Khutbah Rasulullah Menyambut Ramadhan

2 Jul 2013

“Setiap habis Ramadhan hamba rindu lagi Ramadhan.
Saat-saat ada beribadat tak terhingga nilai mahalnya.
Setiap habis Ramadhan hamba cemas kalau tak sampai.
Umur hamba di tahun depan, berilah hamba kesempatan.
Alangkah nikmat ibadat bulan Ramadhan, sekeluarga, sekampaung, senegara.
Kaum Muslimin dan Muslimat sedunia,
seluruhnya tunduk dipersatuan dalam memohon ridha-Nya.”
(Bimbo).

Itulah ekspresi kerinduan Bimbo terhadap bulan Ramadhan yang dituangkan dalam sebuah nasyid. Mereka rindu bertemu Ramadhan kembali, tatkala Ramadhan yang penuh kesejukan meninggalkan mereka. Mereka cemas, khawatir umur yang diberikan Allah Swt. tak cukup untuk mengantarkannya kepada bulan Ramadhan berikutnya.
Kecemasan tak akan bertemu kembali dengan Ramadhan adalah sebuah kewajaran. Beberapa saudara kita meninggal dunia sebulan menjelang Ramadhan. Mungkin juga ada tetangga kita dipanggil Allah Swt. sepekan menjelang Ramadhan. Bahkan mungkin nanti ada orang-orang dekat kita diwafatkan oleh Allah Swt. sehari menjelang Ramadhan, padahal mereka tentu sangat menginginkan dapat meraih keberkahan bulan Ramadhan sebulan penuh.
Alhamdulillah, saat ini kita tengah menghitung hari, menanti-nanti saat datangnya bulan suci Ramadhan 1434 H. Dialah tamu yang sangat dirindukan oleh setiap Mukmin sejati. Mukmin yang senantiasa mencintai kesejukan jiwa, ketenteraman batin, ketenangan pikiran, dan kedekatan dengan Allah Swt. Kita tentu sangat berharap bertemu Ramadhan, menikmati hari demi harinya yang penuh dengan rahmat hingga menggapai hari kemenangan, Idul Fithri.
Setiap Ramadhan yang dilalui selalu menyisakan kesan dan pengalaman tersendiri. Ketika masih remaja, di antara kita mungkin ada yang menjadi “anak masjid” lantaran hampir selama bulan Ramadhan aktifitas kita tak jauh dari masjid. Masa-masa itu tentu saja sulit untuk diulang kembali ketika kita telah memiliki tanggung jawab sebagai kepala rumahtangga yang harus mencari nafkah untuk keluarga.
Ketika masih mahasiswa, di antara kita mungkin ada yang pernah sibuk mengurusi acara pesantren kilat untuk mahasiswa baru selama tiga hari tiga malam. Segala kesibukan itu tampak terasa nikmat. Bahkan masih bisa kita nikmati hingga hari ini, ketika Ramadhan 1434H sebentar lagi menyapa kita.
Di antara orangtua, mungkin ada yang berusaha mencari informasi tentang pelaksanaan pesantren Ramadhan untuk anak-anaknya pada tahun lalu. Kesibukan itu seolah baru kemarin kita nikmati. Tahun ini pun, di antara para orangtua mungkin ada yang sudah bersiap-siap menyertakan anak-anaknya dalam madrasah Ramadhan. Semua itu, adalah kenikmatan, meski terasa sibuk, repot, dan berbiaya. Kita belum pernah mendengar ada orangtua yang memarahi anaknya, ketika anaknya memohon untuk ikut dalam madrasah Ramadhan.
Ramadhan 1434 H yang insya Allah akan kita masuki, mudah-mudahan akan memberikan nilai lebih dibanding Ramadhan sebelumnya. Kualitas dan kuantitas amaliyat kita lebih tinggi dari Ramadhan sebelumnya. Tentu saja hal ini bisa kita wujudkan bila kita pertama-tama menanamkan niat dan tekad yang kuat untuk mencapai keutamaan tersebut.
Rasulullah Saw. mengajarkan kepada kita bagaimana seharusnya sikap seorang Mukmin ketika menyambut bulan Ramadhan. Bukan dengan pesta pora. Bukan dengan mendatangi tempat-tempat yang dianggap kramat. Bukan pula dengan bunyi-bunyian petasan atau mercon yang membahayakan.
