Rencana Pembangunan Industri Pengolahan Buah Manggis di Kabupaten Pandeglang, Banten

22 Jan 2013



PENDAHULUAN
Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan pohon buah yang berasal dari daerah Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Myanmar. Di Indonesia manggis mempunyai berbagai macam nama lokal seperti manggu (Banten dan Jawa Barat), manggus (Lampung), Manggusto (Sulawesi Utara), manggista (Sumatera Barat). Pohon manggis dapat tumbuh di dataran rendah sampai di ketinggian di bawah 1.000 m dpl. Pertumbuhan terbaik dicapai pada daerah dengan ketinggian di bawah 500-600 m dpl.
Dari tahun ke tahun permintaan manggis meningkat seiring dengan kebutuhan konsumen terhadap buah manggis. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor manggis yang lazim disebut exotic fruit untuk periode Januari dan Februari 2010 mencapai 8.225 ton, meningkat 91 persen dibanding volume ekspor Januari - Februari 2009 yang hanya 4.285 ton. Kinerja ekspor manggis pada dua bulan pertama tahun ini  mendekati realisasi ekspor sepanjang 2009 lalu yang volumenya 9.987 ton dengan nilai US$ 6.451.923.
Manggis yang diekspor umumnya berasal dari daerah penghasil utama di Sentra Produksi manggis, seperti Pandeglang, Lebak, Tasikmalaya, Purwakarta, Bogor, Sukabumi, Lampung, Kampar, Purwerejo, Blitung, Lahat, Tapanuli Selatan, Lima puluh Kota, Padang Pariaman, Trenggalek, Blitar, dan Banyuwangi.
Selama ini, yang dinikmati dari buah manggis adalah daging buahnya saja, sementara kulitnya dibuang. Belakangan diketahui ternyata kulit buah manggis memiliki khasiat sebagai obat dari berbagai macam penyakit, seperti obat diare, disentri, dan eksim. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa kulit buah manggis ternyata mengandung senyawa golongan xanthone. Dari percobaan isolasi yang dipandu uji aktivitas diketahui senyawa paling aktifnya adalah alfa-mangostin, gamma-mangostin, dan garsinon-E.
Buah manggis sangat bermanfaat untuk kesehatan tubuh karena diketahui mengandung xanthone sebagai antioksidan, antiproliferativ, antiinflamasi dan antimikrobial. Sifat antioksidannya melebihi vitamin E dan vitamin C. Xanthone merupakan subtansi kimia alami yang tergolong senyawa polyhenolic. Peneliti dari Universitas Taichung di Taiwan telah mengisolasi xanthone dan deviratnya dari kulit buah manggis (pericarp) di antaranya diketahui adalah 3-isomangoestein, alpha mangostin, Gamma-mangostin, Garcinone A, Garcinone B, C, D dan garcinone E, maclurin, mangostenol.
Penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa ekstrak kulit buah manggis dan senyawa aktifnya memiliki aktivitas farmakologi, yaitu anti-alergi, anti-inflamasi, anti-oksidan, anti-kanker, anti-mikroorganisme, anti-aterosklerosis, dan bahkan anti-HIV. Bahkan hasil penelitian di Singapura menunjukan bahwa sifat antioksidan pada buah manggis jauh lebih efektif bila dibandingkan dengan antioksidan pada rambutan dan durian. Xanthone tidak ditemui pada buah-buahan lainnya kecuali pada buah manggis, karena itu manggis di dunia diberikan julukan ”Queen of Fruit” atau si Ratu Buah.
Dari berbagai penelitian kandungan xanthone dan derivatnya efektif melawan kanker payudara secara in-vitro, dan obat penyakit jantung. Kasiat garcinone E (devirat xanthone) ini jauh lebih efektif untuk menghambat kanker bila dibandingkan dengan obat kanker seperti flaraucil, cisplatin, vincristin, metohotrexete, dan mitoxiantrone.
Sampai saat ini, telah banyak pemanfaatan tanaman obat tradisional oleh masyarakat Indonesia untuk menanggulangi beberapa penyakit. Manfaat penggunaan obat tradisional tersebut secara luas telah dirasakan oleh masyarakat. Hal ini juga tercermin dengan semakin meningkatnya penggunaan obat tradisional, atau meningkatnya produksi obat dari industri-industri obat tradisional.
Salah satu daerah penghasil manggis yang cukup besar adalah Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Daerah penghasil manggis di Kabupaten Pandeglang tersebar di 18 kecamatan dari 28 kecamatan yang ada. Karena kualitasnya yang bagus, buah manggis dari Kabupaten Pandeglang, saat ini telah diekspor ke berbagai negara, seperti Arab Saudi, Malaysia, Hongkong, dan China. Buah manggis yang tidak memenuhi kualitas ekspor dipasarkan di dalam negeri.
Ekspor buah manggis dari Kabupaten Pandeglang masih dalam bentuk buah asli, belum dalam bentuk hasil olahan. Padahal buah manggis dapat diolah menjadi sirup, xanthones, puree, dan jus manggis. Keempat jenis hasil olahan buah manggis ini telah berhasil dilakukan oleh para peneliti di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat pada tahun 2007. Oleh karena itu, untuk meningkatkan nilai tambah, daya saing, dan meningkatkan kesejahteraan petani, penting untuk dilakukan; Pembangunan Industri Pengolahan Buah Manggis di Kabupaten Pandeglang.

