Dikisahkan oleh Rabiah bin Ka’ab al-Aslami,
bahwa pada suatu malam ia pernah menyediakan seember air wudhu dan
keperluan-keperluan lain yang dibutuhkan Rasulullah Saw. Melihat kebaikan yang dilakukan oleh
Rabiah, Rasulullah berkata kepadanya, “Mintalah sesuatu dariku, wahai Rabiah.”
Rabiah pun menyebutkan
permintaannya. “Wahai Rasulullah, aku minta agar Allah menjadikanku sebagai
pendampingmu di surga kelak.” Rasulullah Saw. bertanya lagi, “Apakah tak ada
permintaan selain itu?”
“Tidak ada, wahai
Baginda Nabi. Hanya itu yang ingin aku minta darimu,” jawab Rabiah. “Jika
demikian, maka jagalah dirimu untuk
memperbanyak sujud.” (HR Muslim).
Mengapa kita
diperintahkan untuk memperbanyak sujud? Padahal
Allah Swt. memerintahkan agar kita memperbaiki dan meningkatkan kualitas sujud (khusyu’) sebagaimana
firman-Nya, “Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan
(mengerjakan) shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali
bagi orang-orang yang khusyu`” (QS Al-Baqarah: 45).
Hadits tentang perintah untuk memperbanyak sujud (katsratis sujud, sesungguhnya memiliki korelasi yang sangat erat dengan perintah untuk
memperbaiki dan meningkatkan kualitas sujud (baca: khusyu’). Oleh karena itu, para ulama
sepakat bahwa yang dimaksud dengan memperbanyak sujud adalah memperbanyak pelaksanaan
shalat sunnah.
Rasulullah Saw. bersabda, “Sungguh aku
mengetahui apa yang aku lihat kalian melakukannya. Wahai manusia, shalatlah
kalian di rumah-rumah kalian, karena sesungguhnya shalat yang paling utama
adalah shalat seseorang yang dilakukan di rumahnya, kecuali shalat wajib” (HR
Al-Bukhari). Hadits ini memerintahkan agar kita memperbanyak melaksanakan
shalat sunnah di rumah.
Kaitan antara perintah memperbanyak sujud
melalui pelaksanaan shalat-shalat sunnah dengan perintah untuk meningkatkan kualitas
shalat, yaitu khusyu’ adalah karena pada umumnya kita sangat sulit untuk
mencapai tingkatan shalat yang benar-benar khusyu’. Sedangkan fungsi
shalat sunnah adalah untuk menutupi kekurangsempurnaan pelaksanaan shalat fardhu.
Dengan demikian, semakin banyak kita melaksanakan shalat-shalat sunnah – tentu
dengan tidak meninggalkan shalat fardhu – kekhusyu’-an kita akan semakin
bertambah.
Dari 10 menit waktu yang kita gunakan untuk
melaksanakan shalat zhuhur misalnya, berapa menit ke-khusyu’-an yang
benar-benar berhasil kita reguk? Begitu juga dengan shalat-shalat fardhu
lainnya. Nah, dengan banyak melaksanakan shalat-shalat sunnah, maka jumlah ke-khusyu’-an
yang berhasil kita nikmati tentu semakin besar. Inilah rahasia mengapa kita
diperintahkan untuk memperbanyak sujud melalui pelaksanaan shalat-shalat
sunnah. Wallahu a’lam bishshawab.
0 comments:
Posting Komentar