Alam Menguliti Kesombongan Manusia

5 Feb 2013

Prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kabupaten Merauke yang memberikan sinyal jika akan turun hujan pada Bulan Desember tahun 2012, ternyata meleset. Sampai dengan sekarang, hujan pun belum turun dan masyarakat belum juga memanfaatkan lahan yang telah digarap untuk ditanami padi (Tabloidjubi.com, 4 Januari 2013).
Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru menyatakan bahwa di Riau tidak ada gempa. Pasalnya, dari tiga penyebab terjadinya gempa, tektonik (pergerakan lempeng bumi), vulkanik (aktifitas gunung api), dan runtuhan (goa atau dalam bumi), di Riau tidak termasuk.
Namun pada Sabtu (31/3/2012) lalu Riau diguncang gempa berkekuatan 5,1 scala richter (SR) terjadi sekitar pukul 10:58:20 WIB, dengan lokasi 1.12 LU - 101.63 BT, sekitar 42 kilo meter (KM) dari timur laut Siak-Riau. Menurut BMKG, gempa yang terjadi pada kedalaman 10 Km, lebih disebabkan adanya pertemuan aktifitas lempeng di kerak bumi dan menghasilkan energi yang menimbulkan gempa. Hal ini dijelaskan Kepala Kantor BMKG Pekanbaru, Philip Mustamu melalui staf analisa, Warih Budi Selasa (3/4) di kantornya. Dia juga menyebutkan gempa yang terjadi di Siak termasuk dangkal, harusnya goncangannya kuat, tapi pada kenyataannya guncangan yang ditimbulkan gempa hanya dirasakan bila di atas gedung dan juga rumah tingkat (Riau Pos.co, 4 April 2012).
BMKG juga pernah terpeleset tatkala menetapkan Gunung Sinabung (2.460 m dpl) di Kabupaten Tanah Karo Sumatera Utara dengan status B yang berarti dalam kondisi aman. Namun, pada Ahad (29/8/2012) pukul 00.15 WIB dinihari gunung tersebut meletus dan mengeluarkan lava dan kabut disertai abu. Hal tersebut tentu membuat warga panik.
Bukti prediksi atau ramalan yang meleset bertambah setelah Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memprediksi tentang adanya banjir besar yang menyebabkan Jakarta tenggelam pada 27 Januari 2013. Alasannya, banjir besar yang diprediksi akibat luapan rob tersebut tidak terjadi, karena pasang maksimum air laut bukan pada tanggal 27 Januari 2013 (Republika Online, 25 Januari 2013).

Cuaca Ekstrim Dunia
Juli 2012, cuaca panas yang ekstrem mendera Amerika Serikat.  Jutaan warga di sebagian wilayah Amerika Serikat tak mampu menahan gelombang panas yang suhunya mencapai di atas 100 derajat Fahrenheit atau 37,7 derajat Celcius di sejumlah kota di 20 negara bagian AS. Kota-kota yang 'terpanggang' termasuk Washington, St. Louis, dan Indianapolis. Puncaknya, Sabtu 7 Juli 2012, suhu di sebagian titik bahkan dilaporkan mencapai 106 derajat Fahrenheit atau 41 derajat Celcius, termasuk Washington. Warga ramai-ramai mencelupkan tubuhnya di kolam dan danau, menonton film atau naik kereta bawah tanah tanpa tujuan, demi menikmati  pendingin udara.
Pada 25 Januari 2013, negeri Paman Sam kembali diterjang cuaca ekstrem. Kali ini bukan gelombang panas, tapi suhu dingin esktrem disertai badai salju. Padahal warga Northeast, Amerika Serikat (AS) yang paling parah terkena dampak, masih dalam proses pemulihan akibat terjangan badai Sandy sehari sebelumnya. Cuaca dingin ekstrem yang sebelumnya melanda wilayah Midwest juga melumpuhkan jalur kereta, serta membuat pipa air membeku.
Di Australia, beberapa wilayahnya mengalami peningkatan suhu ekstrem yang terjadi sejak Jumat (4/1/2013) lalu. Akibat peningkatan suhu yang sangat ekstrem ini, banyak lahan pertanian dan hutan-hutan di Australia habis terbakar. Tercatat ada 130 titik kebakaran tersebar di beberapa wilayah Australia, seperti Tasmania selatan, New South Wales, Victoria barat, Canberra, dan masih banyak lagi. Kebakaran besar ini sulit untuk diatasi karena suhu panas itu disertai dengan angin kencang yang berhembus dengan kecepatan 120 km/jam. Selain itu, menurut laporan Badan Meteorologi Australia, suhu panas di sebagian besar wilayah Australia akan mencapai 43 derajat Celcius.
Peristiwa cuaca ekstrem juga terjadi di Brasil. Wilayah timur laut Brasil mengalami kekeringan terburuk dalam 30 tahun menyebabkan kerugian bagi ribuan petani lokal. Wilayah timur laut Brasil dikenal dengan “kekeringan Poligon” meliputi Piaui, Ceara, Rio Grande do Norte, Paraiba, Pernambuco, Alagoas, Sergipe, dan Bahia. Selama lebih dari puluhan tahun, siklus kekeringan melanda wilayah timur laut Brasil telah menyebabkan migrasi besar-besaran di cekungan Amazon dan pusat-pusat perkotaan tenggara Brasil.

