PENDAHULUAN
Manggis
(Garcinia mangostana L.) merupakan pohon buah yang berasal dari daerah
Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Myanmar. Di Indonesia
manggis mempunyai berbagai macam nama lokal seperti manggu (Banten dan Jawa
Barat), manggus (Lampung), Manggusto (Sulawesi Utara), manggista (Sumatera
Barat). Pohon manggis dapat tumbuh di dataran rendah sampai di ketinggian di
bawah 1.000 m dpl. Pertumbuhan terbaik dicapai pada daerah dengan ketinggian di
bawah 500-600 m dpl.
Dari
tahun ke tahun permintaan manggis meningkat seiring dengan kebutuhan konsumen
terhadap buah manggis. Berdasarkan data
Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor manggis yang lazim disebut exotic fruit
untuk periode Januari dan Februari 2010 mencapai 8.225 ton, meningkat 91 persen
dibanding volume ekspor Januari - Februari 2009 yang hanya 4.285 ton. Kinerja
ekspor manggis pada dua bulan pertama tahun ini
mendekati realisasi ekspor sepanjang 2009 lalu yang volumenya 9.987 ton
dengan nilai US$ 6.451.923.
Manggis yang diekspor umumnya berasal dari daerah penghasil utama
di Sentra Produksi manggis, seperti Pandeglang, Lebak, Tasikmalaya, Purwakarta,
Bogor, Sukabumi, Lampung, Kampar, Purwerejo, Blitung, Lahat, Tapanuli Selatan,
Lima puluh Kota, Padang Pariaman, Trenggalek, Blitar, dan Banyuwangi.
Selama
ini, yang dinikmati dari buah manggis adalah daging buahnya saja, sementara
kulitnya dibuang. Belakangan diketahui ternyata kulit buah manggis memiliki
khasiat sebagai obat dari berbagai macam penyakit, seperti obat diare,
disentri, dan eksim. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa kulit buah manggis
ternyata mengandung senyawa golongan xanthone. Dari percobaan isolasi yang
dipandu uji aktivitas diketahui senyawa paling aktifnya adalah alfa-mangostin,
gamma-mangostin, dan garsinon-E.
Buah manggis sangat bermanfaat untuk kesehatan tubuh karena
diketahui mengandung xanthone sebagai antioksidan, antiproliferativ,
antiinflamasi dan antimikrobial. Sifat antioksidannya melebihi vitamin E dan
vitamin C. Xanthone merupakan subtansi kimia alami yang tergolong senyawa
polyhenolic. Peneliti dari Universitas Taichung di Taiwan telah
mengisolasi xanthone dan deviratnya dari kulit buah manggis (pericarp)
di antaranya diketahui adalah 3-isomangoestein, alpha mangostin,
Gamma-mangostin, Garcinone A, Garcinone B, C, D dan garcinone E,
maclurin, mangostenol.
Penelitian
lebih lanjut menunjukkan bahwa ekstrak kulit buah manggis dan senyawa aktifnya memiliki
aktivitas farmakologi, yaitu anti-alergi, anti-inflamasi, anti-oksidan, anti-kanker,
anti-mikroorganisme, anti-aterosklerosis, dan bahkan anti-HIV. Bahkan hasil penelitian di Singapura menunjukan bahwa sifat antioksidan
pada buah manggis jauh lebih efektif bila dibandingkan dengan antioksidan pada
rambutan dan durian. Xanthone tidak ditemui pada buah-buahan lainnya
kecuali pada buah manggis, karena itu manggis di dunia diberikan julukan ”Queen
of Fruit” atau si Ratu Buah.
Dari berbagai penelitian kandungan xanthone dan derivatnya
efektif melawan kanker payudara secara in-vitro, dan obat penyakit jantung.
Kasiat garcinone E (devirat xanthone) ini jauh lebih efektif
untuk menghambat kanker bila dibandingkan dengan obat kanker seperti flaraucil,
cisplatin, vincristin, metohotrexete, dan mitoxiantrone.