Permasalahan
Petani manggis di Kabupaten Pandeglang selama ini telah menikmati keuntungan yang cukup dari hasil penjualan buah manggis kepada eskportir di Jakarta. Namun sebagian buah manggis yang tidak memenuhi kualitas ekspor dapat ditingkatkan nilai ekonominnya melalui proses pengolahan menjadi produk turunan. Namun demikian, tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani manggis dengan cara meningkatkan pendapatan akan mengalami hambatan disebabkan antara lain:
1.        Pemerintah Daerah Kabupaten Pandeglang belum memiliki industri pengolahan buah manggis menjadi produk turunan.
2.        Belum semua petani manggis di Kabupaten Pandeglang bergabung dalam kelompok tani.
3.        Mutu buah manggis pra dan pasca panen sebagian masih mengandung getah/gummosis, bercak pada kulit buah, ukuran buah belum standar, dan kelopak buah sudah tidak lagi berwarna hijau. Hal ini menjadi penyebab ditolaknya  buah manggis oleh negara tujuan.

Tujuan
Tujuan pembangunan industri pengolahan buah manggis merupakan langkah untuk meningkatkan nilai tambah, daya saing, dan eskpor produk turunan dari buah manggis, bukan untuk menghentikan ekspor buah manggis segar ke negara tujuan yang selama ini telah berlangsung. Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan dari kajian ini adalah:
1.        Membangun industri pengolahan buah manggis di Kabupaten Pandeglang.
2.        Memperkuat kelembagaan petani manggis di Kabupaten Pandegalang.
3.        Meningkatkan teknik budidaya dan pasca panen petani manggis di Kabupaten Pandeglang, sehingga memenuhi kualitas ekspor.

