Memperbanyak Shalat Sunnah

31 Mei 2013

Dikisahkan oleh Rabiah bin Ka’ab al-Aslami, bahwa pada suatu malam ia pernah menyediakan seember air wudhu dan keperluan-keperluan lain yang dibutuhkan Rasulullah Saw. Melihat kebaikan yang dilakukan oleh Rabiah, Rasulullah berkata kepadanya, “Mintalah sesuatu dariku, wahai Rabiah.”
Rabiah pun menyebutkan permintaannya. “Wahai Rasulullah, aku minta agar Allah menjadikanku sebagai pendampingmu di surga kelak.” Rasulullah Saw. bertanya lagi, “Apakah tak ada permintaan selain itu?”
“Tidak ada, wahai Baginda Nabi. Hanya itu yang ingin aku minta darimu,” jawab Rabiah. “Jika demikian, maka jagalah dirimu untuk memperbanyak sujud.” (HR Muslim).
Mengapa kita diperintahkan untuk memperbanyak sujud? Padahal Allah Swt. memerintahkan agar kita memperbaiki dan meningkatkan kualitas sujud (khusyu’) sebagaimana firman-Nya, “Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu`” (QS Al-Baqarah: 45).
Hadits tentang perintah untuk memperbanyak sujud (katsratis sujud, sesungguhnya memiliki korelasi yang sangat erat dengan perintah untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas sujud (baca: khusyu’). Oleh karena itu, para ulama sepakat bahwa yang dimaksud dengan memperbanyak sujud adalah memperbanyak pelaksanaan shalat sunnah.
Rasulullah Saw. bersabda, “Sungguh aku mengetahui apa yang aku lihat kalian melakukannya. Wahai manusia, shalatlah kalian di rumah-rumah kalian, karena sesungguhnya shalat yang paling utama adalah shalat seseorang yang dilakukan di rumahnya, kecuali shalat wajib” (HR Al-Bukhari). Hadits ini memerintahkan agar kita memperbanyak melaksanakan shalat sunnah di rumah.
Kaitan antara perintah memperbanyak sujud melalui pelaksanaan shalat-shalat sunnah dengan perintah untuk meningkatkan kualitas shalat, yaitu khusyu’ adalah karena pada umumnya kita sangat sulit untuk mencapai tingkatan shalat yang benar-benar khusyu’. Sedangkan fungsi shalat sunnah adalah untuk menutupi kekurangsempurnaan pelaksanaan shalat fardhu. Dengan demikian, semakin banyak kita melaksanakan shalat-shalat sunnah – tentu dengan tidak meninggalkan shalat fardhu – kekhusyu’-an kita akan semakin bertambah.
Dari 10 menit waktu yang kita gunakan untuk melaksanakan shalat zhuhur misalnya, berapa menit ke-khusyu’-an yang benar-benar berhasil kita reguk? Begitu juga dengan shalat-shalat fardhu lainnya. Nah, dengan banyak melaksanakan shalat-shalat sunnah, maka jumlah ke-khusyu’-an yang berhasil kita nikmati tentu semakin besar. Inilah rahasia mengapa kita diperintahkan untuk memperbanyak sujud melalui pelaksanaan shalat-shalat sunnah. Wallahu a’lam bishshawab.

0 comments:

Posting Komentar

 
Syamsu Hilal © 2011 | Dikunceni Kang Zack, Kunjungi Juga Suswono, Kementan dan Atang Trisnanto