Oleh Syamsu
Hilal
Bagi orang-orang yang cinta akhirat,
kematian adalah akhir dari cobaan dan ujian dunia. Semua godaan syetan yang
selalu mengajak kepada kemegahan dunia tak ada lagi. Tinggallah amal shaleh
yang dilakukan di dunia telah menunggu dalam bentuk berbagai kenikmatan
ukhrowi.
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman
dan mengerjakan amal saleh mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. Balasan
mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga `Adn yang mengalir di bawahnya
sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap
mereka dan merekapun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi
orang yang takut kepada Rabb-nya”
(QS Al-Bayyinah [98]: 7-8).
Ketika memasuki pintu surga, wajah para
penghuni surga berubah menjadi lebih bersih dan indah. Tak ada cacat pada
tubuhnya, meski ketika di dunia di antara mereka ada yang cacat. Mata mereka
bersinar, meski ketika di dunia di antara mereka ada yang buta. Mereka semuanya
sebaya dan muda, meski ketika di dunia di antara mereka ada yang wafat dalam usia
tua.
“Penduduk surga akan masuk ke dalam
surga dengan badan yang bersih dan bagus. Mata mereka seolah-olah memakai
sipat, seperti layaknya pemuda berumur tiga puluh tiga tahun” (HR Ahmad).
“Rombongan pertama yang masuk surga,
wajah mereka bagaikan bulan purnama. Rombongan berikutnya, wajah mereka
bagaikan bintang bercahaya seperti mutiara yang paling terang di langit. Mereka
tidak buang air seni, tidak buang air besar, tidak meludah, dan tidak keluar
ingus. Sisir mereka dari emas. Bau mereka seharum minyak kesturi. Pedupaan
mereka dari kayu uluwah. Istri-istri mereka para bidadari. Akhlak mereka sama.
Tubuh mereka setinggi moyang mereka (Nabi Adam As.), yaitu enam puluh hasta” (HR Muslim).
Bergitu memasuki pintu surga, mereka
sudah dapat melihat bangunan-bangunan serta istana-istana yang dibangun dengan
batu bata yang terbuat dari emas dan perak. “Batu batanya terbuat dari emas
dan perak, lantainya wangi minyak kesturi, kerikilnya terbuat dari mutiara dan
permata, dan tanahnya wangi za’faron” (HR Thabrani).
Para penghafal Al-Qur`an yang masuk
surga diperintahkan untuk membaca ayat yang pernah mereka hafal.
“Dikatakan kepada para penghafal
Al-Qur`an, ‘Bacalah dan tinggikan suaramu. Kumandangkanlah Al-Qur`an
sebagaimana kamu dahulu mengumandangkannya di dunia. Sesungguhnya kedudukanmu
di surga terletak pada akhir ayat yang kamu baca’” (HR Abu Daud dan Ahmad).
Maka bergemalah suara bacaan Al-Qur`an
secara tartil. Bersamaan dengan meningginya suara mereka, meninggi
jugalah derajat mereka. Derajat mereka di surga akan terus meningkat sampai
akhir ayat yang mereka hafal. Jarak antara derajat yang satu dengan yang
lainnya bagaikan jarak antara langit dan bumi.
Di antara penghuni surga yang diangkat
derajatnya, ada yang bertanya-tanya apa gerangan penyebab dari itu semua.
Karena dia merasa tidak memiliki amalan khusus sehingga pantas baginya untuk
mendapatkan balasan tersebut.
“Sesungguhnya akan didapati seseorang
terangkat derajatnya di surga, dan ia bertanya-tanya, ‘Mengapa saya bisa begini?’
Maka dikatakanlah kepadanya, ‘Itu karena istighfar anakmu yang ditujukan
untukmu’” (HR Ahmad).
Salah seorang penghuni surga yang mati
syahid di medan pertempuran meminta kepada Allah Swt. agar dikembalikan ke
dunia, sehingga ia dapat berperang di jalan Allah dan syahid berkali-kali. Dalam
hadits qudsi,
“…Allah Swt. berfirman, ‘Mintalah dan
bermohonlan.’ Orang itu berkata, ‘Ya Rabb, tidak ada yang aku pinta kecuali
Engkau mengembalikan aku ke dunia untuk kembali berjihad hingga aku terbunuh di
jalan-Mu sebanyak sepuluh kali.’ Ia mengatakan demikian setelah ia melihat
kelebihan-kelebihan yang diberikan Allah kepada orang yang mati syahid” (HR Muslim dan Ahmad).
Itulah sekilas gambaran tentang surga
dengan segala kenikmatannya. Sudahkan kita merencanakan untuk menggapai
kenikmatan abadi tersebut? Wallahu a’lam bishshawab.
0 comments:
Posting Komentar