Sampai
saat ini, telah banyak pemanfaatan tanaman obat tradisional oleh masyarakat
Indonesia untuk menanggulangi beberapa penyakit. Manfaat penggunaan obat tradisional
tersebut secara luas telah dirasakan oleh masyarakat. Hal ini juga tercermin
dengan semakin meningkatnya penggunaan obat tradisional, atau meningkatnya
produksi obat dari industri-industri obat tradisional.
Salah satu daerah penghasil manggis yang cukup besar adalah Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Daerah
penghasil manggis di Kabupaten Pandeglang tersebar di 18 kecamatan dari 28
kecamatan yang ada. Karena kualitasnya yang bagus, buah manggis dari Kabupaten
Pandeglang, saat ini telah diekspor ke berbagai negara, seperti Arab Saudi, Malaysia,
Hongkong, dan China. Buah manggis yang tidak memenuhi kualitas ekspor
dipasarkan di dalam negeri.
Ekspor buah manggis dari Kabupaten Pandeglang masih dalam bentuk buah asli,
belum dalam bentuk hasil olahan. Padahal buah manggis dapat diolah menjadi
sirup, xanthones, puree, dan jus manggis. Keempat jenis hasil
olahan buah manggis ini telah berhasil dilakukan oleh para peneliti di Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat pada tahun 2007. Oleh karena itu,
untuk meningkatkan nilai tambah, daya saing, dan meningkatkan kesejahteraan
petani, penting untuk dilakukan; Pembangunan Industri Pengolahan Buah Manggis
di Kabupaten Pandeglang.
Permasalahan
Petani manggis di Kabupaten Pandeglang
selama ini telah menikmati keuntungan yang cukup dari hasil penjualan buah
manggis kepada eskportir di Jakarta. Namun sebagian buah manggis yang tidak
memenuhi kualitas ekspor dapat ditingkatkan nilai ekonominnya melalui proses
pengolahan menjadi produk turunan. Namun demikian, tujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan petani manggis dengan cara meningkatkan pendapatan akan mengalami
hambatan disebabkan antara lain:
1.
Pemerintah Daerah Kabupaten Pandeglang belum
memiliki industri pengolahan buah manggis menjadi produk turunan.
2.
Belum semua petani manggis di Kabupaten Pandeglang
bergabung dalam kelompok tani.
3.
Mutu
buah manggis pra dan pasca panen sebagian masih mengandung getah/gummosis, bercak
pada kulit buah, ukuran buah belum standar, dan kelopak buah sudah tidak lagi
berwarna hijau. Hal ini menjadi penyebab ditolaknya buah manggis oleh negara tujuan.
Tujuan
Tujuan pembangunan industri pengolahan
buah manggis merupakan langkah untuk meningkatkan nilai tambah, daya saing, dan
eskpor produk turunan dari buah manggis, bukan untuk menghentikan ekspor buah
manggis segar ke negara tujuan yang selama ini telah berlangsung. Berdasarkan
permasalahan di atas, maka tujuan dari kajian ini adalah:
1.
Membangun industri pengolahan buah manggis di
Kabupaten Pandeglang.
2.
Memperkuat kelembagaan petani manggis di Kabupaten
Pandegalang.
3.
Meningkatkan teknik budidaya dan pasca panen petani
manggis di Kabupaten Pandeglang, sehingga memenuhi kualitas ekspor.
PEMBAHASAN
Kabupaten
Pandeglang memiliki luas wilayah 2.747 kilometer persegi (km²) atau sebesar 29,98 persen dari luas wilayah Provinsi Banten. Di
sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Serang; di
sebelah Selatan dengan Samudra Indonesia; di sebelah Barat dengan
Selat Sunda;
dan di sebelah Timur dengan Kabupaten Lebak. Pada tahun 2010, Kabupaten Pandeglang memiliki 35 Kecamatan, terdiri dari 13 Kelurahan dan 322 Desa.