Penjelasan Ilmiah
Ilmuwan Internasional mengeluarkan laporan bahwa peristiwa kekeringan parah, banjir, dan gelombang panas yang mengguncang dunia dalam dua tahun belakangan ini, disebabkan oleh peningkatan gas rumah kaca, sehingga mendorong peristiwa aneh cuaca ekstrem. Laporan tersebut ditulis dalam “State of The Climate” yang dikompilasi oleh 400 ilmuwan dari 48 negara dan dipublikasikan di dalam Buletin Masyarakat Meteorologi Amerika.
Dalam laporan tersebut dijelaskan bagaimana perubahan cuaca dapat menyebabkan kekeringan di Amerika Serikat (AS) dan benua Afrika, serta cuaca dingin ekstrem bersamaan gelombang panas di Inggris. Disebutkan juga tahun 2011 lalu adalah termasuk salah satu dari 15 tahun yang paling panas sejak tahun 1800-an. Kutub Utara menghangat sekitar dua kali tingkat garis lintang lebih rendah dengan es laut di bawah rata-rata.
Gas rumah kaca dari sumber polusi manusia seperti batu bara dan gas mencapai tingkat baru, dengan emisi karbon dioksida melebihi 390 bagian per juta, naik 2,10 bagian per juta dari 2010. La Nina telah membawa arus dingin di perairan Laut Pasifik timur, tetapi tahun 2011 juga termasuk dalam 12 tahun terpanas pada suhu air laut global.
Laporan itu juga menuliskan, para ilmuwan mengakui masih sulit untuk menghubungkan satu peristiwa dengan perubahan iklim yang disebabkan manusia. Akan tetapi masyarakat umum sudah mulai menerima cara berpikir ilmuwan bahwa cuaca atau peristiwa iklim adalah sama-sama penyebabnya. (www.suarapembaruan.com).

