Manusia Terbaik Menurut Rasulullah Saw.

14 Jun 2013

Banyak orang memandang manusia terbaik adalah yang sukses dalam karir di bidang tertentu, hingga memiliki jabatan atau kedudukan tinggi. Misalkan sukses dalam bisnis, sehingga dia memiliki kekayaan yang banyak. Atau sukses dalam bidang pendidikan, sehingga dia mendapat gelar profesor. Atau juga sukses dalam bidang olahraga, sehingga mendapat gelar manusia tercepat atau pemain terbaik.
Sebagai contoh, beberapa waktu lalu Majalah Forbes dan Bloomberg merilis 10 orang terkaya di dunia tahun 2013. Anehnya, 10 besar orang terkaya yang dirilis Bloomberg dan Majalah Forbes berbeda. Berikut 10 orang terkaya di dunia versi Majalah Forbes dan Bloomberg:

Versi Majalah Forbes
Versi Bloomberg
1.         Carlos Slim Helu and Family (Meksiko).
Bill Gates (AS).
2.        Bill Gates (AS).
Carlos Slim (Meksiko).
3.         Amancio Ortega (Spanyol).
Warren Buffet (AS).
4.        Warren Buffet (AS).
Amancio Ortega (Spanyol).
5.        Larry Ellison (AS).
Ingvar Kamprad (Swedia).
6.        Charles Koch (AS).
Charles Koch (AS).
7.         David Koch (AS).
David Koch (AS).
8.        Li Ka-Shing (Hongkong).
Larry Ekkison (AS).
9.        Liliane Bettencourt & Family (Prancis).
Christy Walton (AS).
10.     Bernard Arnault & family (Prancis).
Jim Walton (AS).

Yang jelas, ketika parameter kesuksesan seseorang itu dibuat oleh manusia atau institusi, biasanya memiliki vested interest atau hidden agenda tertentu. Maka wajar bila Pangeran Alwaleed bin Talal dari Arab Saudi mengajukan gugatan terhadap majalah Forbes karena tidak memasukkannya dalam daftar 10 besar orang terkaya di muka bumi.
Dalam visi keislaman, manusia boleh dinilai oleh manusia atau institusi tertentu, tetapi untuk menjaga obyektivitas, mestinya parameter yang digunakan adalah parameter yang telah ditentukan oleh Allah Swt. dan Rasul-Nya. Sedikitnya ada 8 parameter yang menjadikan seseorang dipandang sebagai manusia terbaik menurut Rasulullah Saw.
1.         Tidak ingkar melunasi hutang. Abu Hurairah Ra. meriwayatkan, “Bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik dalam membayar hutang” (Muttafaqun ‘alaih).
2.        Belajar Al-Qur`an dan mengajarkannya kepada orang lain. Ustman bin ‘Affan Ra. berkata, “Bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al-Qur`an dan mengajarkannya” (HR Bukhari).
3.         Yang paling diharapkan kebaikannya dan paling jauh keburukannya. Abu Hurairah Ra. meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. berdiri di hadapan beberapa orang, lalu bersabda, “Maukah kalian aku beritahukan sebaik-baik dan seburuk-buruk orang dari kalian?” Mereka terdiam. Nabi bertanya seperti itu tiga kali, lalu ada seorang yang berkata, “Iya, kami mau wahai Rasulullah, beritahukanlah kepada kami sebaik-baik dan buruk-buruk kami.” Beliau bersabda, “Sebaik-sebaik kalian adalah orang yang diharapkan kebaikannya, sedangkan keburukannya terjaga…” (HR Tirmidzi).
4.        Menjadi suami terbaik bagi keluarganya. Aisyah Ra. Berkata, “Rasulullah Saw. berasabda, “Sebaik-baik kalian adalah (suami) yang paling baik terhadap keluarganya dan aku adalah yang paling baik terhadap keluargaku” (HR Tirmidzi).
5.        Yang paling baik akhlaqnya dan menuntut ilmu. Abu Hurairah Ra. Berkata, “Rasulullah Saw. bersabda, “Sebaik-baik kalian islamnya adalah yang paling baik akhlaq jika mereka menuntut ilmu” (HR Ahmad).
6.        Yang memberikan makanan. Hamzah bin Shuhaib Ra. meriwayatkan dari bapaknya berkata, “Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah yang memberikan makanan” (HR Ahmad).
7.         Yang panjang umur dan baik perbuatannya. Abdullah bin Busr Ra. meriwayatkan bahwa ada seorang Arab Badui bertanya kepada Rasulullah Saw., “Wahai Rasulullah, siapakah sebaik-baik manusia?” Beliau menjawab, “Orang yang panjang umurnya dan baik amalannya” (HR Tirmidzi).
8.        Yang paling bermanfaat bagi sesama manusia. Jabir Ra. berkata bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR Ahmad, Thabrani, dan Daruqutni).
Bila parameter ini yang dijadikan pijakan untuk menilai kesuksesan seseorang di dunia, tentu hasilnya akan obyektif dan akan berdampak pada kesuksesan mereka di akhirat kelak, yaitu dimasukkan ke dalam Surga dan terhindar dari siksa Neraka. Wallahu a’lam bishshawab.

0 comments:

Posting Komentar

 
Syamsu Hilal © 2011 | Dikunceni Kang Zack, Kunjungi Juga Suswono, Kementan dan Atang Trisnanto