Para penghafal Al-Qur`an yang disebut
dengan hafidz dan hafidzah selalu ada sepanjang zaman, mulai dari
zaman Rasulullah Saw., Khulafaur Rasyidin, Tabi’in, dan Tabi’t Tabi’in. Mereka
sengaja dikirim oleh Allah Swt. untuk menjaga kemurnian Al-Qur`an dari
orang-orang yang sengaja berupaya untuk menyimpangkan isi Al-Qur`an. Kita
mengenal Zaid bin Tsabit dan Ibnu ‘Abbas para penghafal Al-Qur`an di masa
Rasulullah Saw.
Pada masa-masa setelah itu, para
penghafal Al-Qur`an selalu ada pada setiap zaman. Di antara mereka ada Ibnu
Taimiyah, seorang pemikir Islam yang sangat terkenal. Kecemerlangan otaknya
sudah tampak pada usia belia. Al-Qur`an sudah mampu dihafalkannya sewaktu
usianya belum baligh. Bahkan pada usia 22 tahun, Ibnu Taimiyah sudah mengajar
di perguruan Darul Hadits Al-Syukriyyah, sekolah ternama yang hanya mau
menerima tenaga pengajar pilihan.
Selain itu, ada Ibnu Sina yang
berhasil menghafal seluruh Al-Qur`an pada usia sepuluh tahun. Ibnu Sina dikenal
sebagai orang yang gemar menimba ilmu. Beliau tidak akan tidur malam, kecuali
setelah banyak membaca. Dan tidak akan tidur siang, kecuali setelah mendapat
ilmu pengetahuan pada hari itu. Ibnu Sina berhasil menguasai ilmu fiqih dan
filsafat pada usia 18 tahun.
Imam Ahmad bin Muhammad bin Hambal,
yang lebih dikenal dengan Imam Hambali, hafal Al-Quran pada usia 14 tahun.
Beliaulah yang tetap konsisten mengatakan, “Al-Quran adalah kalam Allah bukan
makhluk,” meski siksaan mendera dirinya.
Imam Syafi’i yang
bernama Muhammad bin Idris,
hafal Al-Qur`an 30 juz pada usia sembilan tahun. Umur 19 tahun telah mengerti
isi kitab Al-Muwatha’, karangan Imam Malik, tidak lama kemudian Al-Muwatha’
telah dihafalnya. Kitab Al-Muwatha’ tersebut berisi hadits-hadits
Rasulullah Saw., yang dihimpun oleh Imam Malik. Karena kecerdasannya, pada umur
15 tahun beliau telah diizinkan memberi fatwa di hadapan masyarakat dan menjadi
mufti di Masjidil Haram.
Di abad modern sekarang ini, kita
mengenal Abdullah bin Muhamad Jabr, lahir di Kota Wadi Jadid Mesir 29 Syawal
1405 H (7 Juli 1985). Dia selesai menghafal Al-Qur`an 30 juz pada usia tujuh
tahun, tepatnya pada tanggal 10 September 1992. Setelah itu, Abdullah menghafal
hadits Asy-Syarif dimulai dengan menghafal Arbain Nawawi. Selanjutnya
pada 6 Juli 1994, ia menyelesaikan hafalan kitab Al-Lu`lu-u wal Marjan
yang direkomendasi oleh Syeikh Bukhari-Muslim. Abdullah terus berpacu dengan
waktu, ia pun berhasil menghafal Mukhtashar Shahih Bukhari yang disusun
oleh Az-Zabidi dan menghafal Mukhtashar Shahih Muslim yang disusun oleh
Munziri. Selanjutnya berturut-turut, Abdullah menghafal Matan Bikuniyah
dalam Ilmu Hadits; menghafal Manzuma Sullamul Wushul ila ‘Ilmil Ushul.
Saat ini Abdullah sedang menghafal Matan Syatibiyah dalam Qira`at
Sab’ah dan telah selesai dua pertiganya.
Kita pun bisa
menjadi penjaga Al-Qur`an. Kalau pun sulit, semoga kita termasuk orang-orang
yang termotivasi untuk mendidik anak-anak kita menjadi penghafal Al-Qur`an? Wallahu
a’lam bishshawab.
0 comments:
Posting Komentar