Dalam
struktur perekonomian Kabupaten Pandeglang, sektor pertanian merupakan sektor
ekonomi yang paling dominan. Hal tersebut sebanding dengan besarnya luas lahan
yang digunakan untuk pertanian. Dari 278.339 hektar luas wilayah Kabupaten Pandeglang,
sebanyak 243.380 hektar (87.44 persen) di antaranya digunakan untuk usaha
pertanian seperti persawahan, ladang, kebun, kolam/tebat/empang, tambak,
perkebunan besar, lahan untuk tanaman hutan rakyat, dan hutan negara. Sedangkan
sisanya digunakan untuk pekarangan/lahan untuk bangunan dan halaman sekitarnya,
padang rumput, lahan yang sementara tidak diusahakan, dan lain sebagainya.
Sebagai wilayah pertanian, Kabupaten Pandeglang sangat
baik untuk wilayah pengembangan tanaman hortikultura, khususnya manggis. Bahkan buah manggis dari Kabupaten Pandeglang telah diekspor ke berbagai negara di
antaranya Arab Saudi, Malaysia, Hongkong, dan China. Data jumlah tanaman dan
produksi buah manggis menurut kecamatan di Kabupaten Pandeglang disajikan pada
tabel di bawah ini.
Tabel Jumlah Tanaman yang
Menghasilkan dan Produksi Buah Manggis Menurut Kecamatan di Kabupaten
Pandeglang Tahun 2010.
No.
|
Kecamatan
|
Jumlah Pohon
|
Produksi (Kwintal)
|
1.
|
Cigeulis
|
190
|
76
|
2.
|
Angsana
|
849
|
102
|
3.
|
Sindangresmi
|
750
|
60
|
4.
|
Picung
|
8.835
|
707
|
5.
|
Bojong
|
10.550
|
844
|
6
|
Cisata
|
73
|
60
|
7.
|
Pagelaran
|
1.808
|
532
|
8.
|
Sukaresmi
|
680
|
814
|
9.
|
Labuan
|
1.153
|
105
|
10.
|
Carita
|
3.693
|
296
|
11.
|
Cikedal
|
300
|
50
|
12.
|
Menes
|
5.500
|
440
|
13.
|
Mandalawangi
|
5.285
|
490
|
14.
|
Cimanuk
|
21
|
4
|
15.
|
Banjar
|
1.500
|
550
|
16.
|
Kaduhejo
|
23
|
4
|
17.
|
Mekarjaya
|
112
|
14
|
18.
|
Majasari
|
20
|
20
|
Jumlah
|
41.342
|
5.168
|
Sumber:
Pandeglang dalam Angka 2011, diolah.
Dari tabel di atas terlihat bahwa kecamatan penghasil buah manggis
terbesar di Kabupaten Pandeglang ditempati Kecamatan Bojong, Picung, Menes, dan
Mandalawangi. Kecamatan Menes dan Mandalawangi terletak di pinggir jalan raya
Labuan, yang merupakan jalan negara. Sedangkan Kecamatan Bojong dan Picung
terletak di jalan provinsi agak ke selatan menuju Kecamatan Malingping
Kabupaten Lebak. Namun demikian, keempat kecamatan tersebut dihubungkan oleh
jalan provinsi dan jalan negara yang dapat dikatakan baik. Lalu lintas ke dan
dari empat kecamatan tersebut tergolong lancar. Oleh karena itu, rencana lokasi
pembangunan industri pengolahan buah manggis adalah di kecamatan Bojong, karena
Kecamatan Bojong adalah kecamatan penghasil manggis terbesar dan letaknya
berdekatan dengan Kecamatan Picung sebagai kecamatan penghasil manggis terbesar
kedua di Kabupaten Pandeglang. Disamping itu, lahan di Kecamatan Bojong tersebut
masih cukup luas dengan dukungan sarana dan prasarana transportasi yang cukup
memadai.
Selama ini, petani manggis di Kabupaten Pandeglang telah menikmati
hasil yang mengungungkan dari tanaman manggis yang dibudidayakannya. Namun,
dengan ditemukannya teknologi pengolahan buah dan kulit manggis menjadi produk
yang memiliki nilai ekonomi tinggi, maka untuk semakin meningkatkan
kesejahteraan petani manggis di Kabupaten Pandeglang, perlu dibangun industri
pengolahan buah manggis.
Adapun empat jenis hasil olahan dari buah manggis adalah:
1.
