Prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG)
Kabupaten Merauke yang memberikan sinyal jika akan turun hujan pada Bulan
Desember tahun 2012, ternyata meleset. Sampai dengan sekarang, hujan pun belum
turun dan masyarakat belum juga memanfaatkan lahan yang telah digarap untuk
ditanami padi (Tabloidjubi.com, 4 Januari 2013).
Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
Pekanbaru menyatakan bahwa di Riau tidak ada gempa. Pasalnya, dari tiga
penyebab terjadinya gempa, tektonik (pergerakan lempeng bumi), vulkanik
(aktifitas gunung api), dan runtuhan (goa atau dalam bumi), di Riau tidak
termasuk.
Namun pada Sabtu (31/3/2012) lalu Riau diguncang gempa berkekuatan
5,1 scala richter (SR) terjadi sekitar pukul 10:58:20 WIB, dengan lokasi 1.12
LU - 101.63 BT, sekitar 42 kilo meter (KM) dari timur laut Siak-Riau. Menurut
BMKG, gempa yang terjadi pada kedalaman 10 Km, lebih disebabkan adanya
pertemuan aktifitas lempeng di kerak bumi dan menghasilkan energi yang
menimbulkan gempa. Hal ini dijelaskan Kepala Kantor BMKG Pekanbaru, Philip
Mustamu melalui staf analisa, Warih Budi Selasa (3/4) di kantornya. Dia juga
menyebutkan gempa yang terjadi di Siak termasuk dangkal, harusnya goncangannya
kuat, tapi pada kenyataannya guncangan yang ditimbulkan gempa hanya dirasakan
bila di atas gedung dan juga rumah tingkat (Riau Pos.co, 4 April 2012).
BMKG juga pernah terpeleset tatkala menetapkan Gunung Sinabung (2.460
m dpl) di Kabupaten Tanah Karo Sumatera Utara dengan status B yang berarti
dalam kondisi aman. Namun, pada Ahad (29/8/2012) pukul 00.15 WIB dinihari
gunung tersebut meletus dan mengeluarkan lava dan kabut disertai abu. Hal
tersebut tentu membuat warga panik.
Bukti prediksi atau ramalan yang meleset bertambah setelah Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memprediksi tentang adanya banjir besar
yang menyebabkan Jakarta tenggelam pada 27 Januari 2013. Alasannya, banjir
besar yang diprediksi akibat luapan rob tersebut tidak terjadi, karena pasang
maksimum air laut bukan pada tanggal 27 Januari 2013 (Republika Online, 25
Januari 2013).
Cuaca
Ekstrim Dunia
Juli 2012, cuaca panas yang ekstrem mendera Amerika
Serikat. Jutaan warga di sebagian wilayah Amerika Serikat tak mampu
menahan gelombang panas yang suhunya mencapai di atas 100 derajat Fahrenheit
atau 37,7 derajat Celcius di sejumlah kota di 20 negara bagian AS. Kota-kota
yang 'terpanggang' termasuk Washington, St. Louis, dan Indianapolis. Puncaknya,
Sabtu 7 Juli 2012, suhu di sebagian titik bahkan dilaporkan mencapai 106
derajat Fahrenheit atau 41 derajat Celcius, termasuk Washington. Warga
ramai-ramai mencelupkan tubuhnya di kolam dan danau, menonton film atau naik
kereta bawah tanah tanpa tujuan, demi menikmati pendingin udara.
Pada 25 Januari 2013, negeri Paman Sam kembali diterjang cuaca
ekstrem. Kali ini bukan gelombang panas, tapi suhu dingin esktrem disertai
badai salju. Padahal warga Northeast, Amerika Serikat (AS) yang paling parah
terkena dampak, masih dalam proses pemulihan akibat terjangan badai Sandy
sehari sebelumnya. Cuaca dingin ekstrem yang sebelumnya melanda wilayah Midwest
juga melumpuhkan jalur kereta, serta membuat pipa air membeku.
Di Australia, beberapa wilayahnya mengalami peningkatan suhu ekstrem
yang terjadi sejak Jumat (4/1/2013) lalu. Akibat peningkatan suhu yang sangat
ekstrem ini, banyak lahan pertanian dan hutan-hutan di Australia habis
terbakar. Tercatat ada 130 titik kebakaran tersebar di beberapa wilayah
Australia, seperti Tasmania selatan, New South Wales, Victoria barat, Canberra,
dan masih banyak lagi. Kebakaran besar ini sulit untuk diatasi karena suhu
panas itu disertai dengan angin kencang yang berhembus dengan kecepatan 120
km/jam. Selain itu, menurut laporan Badan Meteorologi Australia, suhu panas di
sebagian besar wilayah Australia akan mencapai 43 derajat Celcius.