Penjelasan Al-Qur`an
Bencana, apa pun bentuknya, memang dapat dijelaskan secara ilmiah. Gelombang panas yang menerjang di sebagian belahan bumi sering dikaitkan dengan meningkatnya emisi gas rumah kaca yang mengakibatkan pemanasan global. Secara teori, permukaan air laut akan tinggi pada saat bulan purnama dan dapat menyebabkan banjir (rob). Gempa bumi yang berpusat di laut, umumnya akan menimbulkan tsunami.
Namun, belakangan para ahli iklim dan cuaca sering menyebut kata anomali untuk menjelaskan fenomena iklim dan cuaca yang tidak lazim. Perubahan iklim dan cuaca dianggap anomali, karena selama ini manusia hidup di dalam alam yang seimbang. Sementara, perubahan iklim dan cuaca, termasuk pergerakan kulit dan isi bumi, sesungguhnya merupakan reaksi dari alam untuk mencapai keseimbangan yang baru. Ketika hutan ditebangi hingga gundul, maka tanah di area hutan tidak lagi diikat oleh akar pohon dan air hujan tak mampu diserap. Akibatnya, tanah hutan menjadi labil, maka terjadilah longsor dan banjir. Jadi, banjir dan longsor itu merupakan reaksi alam untuk mencapai keseimbangan baru.
Penjelasan ilmiah dalam rangka mencari solusi terhadap akibat dari perubahan iklim dan cuaca, tidak akan menyelesaikan persoalan, selama solusi yang ditawarkan adalah solusi terhadap akibat, bukan terhadap penyebab utama. Kalau pun ditawarkan solusi terhadap sebab, sesunguhnya sebab tersebut merupakan akibat yang ditimbulkan oleh penyebab utama. Sementara penyebab utama dari akibat-akibat -- yang di kemudian hari menjadi sebab -- jarang atau bahkan tidak pernah dibahas dalam upaya mencari solusi.
Al-Qur`an menjelaskan bahwa penyebab utama kerusakan di bumi adalah sikap dan gaya hidup manusia itu sendiri. Manusia kurang memperhatikan hubungannya dengan alam. Kalau pun ada teori atau konsep tentang hubungan manusia dengan alam, akan tetapi teori atau konsep tersebut tidak di bingkai oleh konsep pengabdian kepada Sang Pencipta dan Pemelihara alam, yaitu Allah Swt.
Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar” (QS Ar-Ruum: 41).
Bencana alam yang ditimbulkan oleh kerusakan alam adalah sebuah konsekuensi (sunnatullah) dari penyimpangan yang dilakukan oleh manusia dalam pemanfaatan sumberdaya alam. Bencana alam merupakan peringatan dari Allah Swt. agar manusia kembali ke jalan yang benar.
Namun, ketika berbagai bentuk peringatan dari Allah Swt. tidak mampu mengembalikan manusia ke jalan yang benar, dikhawatirkan akan terjadi bencana yang lebih besar lagi sebagaimana yang pernah diturunkan oleh Allah Swt. kepada manusia terdahulu. Al-Qur`an merekam 12 kaum yang pernah ditimpa musibah besar. Mereka adalah:
1.           Kaum Nabi Nuh ‘Alaihis Salam. Nabi Nuh berdakwah selama 950 tahun, namun orang yang beriman hanyalah sekitar 80 orang. Kaumnya mendustakan dan memperolok-olok Nabi Nuh. Lalu, Allah mendatangkan banjir yang besar, kemudian menenggelamkan mereka yang ingkar, termasuk anak dan istri Nabi Nuh (QS Al-Ankabut: 14).
2.         Kaum Nabi Hud Alaihis Salam. Nabi Hud diutus untuk kaum 'Ad. Mereka mendustakan kenabian Nabi Hud. Lalu, Allah mendatangkan angin yang dahsyat disertai dengan guruh yang menggelegar hingga mereka tertimbun pasir dan akhirnya binasa (QS At-Taubah: 70, Al-Qamar: 18, Fushshilat: 13, An-Najm: 50, Qaaf: 13).
3.         Kaum Nabi Saleh Alaihis Salam. Nabi Saleh diutuskan Allah kepada kaum Tsamud. Nabi Saleh diberi sebuah mukjizat seekor unta betina yang keluar dari celah batu. Namun, mereka membunuh unta betina tersebut sehingga Allah menimpakan azab kepada mereka (QS Al-Hijr: 80, Huud: 68, Qaaf: 12).
4.         Kaum Nabi Luth Alaihis Salam. Umat Nabi Luth terkenal dengan perbuatan menyimpang, yaitu hanya mau menikah dengan pasangan sesama jenis (homoseksual dan lesbian). Kendati sudah diberi peringatan, mereka tak mau bertobat. Allah akhirnya memberikan azab kepada mereka berupa gempa bumi yang dahsyat disertai angin kencang dan hujan batu sehingga hancurlah rumah-rumah mereka. Dan, kaum Nabi Luth ini akhirnya tertimbun di bawah reruntuhan rumah mereka sendiri (QS Alsyu'araa: 160, Annaml: 54, Al-Hijr: 67, Al-Furqan: 38, Qaf: 12).
