Termasuk kewajiban
kita, wahai para Ikhwan, adalah hendaknya kita senantiasa ingat bahwa kita
harus berdakwah dengan dakwah Allah Swt., yang merupakan dakwah yang paling
mulia. Hendaknya kita menyeru dengan pemikiran Islam yang merupakan pemikiran
yang paling lurus dan menawarkan kepada manusia syari’at Al-Qur`an yang
merupakan syari’at yang paling adil.
Kalian adalah ghuraba
(orang-orang asing) yang melakukan perbaikan di saat manusia mengalami
kerusakan. Kalian adalah akal pemikiran baru yang Allah kehendaki untuk berlaku
sebagai pembeda antara kebenaran (al-haq) dan kebatilan (al-bathil)
di hadapan manusia. Dan kalian adalah para da’i (penyeru) Islam,
pengemban Al-Qur`an, dan sekaligus penghubung antara bumi dan langit.
Jadilah kalian semua
menjadi hamba Allah yang baik sebelum kalian semua menjadi pemimpin, sebab
ibadah akan menyampaikan kalian kepada derajat kepemimpinan yang terbaik.
Jadilah kalian
seperti pohon yang dilempari batu, namun membalasnya dengan menjatuhkan buah.
Kita akan memerangi manusia dengan senjata cinta.
Wahai al-Ikhwan
al-Muslimun, kekanglah kobaran perasaan dengan kecerdasan akal. Terangilah
cahaya akal api perasaan. Iringilah khayalan agar terus selaras dengan
kenyataan. Carilah kenyataan dalam imajinasi yang menyala, namun janganlah
kalian terlalu condong kepadanya sehingga akan mengabaikan yang lain. Janganlah
kalian menentang hukum-hukum alam, karena pasti ia akan menang. Akan tetapi arahkanlah hukum alam
tadi dan gunakanlah, lalu alihkanlah alurnya. Gunakanlah bagian dari alam untuk
menaklukkan bagian yang lain. Tunggulah saat kemenangan, karena ia sudah hampir
tiba bagi kalian.
Kalian senantiasa
mencari keridhaan Allah Swt. dan selalu mencari pahala. Itu semua akan kalian
dapatkan selagi kalian ikhlas dalam mengerjakannya. Allah Swt. tidak pernah
membenani kalian dengan hasil amal, akan tetapi Dia menugaskan kalian untuk
beribadah dengan benar kepada-Nya dan bersiap diri dengan sebaik-baiknya.
Setelah melakukan itu semua, adakalanya kita bisa menjadi orang yang keliru,
namun kita masih mendapatkan pahala orang yang keliru dalam berijtihad, dan
adakalanya kita menjadi orang yang benar sehingga mendapatkan pahala orang yang
benar lagi berjaya.
Ketahuilah bahwa
pengalaman masa lampau maupun pada masa sekarang telah membuktikan bahwa tidak
ada kebaikan kecuali di jalan yang kalian tempuh. Tidak ada produktivitas
kecuali disertai perencaan. Tidak ada kebenaran kecuali dengan beramal. Maka
janganlah kalian berspekulasi dengan usaha kalian. Janganlah kalian
mempertaruhkan hasil kesuksesan kalian. Ketahuilah bahwa Allah Swt. senantiasa
bersama kalian dan Dia tidak akan menyia-nyiakan amal kalian. “Dan Allah
tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang kepada manusia” (QS Al-Baqarah: 143).
Sumber: Jum’ah Amin Abdul Aziz, Auraq
Min Tarikh Al-Ikhwan Al-Muslimin Dzuruf An-Nasy`Ah
Wa Syakhshiyah Al-Imam Al-Mu`Asis.
0 comments:
Posting Komentar