Sirup
Manggis. Sirup manggis yang dihasilkan tidak menggunakan pewarna buatan. Warna berasal
dari ekstrak kulit buah manggis. Sirup dapat dijadikan sebagai minuman sehat
dan bergizi karena mengandung xanthone yang tinggi mencapai 104,05
mg/100 ml.
2.
Xanthones Manggis. Xanthone terbuat dari ekstrak kulit buah manggis
yang bermanfaat sebagai obat karena mengandung xanthone yang sangat
tinggi, yaitu mencapai 123,97 mg/100ml. Selain kandungan xanthone, di
dalam xanthones juga mengandung vitamin dan mineral lainnya seperti
Vitamin B1 (mg) 20,66; Vitamin B2 (mg)1.79; Vitamin B6 (mg) 0,948; Vitamin C
(mg) 17,92.
3.
Puree
Manggis. Puree adalah bahan setengah jadi dalam bentuk bubur
buah, terbuat dari daging buah manggis. Puree kemudian dapat diolah
kembali menjadi produk olahan yang diinginkan. Banyak negara di luar negeri
mengirimkan puree manggis yang berasal dari Indonesia, karena manggis
dari Indonesia mempunyai rasa yang khas. Puree juga mengandung xanthone,
vitamin C, Calsium, dan mineral.
4.
Jus
Manggis. Jus manggis merupakan minuman segar dan bergizi juga mengandung xanthone
sebesar 3,55mg/100ml jus.
KESIMPULAN
1.
Eskpor
buah manggis dari Kabupaten Pandeglang ke negara tujuan harus dilanjutkan,
karena aktivitas ini telah meningkatkan pendapatan petani manggis di Kabupaten
Pandeglang. Untuk meningkatkan volume ekspor, diperlukan pelatihan teknik budidaya dan pasca panen petani
manggis, sehingga buah manggis yang dihasilkan memenuhi kualitas ekspor.
2.
Buah
manggis yang tidak memenuhi kualitas ekspor dapat ditingkatkan nilai ekonominya
dengan cara mengolah buah manggis dan kulit buah manggis menjadi produk
turunan, seperti sirup, xanthones, puree, dan jus manggis. Dengan cara ini,
petani manggis di Kabupaten Pandeglang akan semakin meningkat pendapatannya.
3.
Pemerintah
Daerah Kabupaten Pandeglang sebaiknya membangun industri pengolahan buah
manggis di Kecamatan Bojong, karena Kecamatan Bojong adalah kecamatan penghasil
manggis terbesar dan letaknya berdekatan dengan Kecamatan Picung sebagai
kecamatan penghasil manggis terbesar kedua di Kabupaten Pandeglang.
DAFTAR PUSTAKA
Agung Endro
Nugroho, Manggis (Garcinia Mangostana L.): Dari Kulit Buah yang Terbuang
Hingga Menjadi Kandidat Suatu Obat, Laboratorium Farmakologi dan Toksikologi,
Bagian Farmakologi dan Farmasi Klinik, Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah
Mada. http://mot.farmasi.ugm.ac.id/files/69Manggis_Agung%20Baru.pdf.
Kasma Iswari dan
Tri Sudaryono, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat; 4 Jenis
Olahan Manggis, Si Ratu Buah Dunia Dari Sumbar, Tabloid Sinar Tani, 22 Agustus
2007.
Muji Rahayu,
Laporan Akhir Potensi Manggis di Kawasan Timur Indonesia, Australian Centre for
International Agricultutal Research, 2009.
Pandeglang dalam
Angka, Badan Pusat Statistik Kabupaten Pandeglang, 2011.
Pandeglang
Micom, Manggis Pandeglang Tembus Pasar Internasional, 23 Juli 2011. http://www.mediaindonesia.com/webtorial/tanahair/?bar_id=MjQ0NDA1.
Pemanfaatan
Kulit Buah Manggis dan Teknologi Penepungannya, Warta Penelitian dan
Pengembangan Pertanian Volume 34 Nomor 1, 2012. http://www.pustaka.litbang.deptan.go.id/publikasi/wr341125.pdf.
0 comments:
Posting Komentar