Secara bahasa, khusyu’ berasal dari kata khasya’a--yakhsya’u--khusyuu’an
yang artinya tunduk, merendahkan diri, takluk. Orang yang khusyu’ adalah
orang yang tunduk, merendahkan diri, dan takluk kepada sesuatu atau kepada
sebuah aturan tertentu. Seseorang yang merasa aman, damai, dan enjoy
bekerja pada seorang majikan, maka ia dapat dikatakan khusyu’ dengan
majikannya. Seorang karyawan yang menikmati pekerjaannya hingga larut malam,
bisa juga dikatakan khusyu’ dengan pekerjaannya.
Kata khusyu’ memiliki
kedekatan makna dengan kata khasy-yah yang artinya takut. Misalnya dalam QS Fathir: 28, “Sesungguhnya
yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama.” Oleh
karena itu, tidak salah bila kata khusyu’
diartikan sebagai khasy-yah, sebab biasanya orang yang khusyu’
adalah orang yang takut kepada Allah Swt.
Umumnya kita memahami kata khusyu’ ketika
disandingkan dengan kata shalat, sebagaimana firman Allah Swt., “Dan
mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat. Dan
sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang
khusyu`” (QS
Al-Baqarah: 45).
Apa itu al-khaasyi’iin?
Allah Swt. menjelaskan, “Yaitu orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan
menemui Rabbnya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya” (QS Al-Baqarah:
46). Mengomentari ayat ini, Abul Aliyah dalam Tafsir Ibnu Katsir mengatakan
bahwa yang dimaksud dengan al-khaasyi’iin adalah orang yang takut kepada
Allah. Sedangkan Ibnu Jarir berkata bahwa al-khaasyi’iin berarti tekun,
tunduk, dan takut kepada Allah.
Para ulama mengatakan bahwa
orang yang khusyu’ dalam shalatnya bukanlah orang yang tidak peduli atau
tidak mendengar apa yang terjadi di sekelilingnya ketika ia shalat. Sebab khusyu’ tidak identik
dengan tuli, cuek, egois, atau masa bodoh. Akan tetapi, yang dimaksud khusyu’
dalam shalat adalah memfokuskan diri pada shalatnya, mengerti apa yang
dibacanya, memperhatikan setiap gerakan-gerakan shalat, dan memahami makna
shalat sebagai sebuah latihan menuju kesempurnaan iman.
Al-Qur’an menjelaskan
beberapa makna khusyu’, di antaranya:
1.
Khusyu’ adalah ketundukan
hati (antakhsya’a qulubuhum)untuk senantiasa mengingat Allah Swt. dengan
mentadaburi ayat-ayat Al-Qur`an (QS Al-Hadid: 16).
2.
Perasaan khusyu’ akan muncul bila kita
memahami kandungan Al-Qur`an, sehingga apabila Al-Qur`an dibacakan, mereka akan
sujud (QS Al-Isra`: 107-109).
3.
Khusyu’ akan lahir bila kita tunduk karena takut kepada
Allah Swt. (QS Al-Hasyr: 21).
4.
Orang yang khusyu’ adalah yang senantiasa
bersegera melakukan amal saleh dan berdoa agar amalnya diterima oleh Allah Swt.
(QS Al-Anbiya’: 90).
5.
Orang yang khusyu’ adalah orang yang tidak
memperjualbelikan ayat-ayat Allah untuk memperoleh keuntungan dunia (QS Ali Imran: 199).
6.
Orang-orang yang khusyu’ adalah orang-orang
yang meyakini akan bertemu dengan Rabb (Tuhan) mereka (QS Al-Baqarah: 45-46).
7.
Orang-orang yang khusyu’ adalah orang-orang
yang mengosongkan hatinya dari hal-hal yang melalaikan dzikir kepada
Allah (QS Fushshilat: 39).
Inilah pemahaman khusyu’ yang lebih hidup
dan dinamis. Khusyu’ yang dapat mengantarkan kita kepada peningkatan
iman dan taqwa kepada Allah Swt. Khusyu’ dalam shalat sangat ditekankan
dan dianjurkan. Akan tetapi, lebih dari itu, yang tidak kalah pentingnya adalah
mengatualisasikan dan merealisasikan sikap khusyu’ dalam kehidupan
sehari-hari. Tidak sedikit orang yang bersusah payah untuk mencapai tingkat ke-khusyu’-an
dalam shalat, akan tetapi mereka tidak merasa perlu untuk mengaplikasikan makna
khusyu’ dalam kehidupan sehari-hari. Shalatnya
tidak mampu mencegah dirinya dari perbuatan keji dan munkar. Wallahu a’lam
bishshawab.
0 comments:
Posting Komentar