Oleh: Syamsu Hilal
Di Surga terdapat beberapa tingkatan yang tidak dapat dicapai
seorang hamba hanya dengan mengandalkan amalnya saja. Untuk itu, Allah Swt.
menyiapkan sejumlah perangkat ujian dan cobaan yang dapat mengantarkan manusia
ke tempat tersebut. Begitu juga dengan iman yang memiliki beberapa tingkatan.
Dan setiap tingkatan iman tidak dapat diraih hanya dengan mengandalkan amal
perbuatan. Maka, Allah Swt. menyiapkan seperangkat ujian dan cobaan bagi seorang
hamba untuk meraih tingkatan-tingkatan iman tersebut.
Seandainya Nabi Ibrahim As. tidak menuntaskan semua perintah Allah
Swt., termasuk menyembelih putra kesayangannya Nabi Ismail As., niscaya Allah
tidak menjadikannya sebagai pemimpin umat manusia (QS Al-Baqarah [2]: 120).
Jika orang-orang kafir Quraisy tidak menyiksa keluarga Yasir ra., dan
keluarga Yasir menghadapinya dengan sabar, apakah keluarga Yasir akan mendapat
kemuliaan? Sampai-sampai Rasulullah Saw. bersabda, “Sabarlah keluarga Yasir,
sesungguhnya tempat kalian kelak di Surga” (HR Al-Hakim, Ahmad, dan Thabrani).
Seandainya Bilal bin Rabah ra. tidak disiksa majikannya, Umaiyah
bin Khalf, dan Bilal menghadapinya dengan tegar, maka Bilal tidak akan
mendapatkan julukan “Bilal Tokoh Kami” dari Rasulullah Saw. (HR Bukhari).
Bila Nabi Yusuf As. tidak mampu menahan rayuan permaisuri Mesir
yang cantik dan lebih memilih penjara, maka Nabi Yusuf As. tidak akan mendapat
gelar, “Hai orang yang jujur,” dari Allah Swt.
Andai Umar bin Abdul Aziz tidak bersabar atas pahitnya menegakkan
kebenaran dan keadilan, beliau tidak akan memperoleh gelar “Khalifah Kelima”.
Jika Allah Swt. hendak memilih hamba-hamba-Nya menjadi syuhada,
maka Allah akan menyiapkan seperangkat ujian dan cobaan yang sesuai dengan
kadar keimanan orang tersebut untuk memikul cobaan tersebut. Ini adalah sunnatullah
yang berlaku sebagaimana firman-Nya,
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, Padahal belum
datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu?
mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan
bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman
bersamanya, ‘Bilakah datangnya pertolongan Allah?’ Ingatlah, Sesungguhnya pertolongan
Allah itu Amat dekat” (QS Al-Baqarah: 214).
Ujian dan cobaan juga berfungsi sebagai penghapus dosa, sebagaimana
sabda Rasulullah Saw. yang diriwayatkan Tirmidzi dari Abu Hurairah, “Cobaan
tidak henti-hentinya menimpa orang-orang Mukmin dan Mukminah atas dirinya,
anak-anaknya, dan hartanya, hingga ia bertemu Allah Swt. tanpa membawa dosa.” Wallahu
a’lam bish shawab.
0 comments:
Posting Komentar