PEMBAHASAN
Kabupaten Pandeglang memiliki luas wilayah 2.747 kilometer persegi (km²) atau sebesar 29,98 persen dari luas wilayah Provinsi Banten. Di sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Serang; di sebelah Selatan dengan Samudra Indonesia; di sebelah Barat dengan Selat Sunda; dan di sebelah Timur dengan Kabupaten Lebak. Pada tahun 2010, Kabupaten Pandeglang memiliki 35 Kecamatan, terdiri dari 13 Kelurahan dan 322 Desa.
Dalam struktur perekonomian Kabupaten Pandeglang, sektor pertanian merupakan sektor ekonomi yang paling dominan. Hal tersebut sebanding dengan besarnya luas lahan yang digunakan untuk pertanian. Dari 278.339 hektar luas wilayah Kabupaten Pandeglang, sebanyak 243.380 hektar (87.44 persen) di antaranya digunakan untuk usaha pertanian seperti persawahan, ladang, kebun, kolam/tebat/empang, tambak, perkebunan besar, lahan untuk tanaman hutan rakyat, dan hutan negara. Sedangkan sisanya digunakan untuk pekarangan/lahan untuk bangunan dan halaman sekitarnya, padang rumput, lahan yang sementara tidak diusahakan, dan lain sebagainya.
Sebagai wilayah pertanian, Kabupaten Pandeglang sangat baik untuk wilayah pengembangan tanaman hortikultura, khususnya manggis. Bahkan buah manggis dari Kabupaten Pandeglang telah diekspor ke berbagai negara di antaranya Arab Saudi, Malaysia, Hongkong, dan China. Data jumlah tanaman dan produksi buah manggis menurut kecamatan di Kabupaten Pandeglang disajikan pada tabel di bawah ini.
Tabel Jumlah Tanaman yang Menghasilkan dan Produksi Buah Manggis Menurut Kecamatan di Kabupaten Pandeglang Tahun 2010.
No.
Kecamatan
Jumlah Pohon
Produksi (Kwintal)
1.
Cigeulis
190
76
2.
Angsana
849
102
3.
Sindangresmi
750
60
4.
Picung
8.835
707
5.
Bojong
10.550
844
6
Cisata
73
60
7.
Pagelaran
1.808
532
8.
Sukaresmi
680
814
9.
Labuan
1.153
105
10.
Carita
3.693
296
11.
Cikedal
300
50
12.
Menes
5.500
440
13.
Mandalawangi
5.285
490
14.
Cimanuk
21
4
15.
Banjar
1.500
550
16.
Kaduhejo
23
4
17.
Mekarjaya
112
14
18.
Majasari
20
20

Jumlah
41.342
5.168
Sumber: Pandeglang dalam Angka 2011, diolah.
Dari tabel di atas terlihat bahwa kecamatan penghasil buah manggis terbesar di Kabupaten Pandeglang ditempati Kecamatan Bojong, Picung, Menes, dan Mandalawangi. Kecamatan Menes dan Mandalawangi terletak di pinggir jalan raya Labuan, yang merupakan jalan negara. Sedangkan Kecamatan Bojong dan Picung terletak di jalan provinsi agak ke selatan menuju Kecamatan Malingping Kabupaten Lebak. Namun demikian, keempat kecamatan tersebut dihubungkan oleh jalan provinsi dan jalan negara yang dapat dikatakan baik. Lalu lintas ke dan dari empat kecamatan tersebut tergolong lancar. Oleh karena itu, rencana lokasi pembangunan industri pengolahan buah manggis adalah di kecamatan Bojong, karena Kecamatan Bojong adalah kecamatan penghasil manggis terbesar dan letaknya berdekatan dengan Kecamatan Picung sebagai kecamatan penghasil manggis terbesar kedua di Kabupaten Pandeglang. Disamping itu, lahan di Kecamatan Bojong tersebut masih cukup luas dengan dukungan sarana dan prasarana transportasi yang cukup memadai.
Selama ini, petani manggis di Kabupaten Pandeglang telah menikmati hasil yang mengungungkan dari tanaman manggis yang dibudidayakannya. Namun, dengan ditemukannya teknologi pengolahan buah dan kulit manggis menjadi produk yang memiliki nilai ekonomi tinggi, maka untuk semakin meningkatkan kesejahteraan petani manggis di Kabupaten Pandeglang, perlu dibangun industri pengolahan buah manggis.
Adapun empat jenis hasil olahan dari buah manggis adalah:
1.        Sirup Manggis. Sirup manggis yang dihasilkan tidak menggunakan pewarna buatan. Warna berasal dari ekstrak kulit buah manggis. Sirup dapat dijadikan sebagai minuman sehat dan bergizi karena mengandung xanthone yang tinggi mencapai 104,05 mg/100 ml.
2.        Xanthones Manggis. Xanthone terbuat dari ekstrak kulit buah manggis yang bermanfaat sebagai obat karena mengandung xanthone yang sangat tinggi, yaitu mencapai 123,97 mg/100ml. Selain kandungan xanthone, di dalam xanthones juga mengandung vitamin dan mineral lainnya seperti Vitamin B1 (mg) 20,66; Vitamin B2 (mg)1.79; Vitamin B6 (mg) 0,948; Vitamin C (mg) 17,92.
3.        Puree Manggis. Puree adalah bahan setengah jadi dalam bentuk bubur buah, terbuat dari daging buah manggis. Puree kemudian dapat diolah kembali menjadi produk olahan yang diinginkan. Banyak negara di luar negeri mengirimkan puree manggis yang berasal dari Indonesia, karena manggis dari Indonesia mempunyai rasa yang khas. Puree juga mengandung xanthone, vitamin C, Calsium, dan mineral.
4.        Jus Manggis. Jus manggis merupakan minuman segar dan bergizi juga mengandung xanthone sebesar 3,55mg/100ml jus.