5.         Kaum Nabi Syuaib Alaihis Salam. Nabi Syuaib diutuskan kepada kaum Madyan. Kaum Madyan ini dihancurkan oleh Allah karena mereka suka melakukan penipuan dan kecurangan dalam perdagangan. Bila membeli, mereka minta dilebihkan dan bila menjual selalu mengurangi. Allah pun mengazab mereka berupa hawa panas yang teramat sangat. Kendati mereka berlindung di tempat yang teduh, hal itu tak mampu melepaskan rasa panas. Akhirnya, mereka binasa (QS Attaubah: 70, Alhijr: 78, Thaaha: 40, dan Alhajj: 44).
Selain kepada kaum Madyan, Nabi Syuaib juga diutus kepada penduduk Aikah. Mereka menyembah sebidang padang tanah yang pepohonannya sangat rimbun. Kaum ini menurut sebagian ahli tafsir disebut pula dengan penyembah hutan lebat (Aikah) (QS AlHijr: 78, Alsyu'araa: 176, Shaad: 13, Qaaf: 14).
6.         Fir’aun dan pengikutnya. Kaum Bani Israil sering ditindas oleh Firaun. Allah mengutus Nabi Musa Alaihis Salam dan Harun Alaihis Salam untuk memperingatkan Fir’aun akan azab Allah. Namun, Fir’aun malah mengaku sebagai tuhan. Ia akhirnya tewas di Laut Merah dan jasadnya berhasil diselamatkan. Hingga kini masih bisa disaksikan di museum mumi di Mesir (Al-Baqarah: 50 dan Yunus: 92).
7.         Ashab Al-Sabt. Mereka adalah segolongan fasik yang tinggal di Kota Eliah, Elat (Palestina). Mereka melanggar perintah Allah untuk beribadah pada hari Sabtu. Allah menguji mereka dengan memberikan ikan yang banyak pada hari Sabtu dan tidak ada ikan pada hari lainnya. Mereka meminta rasul Allah untuk mengalihkan ibadah pada hari lain, selain Sabtu. Mereka akhirnya dibinasakan dengan dilaknat Allah menjadi kera yang hina (QS Al-A'raaf: 163).
8.         Ashab Al-Rass. Rass adalah nama sebuah telaga yang kering airnya. Nama Al-Rass ditujukan pada suatu kaum. Konon, nabi yang diutus kepada mereka adalah Nabi Saleh Alaihis Salam. Namun, ada pula yang menyebutkan Nabi Syuaib Alaihis Salam.
Sementara itu, yang lainnya menyebutkan, utusan itu bernama Handzalah bin Shinwan (adapula yang menyebut bin Shafwan). Mereka menyembah patung. Ada pula yang menyebutkan, pelanggaran yang mereka lakukan karena mencampakkan utusan yang dikirim kepada mereka ke dalam sumur sehingga mereka dibinasakan Allah (QS Al-Furqan: 38 dan Qaf ayat 12).
9.         Ashab Al-Ukhdud. Ashab Al-Ukhdud adalah sebuah kaum yang menggali parit dan menolak beriman kepada Allah, termasuk rajanya. Sementara itu, sekelompok orang yang beriman diceburkan ke dalam parit yang telah dibakar, termasuk seorang wanita yanga tengah menggendong seorang bayi. Mereka dikutuk oleh Allah SWT (QS Al-Buruuj: 4-9).
10.      Ashab Al-Qaryah. Menurut sebagian ahli tafsir, Ashab Al-Qaryah (suatu negeri) adalah penduduk Anthakiyah. Mereka mendustakan rasul-rasul yang diutus kepada mereka. Allah membinasakan mereka dengan sebuah suara yang sangat keras (QS Yaasiin: 13).
11.         Ashabu At-Tubba’. Tubba' adalah nama seorang raja bangsa Himyar yang beriman. Namun, kaumnya sangat ingkar kepada Allah hingga melampaui batas. Maka, Allah menimpakan azab kepada mereka hingga binasa. Peradaban mereka sangat maju. Salah satunya adalah bendungan air (QS Ad-Dukhan: 37).
12.       Kaum Saba. Mereka diberi berbagai kenikmatan berupa kebun-kebun yang ditumbuhi pepohonan untuk kemakmuran rakyat Saba. Karena mereka enggan beribadah kepada Allah walau sudah diperingatkan oleh Nabi Sulaiman, akhirnya Allah menghancurkan bendungan Ma'rib dengan banjir besar (Al-Arim) (QS Saba: 15-19).

2 comments:

  1. Unknown mengatakan...:

    Jangan berhenti untuk terus berkarya, semoga

    kesuksesan senantiasa menyertai kita semua.
    keep update!Lamborghini Terbaru

  1. Anonim mengatakan...:

    terima kasih atas informasinya..
    semoga dapat bermanfaat bagi kita semua :) Ungu


Posting Komentar

 
Syamsu Hilal © 2011 | Dikunceni Kang Zack, Kunjungi Juga Suswono, Kementan dan Atang Trisnanto