Pengembara

30 Mar 2015


Oleh Syamsu Hilal

Seorang pengembara adalah pengelana atau perantau yang selalu ingat kampung halaman tempat dia berasal. Dia tidak pernah merasa atau mengakui tempat singgahnya yang mewah sebagai terminal. Maka, ketika singgah di suatu tempat, hatinya tak pernah merasa tenteram sehingga tak ingin berlama-lama di tempat itu. Pikirannya selalu tertuju kepada kampung halaman tempat ia dilahirkan.
Itulah kondisi orang beriman dalam menjalani kehidupan di dunia. Seorang Mukmin pikirannya selalu tertuju kepada kampung akhirat, meski raganya masih ada di dunia. Hatinya selalu merindukan Surga, meski kakinya menapak di atas tumpukan harta.
Ilustrasi tersebut diceritakan Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu kepada kita. Suatu hari Rasulullah Saw. pernah memegang bahunya sambil bersabda, “Jadilah engkau di dunia seolah-olah orang asing atau pengembara. Bila datang waktu sore, jangan menanti waktu pagi. Bila tiba waktu pagi jangan menunggu waktu sore. Gunakan waktu sehatmu untuk waktu sakitmu, dan masa hidupmu untuk matimu (HR Bukhari).
Meski secara khusus, nasehat ini disampaikan Rasulullah Saw. kepada Ibnu Umar, tetapi secara umum, nasehat ini disampaikan agar kita memanfaatkan waktu, kesehatan, dan kehidupan dengan sebaik-baiknya. Amal baik tak boleh ditunda, supaya tidak diisi oleh akativitas tuna nilai atau perbuatan maksiat yang dapat mendatangkan malapetaka. Kondisi tubuh yang sehat harus dioptimalkan untuk menghadirkan kebaikan demi kebaikan yang tidak dapat dilakukan ketika kondisi tubuh sedang sakit. Dan kehidupan harus diisi dengan kegiatan yang dapat mendatangkan bongkahan-bongkahan pahala, yang mustahil dilakukan oleh jasad yang telah kehilangan nyawa.
Seorang pengembara punya misi mengumpulkan kunci-kunci untuk membuka pintu-pintu Surga tempat berkumpulnya berbagai macam kenikmatan yang tak pernah terbayang, terbesit, dan terasa oleh panca indera. Sedangkan mereka yang menganggap dunia sebagai terminal lupa mengumpulkan bekal. Mereka terpukau dengan kenikmatan sesaat yang sesungguhnya itu hanyalah fatamorgana. Kelak mereka akan menyesal karena telah memendam anugerah waktu, kesehatan, dan kehidupan hanya untuk dunia. Wallahu a’lam bish shawab.

0 comments:

Posting Komentar

 
Syamsu Hilal © 2011 | Dikunceni Kang Zack, Kunjungi Juga Suswono, Kementan dan Atang Trisnanto