Peristiwa cuaca ekstrem juga terjadi di Brasil. Wilayah timur laut
Brasil mengalami kekeringan terburuk dalam 30 tahun menyebabkan kerugian bagi
ribuan petani lokal. Wilayah timur laut Brasil dikenal dengan “kekeringan
Poligon” meliputi Piaui, Ceara, Rio Grande do Norte, Paraiba, Pernambuco,
Alagoas, Sergipe, dan Bahia. Selama lebih dari puluhan tahun, siklus kekeringan
melanda wilayah timur laut Brasil telah menyebabkan migrasi besar-besaran di
cekungan Amazon dan pusat-pusat perkotaan tenggara Brasil.
Penjelasan
Ilmiah
Ilmuwan Internasional mengeluarkan laporan bahwa peristiwa kekeringan
parah, banjir, dan gelombang panas yang mengguncang dunia dalam dua tahun
belakangan ini, disebabkan oleh peningkatan gas rumah kaca, sehingga mendorong
peristiwa aneh cuaca ekstrem. Laporan tersebut ditulis dalam “State of The
Climate” yang dikompilasi oleh 400 ilmuwan dari 48 negara dan
dipublikasikan di dalam Buletin Masyarakat Meteorologi Amerika.
Dalam laporan tersebut dijelaskan bagaimana perubahan cuaca dapat
menyebabkan kekeringan di Amerika Serikat (AS) dan benua Afrika, serta cuaca
dingin ekstrem bersamaan gelombang panas di Inggris. Disebutkan juga tahun 2011
lalu adalah termasuk salah satu dari 15 tahun yang paling panas sejak tahun
1800-an. Kutub Utara menghangat sekitar dua kali tingkat garis lintang lebih
rendah dengan es laut di bawah rata-rata.
Gas rumah kaca dari sumber polusi manusia seperti batu bara dan gas
mencapai tingkat baru, dengan emisi karbon dioksida melebihi 390 bagian per
juta, naik 2,10 bagian per juta dari 2010. La Nina telah membawa arus dingin di
perairan Laut Pasifik timur, tetapi tahun 2011 juga termasuk dalam 12 tahun
terpanas pada suhu air laut global.
Laporan itu juga menuliskan, para ilmuwan mengakui masih sulit untuk
menghubungkan satu peristiwa dengan perubahan iklim yang disebabkan manusia.
Akan tetapi masyarakat umum sudah mulai menerima cara berpikir ilmuwan bahwa
cuaca atau peristiwa iklim adalah sama-sama penyebabnya. (www.suarapembaruan.com).
Penjelasan
Al-Qur`an
Bencana, apa pun bentuknya, memang dapat dijelaskan secara ilmiah.
Gelombang panas yang menerjang di sebagian belahan bumi sering dikaitkan dengan
meningkatnya emisi gas rumah kaca yang mengakibatkan pemanasan global. Secara
teori, permukaan air laut akan tinggi pada saat bulan purnama dan dapat
menyebabkan banjir (rob). Gempa bumi yang berpusat di laut, umumnya akan menimbulkan
tsunami.
Namun, belakangan para ahli iklim dan cuaca sering menyebut kata
anomali untuk menjelaskan fenomena iklim dan cuaca yang tidak lazim. Perubahan
iklim dan cuaca dianggap anomali, karena selama ini manusia hidup di dalam alam
yang seimbang. Sementara, perubahan iklim dan cuaca, termasuk pergerakan kulit
dan isi bumi, sesungguhnya merupakan reaksi dari alam untuk mencapai
keseimbangan yang baru. Ketika hutan ditebangi hingga gundul, maka tanah di
area hutan tidak lagi diikat oleh akar pohon dan air hujan tak mampu diserap.
Akibatnya, tanah hutan menjadi labil, maka terjadilah longsor dan banjir. Jadi,
banjir dan longsor itu merupakan reaksi alam untuk mencapai keseimbangan baru.