Simaklah khutbah Rasulullah Saw. ketika menyambut datangnya bulan suci Ramadhan:
Wahai manusia! Sungguh telah datang pada kalian bulan Allah dengan membawa berkah, rahmat, dan maghfirah. Bulan yang paling mulia di sisi Allah Swt. Hari-harinya adalah hari-hari yang paling utama. Malam-malamnya adalah malam-malam yang paling utama. Jam demi jamnya adalah jam-jam yang paling utama.
Inilah bulan ketika kamu diundang menjadi tamu Allah dan dimuliakan oleh-Nya. Di bulan ini hembusan nafasmu menjadi tasbih, tidurmu ibadah, amal-amalmu diterima, dan doa-doamu di-ijabah (dikabulkan). Bermohonlah kepada Allah, Rabbmu dengan niat yang ikhlas dan hati yang suci, agar Allah membimbingmu untuk melakukan shiyam (puasa) dan membaca Kitab-Nya.
Celakalah orang yang tidak mendapat ampunan Allah Swt. di bulan yang agung ini. Kenanglah dengan rasa lapar dan hausmu kelaparan dan kehausan di hari kiamat. Bersedekahlah kepada kaum fuqara dan masakin. Muliakanlah orangtuamu, sayangilah yang muda, sambungkanlah tali persaudaraanmu, jaga lidahmu, tahan pandanganmu dari apa yang tidak halal bagimu untuk memandangnya, tahan pendengaranmu dari apa yang tidak halal bagimu untuk mendengarnya. Kasihilah anak-anak yatim, niscaya manusia mengasihi anak-anak yatimmu. Bertaubatlah kepada Allah dari dosa-dosamu. Angkatlah tanganmu untuk berdoa pada waktu shalatmu, karena itulah saat-saat yang paling utama ketika Allah 'Azza wa Jalla memandang hamba-hamba-Nya dengan penuh kasih. Dia menjawab mereka ketika mereka menyeru-Nya, menyambut mereka ketika mereka memanggil-Nya dan mengabulkan doa mereka ketika mereka berdoa kepada-Nya.
Wahai manusia! Sesungguhnya dirimu tergadai karena amal-amalmu, maka bebaskanlah dengan istighfar. Punggung-punggungmu berat karena beban (dosa) mu, maka ringankanlah dengan memperpanjang sujudmu.
Ketahuilah! Allah ta'ala bersumpah dengan segala kebesaran-Nya bahwa Dia tidak akan mengazab orang-orang yang shalat dan sujud, dan tidak akan mengancam mereka dengan neraka pada hari manusia berdiri di hadapan Rabb al-'alamin.
Wahai manusia! siapa di antaramu memberi buka kepada orang-orang Mukmin yang berpuasa di bulan ini, maka di sisi Allah nilainya sama dengan membebaskan seorang budak dan dia diberi ampunan atas dosa-dosa yang lalu. Sahabat-sahabat lain bertanya, "Ya Rasulallah! Tidaklah kami semua mampu berbuat demikian." Rasulullah Saw. melanjutkan,  Jagalah dirimu dari api neraka, walaupun hanya dengan sebiji kurma. Jagalah dirimu dari api neraka, walaupun hanya dengan seteguk air.
Wahai manusia! Siapa yang membaguskan akhlaknya di bulan ini ia akan berhasil melewati sirath al-mustaqim pada hari ketika kai-kaki tergelincir. Siapa yang meringankan pekerjaan karyawan, pegawai atau pembantunya di  bulan ini, maka Allah Swt. akan meringankan pemeriksaan-Nya di hari kiamat. Barangsiapa menahan kejelekannya di bulan ini, maka Allah akan menahan murka-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barangsiapa memuliakan anak yatim di bulan ini, Allah akan memuliakanya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barangsiapa menyambungkan tali persaudaraan (silaturahim) di bulan ini, Allah akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barangsiapa memutuskan kekeluargaan di bulan ini, Allah akan