Satu Kata dan Perbuatan

6 Sep 2017

Oleh: Syamsu Hilal

“Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan” (QS Ash-Shaff: 2-3).

Ayat di atas sedang membicarakan orang yang mengatakan sesuatu yang tidak mereka kerjakan. Mungkin di antara mereka ada yang mengatakan A, tapi sesungguhnya dia tidak melakukannya sama sekali. Mereka berdusta, hanya karena ingin mendapatkan pujian dari orang lain. Atau mereka mengatakan A, tapi sesungguhnya yang ia kerjakan adalah B, sesuatu yang bertentangan dengan A. Mengapa Allah Swt. murka kepada orang seperti itu?
Pertama, karena Allah sangat membenci orang-orang munafik. Rasulullah Saw. bersabda, “Tanda-tanda orang munafik ada tiga. Jika berjanji, mengingkari, jika berkata, dusta, dan jika dipercaya, khianat.”
Senada dengan ayat di atas, Allah Swt. menjelaskan tentang perilaku orang-orang munafik yang membahayakan umat Islam. Lakon ini pernah diperankan oleh Abdullah bin Ubay bin Salul pada masa Rasulullah Saw. Di hadapan Rasulullah Saw. dan di tengah-tengah kaum Muslimin, Abdullah bin Ubay menampakan sikap dan sifat keislamannya. Dia shalat bersama Rasulullah Saw. dan para sahabatnya. Akan tetapi, ketika ia kembali ke Mekkah dan bertemu dengan para pembesar musyrikin Quraisy, Abdullah bin Ubay memfitnah, menghasut, dan menjelek-jelekkan kaum Muslim seraya menampakkan kebenciannya kepada Islam dan kaum Muslimin.
“Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan, ’Kami telah beriman.’ Dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan, ’Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok’“ (QS Al-Baqarah: 14).
Kedua, karena Allah Swt. sangat membenci orang yang hanya berkata saja tanpa mau melakukan apa yang ia katakan. Termasuk ke dalam kategori ini, mungkin, orang yang lebih banyak bicara ketimbang berbuat. Oleh karena itu, seorang juru dakwah, khatib, penceramah, atau muballigh adalah orang-orang yang seharusnya telah melaksanakan apa-apa yang mereka sampaikan kepada audiens atau masyarakat.
Kaum Muslimin generasi pertama lebih banyak menyebarkan Islam dengan perilaku dan bukti nyata daripada bicara hanya untuk pencitraan semata. Mereka memberikan keteladanan dengan akhlak terpuji, bukan dengan berita yang berisi kumpulan janji. Dan kasih sayang mereka kepada sesama umat manusia adalah fakta, bukan sekedar cerita.
Semoga para pemimpin dan tokoh masyarakat di Indonesia dapat meneladani sikap dan perilaku Rasulullah Saw., para sahabat, dan orang-orang saleh yang mendapat hidayah dari Allah Swt. Wallahu a’lam bish shawab.

0 comments:

Posting Komentar

 
Syamsu Hilal © 2011 | Dikunceni Kang Zack, Kunjungi Juga Suswono, Kementan dan Atang Trisnanto