Penjelasan ilmiah dalam rangka mencari solusi terhadap akibat dari perubahan
iklim dan cuaca, tidak akan menyelesaikan persoalan, selama solusi yang
ditawarkan adalah solusi terhadap akibat, bukan terhadap penyebab utama. Kalau
pun ditawarkan solusi terhadap sebab, sesunguhnya sebab tersebut merupakan
akibat yang ditimbulkan oleh penyebab utama. Sementara penyebab utama dari
akibat-akibat -- yang di kemudian hari menjadi sebab -- jarang atau bahkan
tidak pernah dibahas dalam upaya mencari solusi.
Al-Qur`an menjelaskan bahwa penyebab utama kerusakan di bumi adalah
sikap dan gaya hidup manusia itu sendiri. Manusia kurang memperhatikan
hubungannya dengan alam. Kalau pun ada teori atau konsep tentang hubungan
manusia dengan alam, akan tetapi teori atau konsep tersebut tidak di bingkai
oleh konsep pengabdian kepada Sang Pencipta dan Pemelihara alam, yaitu Allah
Swt.
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena
perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari
(akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar” (QS Ar-Ruum:
41).
Bencana alam yang ditimbulkan oleh kerusakan alam adalah sebuah
konsekuensi (sunnatullah) dari penyimpangan yang dilakukan oleh manusia
dalam pemanfaatan sumberdaya alam. Bencana alam merupakan peringatan dari Allah
Swt. agar manusia kembali ke jalan yang benar.
Namun, ketika berbagai bentuk peringatan dari Allah Swt. tidak mampu
mengembalikan manusia ke jalan yang benar, dikhawatirkan akan terjadi bencana
yang lebih besar lagi sebagaimana yang pernah diturunkan oleh Allah Swt. kepada
manusia terdahulu. Al-Qur`an merekam 12 kaum yang pernah ditimpa musibah besar.
Mereka adalah:
1.
Kaum
Nabi Nuh ‘Alaihis Salam. Nabi Nuh berdakwah selama 950 tahun, namun
orang yang beriman hanyalah sekitar 80 orang. Kaumnya mendustakan dan
memperolok-olok Nabi Nuh. Lalu, Allah mendatangkan banjir yang besar, kemudian
menenggelamkan mereka yang ingkar, termasuk anak dan istri Nabi Nuh (QS
Al-Ankabut: 14).
2.
Kaum
Nabi Hud Alaihis Salam. Nabi Hud diutus untuk kaum 'Ad. Mereka
mendustakan kenabian Nabi Hud. Lalu, Allah mendatangkan angin yang dahsyat
disertai dengan guruh yang menggelegar hingga mereka tertimbun pasir dan
akhirnya binasa (QS At-Taubah: 70, Al-Qamar: 18, Fushshilat: 13, An-Najm: 50,
Qaaf: 13).
3.
Kaum
Nabi Saleh Alaihis Salam. Nabi Saleh diutuskan Allah kepada kaum Tsamud.
Nabi Saleh diberi sebuah mukjizat seekor unta betina yang keluar dari celah
batu. Namun, mereka membunuh unta betina tersebut sehingga Allah menimpakan
azab kepada mereka (QS Al-Hijr: 80, Huud: 68, Qaaf: 12).
4.
Kaum
Nabi Luth Alaihis Salam. Umat Nabi Luth terkenal dengan perbuatan
menyimpang, yaitu hanya mau menikah dengan pasangan sesama jenis (homoseksual
dan lesbian). Kendati sudah diberi peringatan, mereka tak mau bertobat. Allah
akhirnya memberikan azab kepada mereka berupa gempa bumi yang dahsyat disertai
angin kencang dan hujan batu sehingga hancurlah rumah-rumah mereka. Dan, kaum
Nabi Luth ini akhirnya tertimbun di bawah reruntuhan rumah mereka sendiri (QS
Alsyu'araa: 160, Annaml: 54, Al-Hijr: 67, Al-Furqan: 38, Qaf: 12).
5.
Kaum
Nabi Syuaib Alaihis Salam. Nabi Syuaib diutuskan kepada kaum Madyan.
Kaum Madyan ini dihancurkan oleh Allah karena mereka suka melakukan penipuan
dan kecurangan dalam perdagangan. Bila membeli, mereka minta dilebihkan dan
bila menjual selalu mengurangi. Allah pun mengazab mereka berupa hawa panas
yang teramat sangat. Kendati mereka berlindung di tempat yang teduh, hal itu
tak mampu melepaskan rasa panas. Akhirnya, mereka binasa (QS Attaubah: 70,
Alhijr: 78, Thaaha: 40, dan Alhajj: 44).