memutuskan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barangsiapa melakukan shalat sunnah di bulan ini, Allah akan menuliskan baginya kebebasan dari api neraka. Barangsiapa melakukan shalat fardhu, baginya ganjaran seperti melakukan 70 shalat fardhu di bulan lain. Barangsiapa memperbanyak shalawat kepadaku di bulan ini, maka Allah akan memberatkan timbangan kebaikannya pada hari kiamat. Barangsiapa di bulan ini membaca satu ayat Al-Qur`an, ganjarannya sama seperti mengkhatam Al-Qu`ran pada bulan-bulan yang lain.
Wahai manusia! Sesungguhnya pintu-pintu surga dibukakan bagimu, maka mintalah kepada Rabbmu agar tidak pernah menutupkan bagimu. Pintu-pintu neraka tertutup, maka mohonlah kepada Rabbmu untuk tidak akan pernah membukakan bagimu. Setan-setan terbelenggu, maka mintalah agar ia tak lagi pernah menguasaimu. Ali bin Abi Thalib karamallahu wajhah berdiri dan bertanya, "Ya Rasulullah! Apa amal yang paling utama di bulan ini?" Jawab Nabi, "Ya Abal Hasan! Amal yang paling utama di bulan ini adalah menjaga diri dari apa yang diharamkan Allah".
Wahai manusia, sesungguhnya kamu akan dinaungi oleh bulan yang senantiasa besar lagi penuh keberkahan, yaitu bulan yang di dalamnya ada suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Bulan yang Allah telah menjadikan puasanya suatu fardhu, dan qiyam di malam harinya suatu tathawwu'.
Barangsiapa mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu pekerjaan kebajikan di dalamnya, samalah dia dengan orang yang menunaikan suatu fardhu di dalam bulan yang lain.
Ramadhan itu adalah bulan sabar, sedangkan sabar itu adalah pahalanya surga. Ramadhan itu adalah bulan memberi pertolongan (syahrul muwasah) dan bulan Allah memberikan rizqi kepada Mukmin di dalamnya.
Barangsiapa memberikan makanan berbuka seseorang yang berpuasa, adalah yang demikian itu merupakan pengampunan bagi dosanya dan kemerdekaan dirinya dari neraka. Orang yang memberikan makanan itu memperoleh pahala seperti orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahala orang itu sedikitpun.
Para sahabat berkata, "Ya Rasulullah, tidaklah semua kami memiliki makanan berbuka puasa untuk orang lain yang berpuasa. Maka bersabdalah Rasulullah Saw., "Allah memberikan pahala kepada orang yang memberi sebutir kurma, atau seteguk air, atau sehirup susu."
Dialah bulan yang permulaannya rahmat, pertengahannya ampunan, dan akhirnya pembebasan dari neraka. Barangsiapa meringankan beban dari budak sahaya (termasuk di sini para pembantu rumahtangga), niscaya Allah mengampuni dosanya dan membebaskannya dari neraka.
Oleh karena itu, perbanyaklah empat perkara di bulan Ramadhan. Dua perkara untuk mendatangkan keridhaan Tuhanmu, dan dua perkara lagi kamu sangat menghajatinya.
Dua perkara yang pertama ialah mengakui dengan sesungguhnya bahwa tidak ada ilah selain Allah dan mohon ampun kepada-Nya. Dua perkara yang kamu sangat memerlukannya ialah mohon surga dan perlindungan dari neraka.
Barangsiapa memberi minum kepada orang yang berbuka puasa, niscaya Allah memberi minum kepadanya dari air kolam khusus milik Allah, dengan suatu minuman yang dia tidak merasakan haus lagi sesudahnya, sehingga dia masuk ke dalam surga" (HR. Ibnu Huzaimah). Wallahu a’lam bishshawab.

0 comments:

Posting Komentar

 
Syamsu Hilal © 2011 | Dikunceni Kang Zack, Kunjungi Juga Suswono, Kementan dan Atang Trisnanto