Ibnu
Umar meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Shalat berjamaah
lebih utama 27 derajat dibandingkan shalat sendirian” (HR Bukhari dan
Muslim). Oleh karena itu, seperti diceritakan oleh Jabir ra, saking
inginnya mendapatkan keutamaan pahala shalat berjamaah di masjid, banyak
sahabat dari bani Salamah yang ingin pindah rumah mendekati masjid
Nabi. Mendengar kabar itu, Rasulullah Saw. bertanya kepada mereka,
“Benarkah kalian ingin pindah rumah mendekati masjid?” Mereka menjawab,
“Benar, ya Rasulullah.” Nabi bersabda, “Wahai bani Salamah, tetaplah di
tempat kalian, karena setiap langkah kaki kalian ke masjid dicatat satu
pahala.”
Selain
itu, orang yang shalat berjamaah di masjid masih mendapat bonus pahala,
yaitu setiap langkah kakinya ke masjid dapat menghapus satu kesalahan.
Bahkan, selama menunggu datangnya shalat, dia tetap mendapatkan pahala
shalat. Setelah itu, selesai shalat, selama ia berada di masjid dan
belum batal wudhu, para Malaikat berdoa untuknya, “Ya Allah, berkahilah
dia. Ya Allah, rahmatilah dia” (Muttafaqun ‘alaih).
Rangkaian
shalat dimulai dari berwudhu, karena wudhu merupakan syarat sahnya
shalat. “Jika seseorang berwudhu lalu berkumur, maka dosa-dosa keluar
dari mulutnya. Jika dia membersihkan hidung, maka dosa-dosa keluar dari
hidungnya. Jika dia membasuh muka, maka dosa-dosa keluar dari mukanya
hingga dari bawah kelopak matanya. Jika dia membasuh kedua tangan, maka
dosa-dosa keluar dari kedua tangannya hingga dari bawah kukunya. Jika
dia mengusap kepala, maka dosa-dosa keluar dari kepalanya hingga dari
kedua telinganya. Dan jika dia membasuh kedua kaki, maka dosa-dosa
keluar dari kedua kakinya hingga dari bawah kuku kakinya. Setelah itu,
langkahnya ke masjid dan shalatnya menjadi tambahan pahala baginya” (HR
Malik, Nasa`i, Ibnu Majah, dan Hakim).
Ketika
datang waktu shalat, adzan dikumandangkan di masjid atau musholla, maka
orang-orang yang mendengar seruan adzan disunnatkan untuk mengucapkan
sebagaimana yang diucapkan muazdin. Jika ini dilakukan, maka orang-orang
yang menjawab seruan adzan tersebut akan masuk surga (HR Muslim dan Abu
Dawud). Selesai adzan, kita disunnatkan besalawat dan berdoa untuk
Rasulullah Saw. Dengan melakukan ini, niscaya Allah Swt. memberi
keberkahan sepuluh kali lipat dan kita akan mendapat syafaat dari
Rasulullah Saw. di hari kiamat (HR Muslim).
Sebelum
dan atau sesudah shalat fardhu, kita disunnatkan melaksanakan shalat
sunnah rawatib yang fungsinya untuk menyempurnakan shalat fardhu.
Masing-masing shalat sunnah memiliki keutamaan, misalkan “Dua rakaat
shalat sunnah sebelum Shubuh lebih baik dibandingkan dunia dan seisinya”
(HR Ahmad, Muslim, Tirmidzi, dan Nasa`i).
Subhanallah,
setiap shalat fardhu yang dilaksanakan secara berjamaah di masjid
ternyata membawa gerbong pahala yang sangat besar. Sudikah kita
meninggalkannya? (Syamsu Hilal).
Dimuat di Rubrik Hikmah Republika (9 Juli 2011)
0 comments:
Posting Komentar