Selain
kepada kaum Madyan, Nabi Syuaib juga diutus kepada penduduk Aikah. Mereka
menyembah sebidang padang tanah yang pepohonannya sangat rimbun. Kaum ini
menurut sebagian ahli tafsir disebut pula dengan penyembah hutan lebat (Aikah)
(QS AlHijr: 78, Alsyu'araa: 176, Shaad: 13, Qaaf: 14).
6.
Fir’aun
dan pengikutnya. Kaum Bani Israil sering ditindas oleh Firaun. Allah mengutus
Nabi Musa Alaihis Salam dan Harun Alaihis Salam untuk
memperingatkan Fir’aun akan azab Allah. Namun, Fir’aun malah mengaku sebagai
tuhan. Ia akhirnya tewas di Laut Merah dan jasadnya berhasil diselamatkan.
Hingga kini masih bisa disaksikan di museum mumi di Mesir (Al-Baqarah: 50 dan
Yunus: 92).
7.
Ashab
Al-Sabt. Mereka adalah segolongan fasik yang tinggal di Kota Eliah, Elat
(Palestina). Mereka melanggar perintah Allah untuk beribadah pada hari Sabtu.
Allah menguji mereka dengan memberikan ikan yang banyak pada hari Sabtu dan
tidak ada ikan pada hari lainnya. Mereka meminta rasul Allah untuk mengalihkan
ibadah pada hari lain, selain Sabtu. Mereka akhirnya dibinasakan dengan
dilaknat Allah menjadi kera yang hina (QS Al-A'raaf: 163).
8.
Ashab
Al-Rass. Rass adalah nama sebuah
telaga yang kering airnya. Nama Al-Rass ditujukan pada suatu kaum.
Konon, nabi yang diutus kepada mereka adalah Nabi Saleh Alaihis Salam.
Namun, ada pula yang menyebutkan Nabi Syuaib Alaihis Salam.
Sementara
itu, yang lainnya menyebutkan, utusan itu bernama Handzalah bin Shinwan
(adapula yang menyebut bin Shafwan). Mereka menyembah patung. Ada pula yang
menyebutkan, pelanggaran yang mereka lakukan karena mencampakkan utusan yang
dikirim kepada mereka ke dalam sumur sehingga mereka dibinasakan Allah (QS
Al-Furqan: 38 dan Qaf ayat 12).
9.
Ashab
Al-Ukhdud. Ashab Al-Ukhdud adalah
sebuah kaum yang menggali parit dan menolak beriman kepada Allah, termasuk
rajanya. Sementara itu, sekelompok orang yang beriman diceburkan ke dalam parit
yang telah dibakar, termasuk seorang wanita yanga tengah menggendong seorang
bayi. Mereka dikutuk oleh Allah SWT (QS Al-Buruuj: 4-9).
10. Ashab Al-Qaryah. Menurut sebagian ahli tafsir, Ashab Al-Qaryah (suatu negeri) adalah
penduduk Anthakiyah. Mereka mendustakan rasul-rasul yang diutus kepada mereka.
Allah membinasakan mereka dengan sebuah suara yang sangat keras (QS Yaasiin:
13).
11.
Ashabu
At-Tubba’. Tubba' adalah nama
seorang raja bangsa Himyar yang beriman. Namun, kaumnya sangat ingkar kepada
Allah hingga melampaui batas. Maka, Allah menimpakan azab kepada mereka hingga
binasa. Peradaban mereka sangat maju. Salah satunya adalah bendungan air (QS
Ad-Dukhan: 37).
12. Kaum Saba. Mereka diberi berbagai kenikmatan
berupa kebun-kebun yang ditumbuhi pepohonan untuk kemakmuran rakyat Saba.
Karena mereka enggan beribadah kepada Allah walau sudah diperingatkan oleh Nabi
Sulaiman, akhirnya Allah menghancurkan bendungan Ma'rib dengan banjir besar
(Al-Arim) (QS Saba: 15-19).
Jangan berhenti untuk terus berkarya, semoga
kesuksesan senantiasa menyertai kita semua.
keep update!Lamborghini Terbaru