat, dan
i’tikaf. Bila perlu kita membuat sebuahnya dalam sebuah lembaran muhasabah,
agar setiap waktu kita dapat mengontrolnya.
b.
Menghindari
sifat-sifat yang dapat merusak ibadah puasa. Kita pun bertekad untuk
mengurangi bahkan menghapus sifat-sifat buruk yang dapat merusak puasa dan
pahala puasa, seperti berdusta, ghibah, fitnah, adu domba, korupsi, dan
meninggalkan aktifitas yang tidak bermanfaat. Dalam sebuah hadits, disebutkan, “Siapa
yang tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan yang sia-sia, maka Allah Swt.
tidak butuh dengan aktifitas meninggalkan makan dan minumnya (puasa)” (HR
Bukhari dan Ahmad dari Abu Hurairah).
c.
Memperbanyak
tilawah Al-Qur`an. Rasulullah Saw. menganjurkan kepada kita sedapat mungkin
mengkhatamkan Al-Qur`an setiap tiga hari sekali. Atau bila tidak mampu sebulan
sekali. Bila kita bertekad mengkhatamkan Al-Qur`an dalam waktu tiga hari,
berarti dalam sehari kita harus membaca sebanyak 10 juz atau 200 halaman. Bila
sehari kita bagi menjadi lima waktu sesuai waktu shalat, maka setiap selesai
shalat kita harus membaca Al-Qur`an sedikitnya 40 halaman (2 juz). Bagi yang
terbiasa membaca Al-Qur`an tentu target ini tidak sulit untuk dicapai.
d.
Mengurangi
tidur. Meski Rasulullah Saw. mengatakan bahwa tidurnya orang berpuasa adalah
ibadah, bukan berarti selama bulan Ramadhan kita dianjurkan untuk memperbanyak
tidur. Logika yang harus kita bangun adalah, bila tidurnya orang berpuasa
disamakan dengan ibadah, maka ibadahnya orang yang berpuasa akan mendapatkan
pahala yang berlipat-lipat ganda. Dalam banyak hadits, Rasulullah Saw.
menganjurkan agar kita menghidupkan malam-malam di bulan Ramadhan untuk
beribadah (qiyamur ramadhan). Dalam sirah disebutkan bahwa peperangan di
zaman Rasulullah Saw. banyak yang terjadi di bulan Ramadhan. Tidur hanyalah
upaya untuk mencegah perbuatan yang merusak puasa dan pahala puasa.
e.
Memperbanyak
infaq dan shadaqah. Meski infaq dan shadaqah adalah amalan yang tidak dibatasi
waktu dan keadaan, akan tetapi di bulan Ramadhan pahala infaq dan shadaqah
dilipatgandakan oleh Allah Swt.
Allah
Swt. berfirman, “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang
menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang
menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir ada seratus biji. Allah melipat
gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas
(kurnia-Nya) lagi Maha Mengetahui” (QS Al-Baqarah: 261).
Ayat ini
bersifat dan berlaku umum. Artinya, siapa saja dan kapan saja yang meninfaqkan
hartanya di jalan Allah dengan ikhlas, maka ia akan memperoleh pahala sampai
dengan 700 kali lifat. Bagaimana bila infaq fii sabiilillah itu
dilakukan di bulan Ramadhan dimana setiap amalan sunnah dibalas setara dengan
pahala amalan wajib?
Apalagi
saat ini, saudara-saudara kita di Palestina, di Afghanistan, di Irak, dan di
berbagai belahan bumi lainnya tengah berjibaku berjihad menegakkan keadilan dan
menghancurkan kezaliman. Mereka tidak sepadan dengan musuh-musuh mereka yang
didukung oleh negara-negara besar dan terorganisasi dengan baik.
5.
Melakukan
muhasabah (evaluasi) terhadap semua aktifitas (amaliyat) Ramadhan yang
kita lakukan. Ada baiknya setiap kita membuat daftar (check list)
amaliyat Ramadhan, seperti anak-anak kita yang diberikan daftar aktifitas
Ramadhan oleh gurunya untuk diisi. Kalau Ramadhan-Ramadhan sebelumnya kita
belum membuat check list Ramadhan, maka inilah kesempatan baik untuk
memulainya. Karena dengan adanya check list ini kita akan tahu
perkembangan ibadah Ramadhan kita dari tahun ke tahun. Apakah semakin meningkat
atau malah makin menurun. Tentu saja check list ini bukan untuk
diperlihatkan kepada orang lain. Cukup Allah dan kitalah yang tahu.
Contoh
Daftar (check list) amaliyat Ramadhan.
Tanggal (Ramadhan)
|
Shaum (ya, tdk)
|
Shalat Berjamaah di Masjid (kali)
|
Shalat Tarawih (ya, tdk)
|
Baca Al-Qur`an (brp hal)
|
Infaq dan Shadaqah (ya, tdk)
|
Ghibah (ya, tdk)
|
Berdusta (ya, tdk)
|
Dengki (ya, tdk)
|
1
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
|
|
|
|
|
|
|
|
...
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Daftar
amalaiyat Ramadhan dapat ditambahkan sesuai keperluan.
0 comments:
Posting Komentar