KESIMPULAN

1.        Eskpor buah manggis dari Kabupaten Pandeglang ke negara tujuan harus dilanjutkan, karena aktivitas ini telah meningkatkan pendapatan petani manggis di Kabupaten Pandeglang. Untuk meningkatkan volume ekspor, diperlukan pelatihan teknik budidaya dan pasca panen petani manggis, sehingga buah manggis yang dihasilkan memenuhi kualitas ekspor.
2.        Buah manggis yang tidak memenuhi kualitas ekspor dapat ditingkatkan nilai ekonominya dengan cara mengolah buah manggis dan kulit buah manggis menjadi produk turunan, seperti sirup, xanthones, puree, dan jus manggis. Dengan cara ini, petani manggis di Kabupaten Pandeglang akan semakin meningkat pendapatannya.
3.        Pemerintah Daerah Kabupaten Pandeglang sebaiknya membangun industri pengolahan buah manggis di Kecamatan Bojong, karena Kecamatan Bojong adalah kecamatan penghasil manggis terbesar dan letaknya berdekatan dengan Kecamatan Picung sebagai kecamatan penghasil manggis terbesar kedua di Kabupaten Pandeglang.

DAFTAR PUSTAKA

Agung Endro Nugroho, Manggis (Garcinia Mangostana L.): Dari Kulit Buah yang Terbuang Hingga Menjadi Kandidat Suatu Obat, Laboratorium Farmakologi dan Toksikologi, Bagian Farmakologi dan Farmasi Klinik, Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada. http://mot.farmasi.ugm.ac.id/files/69Manggis_Agung%20Baru.pdf.
Kasma Iswari dan Tri Sudaryono, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat; 4 Jenis Olahan Manggis, Si Ratu Buah Dunia Dari Sumbar, Tabloid Sinar Tani, 22 Agustus 2007.
Muji Rahayu, Laporan Akhir Potensi Manggis di Kawasan Timur Indonesia, Australian Centre for International Agricultutal Research, 2009.
Pandeglang dalam Angka, Badan Pusat Statistik Kabupaten Pandeglang, 2011.
Pandeglang Micom, Manggis Pandeglang Tembus Pasar Internasional, 23 Juli 2011. http://www.mediaindonesia.com/webtorial/tanahair/?bar_id=MjQ0NDA1.
Pemanfaatan Kulit Buah Manggis dan Teknologi Penepungannya, Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian Volume 34 Nomor 1, 2012. http://www.pustaka.litbang.deptan.go.id/publikasi/wr341125.pdf.

0 comments:

Posting Komentar

 
Syamsu Hilal © 2011 | Dikunceni Kang Zack, Kunjungi Juga Suswono, Kementan dan Atang Trisnanto