Penghafal Al-Qur`an Sepanjang Zaman

5 Mar 2013

Para penghafal Al-Qur`an yang disebut dengan hafidz dan hafidzah selalu ada sepanjang zaman, mulai dari zaman Rasulullah Saw., Khulafaur Rasyidin, Tabi’in, dan Tabi’t Tabi’in. Mereka sengaja dikirim oleh Allah Swt. untuk menjaga kemurnian Al-Qur`an dari orang-orang yang sengaja berupaya untuk menyimpangkan isi Al-Qur`an. Kita mengenal Zaid bin Tsabit dan Ibnu ‘Abbas para penghafal Al-Qur`an di masa Rasulullah Saw.
Pada masa-masa setelah itu, para penghafal Al-Qur`an selalu ada pada setiap zaman. Di antara mereka ada Ibnu Taimiyah, seorang pemikir Islam yang sangat terkenal. Kecemerlangan otaknya sudah tampak pada usia belia. Al-Qur`an sudah mampu dihafalkannya sewaktu usianya belum baligh. Bahkan pada usia 22 tahun, Ibnu Taimiyah sudah mengajar di perguruan Darul Hadits Al-Syukriyyah, sekolah ternama yang hanya mau menerima tenaga pengajar pilihan.
Selain itu, ada Ibnu Sina yang berhasil menghafal seluruh Al-Qur`an pada usia sepuluh tahun. Ibnu Sina dikenal sebagai orang yang gemar menimba ilmu. Beliau tidak akan tidur malam, kecuali setelah banyak membaca. Dan tidak akan tidur siang, kecuali setelah mendapat ilmu pengetahuan pada hari itu. Ibnu Sina berhasil menguasai ilmu fiqih dan filsafat pada usia 18 tahun.
Imam Ahmad bin Muhammad bin Hambal, yang lebih dikenal dengan Imam Hambali, hafal Al-Quran pada usia 14 tahun. Beliaulah yang tetap konsisten mengatakan, “Al-Quran adalah kalam Allah bukan makhluk,” meski siksaan mendera dirinya.
Imam Syafi’i yang bernama Muhammad bin Idris, hafal Al-Qur`an 30 juz pada usia sembilan tahun. Umur 19 tahun telah mengerti isi kitab Al-Muwatha’, karangan Imam Malik, tidak lama kemudian Al-Muwatha’ telah dihafalnya. Kitab Al-Muwatha’ tersebut berisi hadits-hadits Rasulullah Saw., yang dihimpun oleh Imam Malik. Karena kecerdasannya, pada umur 15 tahun beliau telah diizinkan memberi fatwa di hadapan masyarakat dan menjadi mufti di Masjidil Haram.
Di abad modern sekarang ini, kita mengenal Abdullah bin Muhamad Jabr, lahir di Kota Wadi Jadid Mesir 29 Syawal 1405 H (7 Juli 1985). Dia selesai menghafal Al-Qur`an 30 juz pada usia tujuh tahun, tepatnya pada tanggal 10 September 1992. Setelah itu, Abdullah menghafal hadits Asy-Syarif dimulai dengan menghafal Arbain Nawawi. Selanjutnya pada 6 Juli 1994, ia menyelesaikan hafalan kitab Al-Lu`lu-u wal Marjan yang direkomendasi oleh Syeikh Bukhari-Muslim. Abdullah terus berpacu dengan waktu, ia pun berhasil menghafal Mukhtashar Shahih Bukhari yang disusun oleh Az-Zabidi dan menghafal Mukhtashar Shahih Muslim yang disusun oleh Munziri. Selanjutnya berturut-turut, Abdullah menghafal Matan Bikuniyah dalam Ilmu Hadits; menghafal Manzuma Sullamul Wushul ila ‘Ilmil Ushul. Saat ini Abdullah sedang menghafal Matan Syatibiyah dalam Qira`at Sab’ah dan telah selesai dua pertiganya.
Kita pun bisa menjadi penjaga Al-Qur`an. Kalau pun sulit, semoga kita termasuk orang-orang yang termotivasi untuk mendidik anak-anak kita menjadi penghafal Al-Qur`an? Wallahu a’lam bishshawab.

0 comments:

Posting Komentar

 
Syamsu Hilal © 2011 | Dikunceni Kang Zack, Kunjungi Juga Suswono, Kementan dan Atang Trisnanto