Dalam sebuah hadits qudsi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah
Saw. bersabda bahwa Allah Swt. berfirman, “Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya
Aku mengharamkan kezaliman atas diri-Ku, dan Aku jadikan kezaliman itu
diharamkan di antara kalian. Maka janganlah kalian
saling menzalimi. Kalian adalah orang yang sesat, kecuali orang yang Aku beri petunjuk.
Karena itu, mohonlah petunjuk kepada-Ku, maka Aku akan memberi petunjuk kepada
kalian.
Wahai
hamba-hamba-Ku, kalian adalah orang yang lapar, kecuali orang yang Aku beri
makan. Karena itu, mohonlah makan kepada-Ku, maka kalian akan Aku beri makan. Kalian adalah orang-orang
yang telanjang, kecuali orang yang Aku beri pakaian. Karena itu, mohonlah
pakaian kepada-Ku, maka kalian akan Ku-beri pakaian. Kalian adalah orang yang
berbuat salah pada malam dan siang hari, sedang Aku memberi ampun dosa-dosa
semuanya. Karena itu, mohonlah ampun kepada-Ku, maka Aku akan mengampuni kalian. Sesungguhnya kalian tidak akan mendatangkan
mudharat kepada-Ku, hingga kalian bisa berbuat mudharat kepada-Ku, dan kalian
tidak akan mendatangkan manfaat kepada-Ku, hingga kalian dapat memberi manfaat
kepada-Ku.
Wahai hamba-hamba-Ku, andai orang yang paling awal hingga orang yang paling
akhir dari kalian, manusia dan jin, semuanya memiliki ketakwaan sebagaimana
ketakwaan seseorang yang paling takwa di antara kalian, maka hal itu tidak akan
menambah sedikit pun dalam kerajaan-Ku. Andai orang yang paling awal hingga
orang yang paling akhir dari kalian, manusia dan jin, semuanya menjadi penjahat
sebagaimana seseorang yang paling jahat di antara kalian, maka hal itu tidak
akan mengurangi sedikit pun dari kerajaan-Ku. Andai orang yang paling awal
hingga orang yang paling akhir dari kalian, manusia dan jin, semuanya berdiri
di salah satu permukaan bumi, lalu semuanya memohon kepada-Ku, dan Aku pun
mengabulkan permintaan mereka masing-masing, maka hal itu tidak mengurangi apa
yang ada pada sisi-Ku, kecuali sebagaimana berkurangnya air lautan yang
menempel pada jarum bila dimasukkan ke dalam lautan.
Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya amal-amal kalian, Aku akan menghitungnya
untuk kalian, dan Aku akan menyempurnakannya pula untuk kalian. Karena itu,
barangsiapa yang memperoleh kebaikan, maka hendaklah ia memuji kepada Allah,
dan barangsiapa yang memperoleh selain itu, maka janganlah ia mencela, kecuali
terhadap dirinya sendiri.”
Atas dasar itulah, maka tidak ada hak bagi manusia, siapa pun orangnya dan
apa pun kedudukan serta jabatannya untuk berbuat zalim, baik kepada dirinya
sendiri, apalagi kepada orang lain. Kalau Allah Swt.
yang Maha Perkasa, Maha Kuasa, Penguasa Alam Semesta, Pencipta manusia dan
seluruh yang ada di dunia ini mengharamkan kezaliman untuk diri-Nya, maka
apakah layak bagi manusia yang lemah dan tak berdaya berbuat zalim?
Rasulullah
Saw. bersabda, “Takutlah kalian berbuat zalim. Karena sesungguhnya kezaliman
itu adalah kegelapan pada hari kiamat” (HR Bukhari dan Muslim). Bahkan
kezaliman bukan hanya menyeret seseorang ke dalam neraka yang gelap gulita,
akan tetapi kezaliman akan membuat seseorang yang melakukannya merasa tersiksa
hidupnya di dunia. Tidak tenang, lantaran ada orang lain yang disakiti atau
dirampas haknya. Wallahu a’lam bishshawab.
0 comments:
Posting Komentar